Pelaku UMKM Inovatif, Karung Goni 'Disulap' Jadi Barang Bernuansa Etnik

Tri Nur Utami dan produk Ghoniku bernuansa etnik. (Foto: Asrul S)
PERAJIN kecil dituntut kreatif dan inovatif agar produk yang dihasilkan laku di pasaran. Apalagi pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, perajin harus mampu berinovasi merubah sesuatu yang awalnya tidak berharga menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi.
Tri Nur Utami (40) warga Wetan Pasar, Pedukuhan Jogoyudan, Kalurahan/ Kapanewon Wates, Kulonprogo menciptakan terobosan baru merubah karung goni menjadi produk 'fashion' bernuansa etnik. Pangsa pasar tas, dompet dan sarung bantal berbahan baku karung goni yang unik kini sudah menembus mancanegara. Bahkan omzetnya mencapai Rp 10 juta perbulan.
Tri mengaku ide awal membuat pruduk Ghoniku berawal dari kecintaannya terhadap produk-produk fashion yang bernuansa etnik. Sulitnya mencari barang yang ia inginkan pada saat itu, mendorongnya untuk membuat produk sendiri. Beruntung produknya banyak diterima bahkan saat ini sudah menembus pasar mancanegara seperti Singapura dan Malaysia.
"Kesukaanku dengan barang-barang etnik, ide awal saya menciptakan produk fashion berbahan baku karung goni. Setelah tas dan dompet serta sarung bantal saya jual di pasaran ternyata animo pasar cukup positif dengan banyaknya pesanan," kata Tri Nur Utami kepada KRJogja.com saat bersama anggota Paguyuban Wartawan Kulonprogo (PWK) dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) mengadakan press tour, di home industrinya baru-baru ini.
Tri mengungkapkan proses pembuatan produk fashion menggunakan bahan baku kain goni bekas tidak sembarangan. Sebelum diolah, karung goni bekas dicuci bersih agar tidak menimbulkan iritasi atau gatal bagi bagi kulit pemakainya. "Kalau konsumen menginginkan produk fashion dari karung goni baru, ya saya buatkan," ujarnya.
Tahap selanjutnya bahan karung goni dibuat pola sesuai yang keinginan atau pesanan. Agar produk Ghoniku lebih unik maka bisa dikombinasi dengan kain lain. Seperti kain batik atau tenun. "Dengan demikian motifnya beragam," ujarnya menambahkan harga produk Ghoniku relatif murah.
"Untuk jenis tas ukuran kecil hanya Rp 35.000 ribu sedangkan ukuran besar sekitar Rp 200 ribu. Tentang harga menyesuaikan tingkat kerumitan dan variasi bahan yang digunakan," katanya.
Jika sebelum pandemi Covid-19 tingkat penjualan produk Ghoniku cukup tinggi maka sekarang mengalami kelesuan. Sehingga pihaknya berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo ikut membantu memasarkan produk fashion Ghoniku.
"Selama pandemi Covid-19, daya beli masyarakat turun drastis. Kami berharap ada campur tangan pihak luar, misalnya Dinas Koperasi dan UKM peduli ikut memasarkan produk kami," harap Tri Nur Utami.(Rul)
BERITA TERKAIT
PKBTS Adakan Lokakarya Sekolah Kader Ki Hadjar Dewantara
Pengurus ORARI Kota Yogyakarta Dikukuhkan
Upaya Keras XL Axiata Hadirkan Internet Tercepat Demi Pelanggan
Dijamu Barito, PSS Ingin Lanjutkan Tren Kemenangan
Peringatan HGN di Alkid, Ada Senam Hingga Konseling Gizi
Polres Purbalingga Ringkus Komplotan Pencuri Lintas Provinsi
'Halu' Jadi Kasatpres RI, Joko Ditangkap Petugas, Ini Tampangnya
UM Purworejo Fasilitasi Sertifikasi Halal untuk Ratusan UMKM
Rahmania Astrini Rilis ‘Ground Zero’ Lagu yang Kental Nuansa R&B Soul
Bungkam Bali United di IBL Seri II, Bima Perkasa Lanjutkan Tren Positif
Erick Thohir Mulai Jaring Masukan Suporter hingga Pemilik Klub
Dear Pisces, Jangan Menekan Pasangan Adan Terlalu Keras
2024, 11 Ribu ASN Pindah ke IKN
Sinetron Tajwid Cinta 30 Januari 2023, Semakin Tegang!
Hakim Kabulkan Gugatan Praperadilan, Pemilik Palm Karaoke Bebas Jerat Tersangka
Cerita Faqih Husein Mahasiswa Difabel UGM yang Buat Accessive.id
Ratusan Anak Yatim di Sleman Terima Santunan
Dead Man Down Aksi Balas Dendam Colin Farrel di Bioskop Trans TV, Ini Sinopsisnya
Rayakan HUT ke 42, Profesi Satpam Makin Diminati
Pemkab Banyumas Dorong Pembuatan Etalase Penjualan Bibit Tanaman
Cobalah untuk Tidak Mudah Tersinggung, Khusunya bagi Pemilik Zodiak Ini