BEBERAPA penelitian menyatakan bahwa ganja merusak kualitas sperma. Namun, sebuah studi terbaru memperlihatkan temuan mengejutkan yang berbanding terbalik daripada studi sebelumnya.
Studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Human Reproduction edisi 6 Februari 2019 mengklaim bahwa pria yang merokok ganja memiliki jumlah sperma yang lebih tinggi. Ini jelas berbeda dengan penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan marijuana berbahaya pada fungsi organ reproduksi pria. Namun, melansir Live Science pada Kamis (7/2/2019), bukan berarti pria harus merokok ganja untuk meningkatkan jumlah sperma mereka.
Temuan tersebut memang masih jauh dari konklusif. Butuh penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah ganja, dengan tingkat tertentu, memiliki efek positif pada produksi sperma. Studi ini tetapi menyoroti bagaimana sedikit peneliti tahu tentang efek ganja terhadap kesehatan reproduksi.
"Kita tahu jauh lebih sedikit daripada yang kita kira telah diketahui," ujar penulis senior studi ini Dr. Jorge Chavarro, profesor nutrisi dan epidemiologi di Harvard T.H. Chan School of Public Health di Boston, Amerika Serikat dalam sebuah pernyataan.
Dalam penelitian terbaru ini, para ilmuwan menganalisis data dari 662 pria bersama dengan pasangan mereka, untuk dievaluasi mengenai infertilitas dari tahun 2000 hingga 2017 di Massachusetts General Hospital Fertility Center. Para pria ini menjawab pertanyaan tentang seberapa sering mereka merokok ganja atau menggunakan obat lain. Mereka juga memberikan sampel sperma dan darah.
Secara menyeluruh, 55 persen melaporkan bahwa mereka pernah merokok ganja. 11 persen mengatakan bahwa hingga diperiksa, mereka masih mengisap ganja.
Para peneliti menemukan bahwa pria yang melaporkan pernah mengisap ganja memiliki konsentrasi sperma rata-rata 63 juta sperma per milimeter semen, dibandingkan mereka yang tidak pernah menggunakannya hanya 45 juta sperma per milimeter semen. Temuan ini sudah termasuk perhitungan berbagai faktor seperti usia, rokok, dan alkohol.
Para pengisap ganja ini juga dilaporkan memilki kadar testosteron yang lebih tinggi dibanding pria yang jarang menggunakannya.