Kisah Sawitri, Anak Penjaga Hutan Wanagama Tembus S3 di Jepang

Sawitri bersama kedua orangtuanya.
GUNUNGKIDUL, KRJOGJA.com - Sawitri, warga Playen Gunungkidul berhasil menembus pendidikan doktor (S3) bidang kehutanan di Jepang. Menariknya, Sawitri merupakan putri seorang penjaga hutan Wanagama bernama Tukiyat yang sejak kecil begitu dekat dengan alam.
Tukiyat bekerja sebagai penjaga hutan Wanagama yang dikelola UGM sejak 1991 lalu. Ia pun harus tinggal di tengah hutan jauh dari tetangga bersama istri tercinta dan Sawitri anak semata wayangnya.
Beberapa hari lalu, Tukiyat menerima telpon dari Sawitri yang saat ini masih berada di Jepang. September nanti, pendidikan S3-nya di Prodi Biosphere Resource Science and Technologi Universitas Tsubuka akan selesai sekaligus berarti Sawitri akan pulang ke Indonesia.
Sudah tiga tahun sejak 2017, Sawitri meninggalkan kedua orangtuanya untuk menjalani perkuliahan di Jepang. Sebelumnya ia juga mampu menyelesaikan S1 dan S2 di Fakultas Kehutanan UGM.
Tukiyat menceritakan, sejak kecil Sawitri memang sangat menyenangi tinggal di hutan meski harus berjalan kaki sampai 2 kilometer untuk bersekolah dan tak bisa bermain dengan tetangga layaknya anak sebaya. Sebagai gantinya, Sawitri menurut Tukiyat menjadi gemar membaca buku-buku tentang hutan yang akhirnya justru menjadi bagian dari hidupnya sampai saat ini.
“Dia itu hobinya suka sekali baca buku. Selain buku dari sekolah, koleksi buku-buku tentang kehutanan yang ada di perpustakaan Wanagama itu dibaca juga. Sempat saya larang dulu karena materinya bukan untuk anak SD seusianya, tapi ternyata dia sangat suka dan kuliahnya pun sampai sekarang tentang hutan,” ungkap Tukiyat, Jumat (19/6/2020).
Kegigihan Sawitri pun akhirnya berbalas, setelah menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Wonosari tahun 2011. Lalu, ia melanjutkan kuliah di Fakultas Kehutanan UGM dengan mengambil Prodi Silvikultur dan berhasil pula menyelesaikan S2 di prodi yang sama.
“Alhamdulillah 2017 dia bisa kuliah di Jepang dan ini sudah mau lulus. Bersyukur sekali dia bisa selesai doktoralnya, mudah-mudahan ilmunya bisa bermanfaat untuk masyarakat, bangsa dan negara,” sambung Tukiyat.
Sawitri sendiri mengungkap perjalanan hidupnya selama ini memang banyak dihabiskan di hutan Wanagama bersama ayah dan ibunya. Kehidupan di Wanagama sangat sederhana bahkan mereka tak punya televisi sehingga waktu luang dihabiskan dengan membaca buku.
Namun, ternyata justru itu hikmah luar biasa dibalik kesederhanaan hidup yang dijalani. Sejak kecil Sawitri bisa menghafal nama-nama latin pepohonan dan tumbuhan yang sekaligus membuatnya fokus pada bidang kehutanan hingga hampir lulus S3.
“Kami tidak punya TV sampai sekarang. Tidak ada hiburan untuk membunuh waktu. Pelariannya, ya, membaca buku, dulu di Wanagama ada perpustakaan, saya suka baca buku apa saja, meskipun bukunya terbitan lama. Mudah-mudahan saya bisa segera lulus tepat waktu di September nanti dan ilmu yang saya miliki bisa bermanfaat,” ungkap Sawitri ketika dihubungi melalui pesan aplikasi.
Seturut rencana, Sawitri akan menyelesaikan studi pada September mendatang. Kini ia tengah mempersiapkan ujian doktoral pada Juli nanti. (Fxh)
BERITA TERKAIT
DED Pasar Kartasura, Segera Terealisasi Pembangunan
Harimau Lapar Mangsa Dua Petani
Bai Nian, Tradisi Silaturahmi Warga Tionghoa yang Terus Dilestarikan
Tetap Waspada! Sukoharjo Tingkatkan Capaian Vaksinasi Booster Kedua
Ganjar Luncurkan Program Beras untuk Ibu Hamil
Pengembangan Motor Listrik Masuk RKPD 2024
UPTD BLK Disperinaker Sukoharjo Buka Pelatihan Kerja Gelombang I
Gagal Bercinta Gara-gara Menolak Pakai Kondom, Pemuda Tikam PSK Remaja
Polres Boyolali Siap Tindak Tegas Pengguna Knalpot Blombongan
Kapolres Pastikan Isu Penculikan Anak di Purbalingga Hoaks
Rambut Kering Masalah Utama Perempuan Indonesia
Bersifat Multidimensi, Pengentasan Kemiskinan DIY Perlu Strategi ‘Cespleng’
Indonesia Siap Gelar Rangkaian ATF 2023 di DIY
Kontribusi Koperasi Terhadap PDB di Indonesia Masih Rendah
Terkait Produk Hasil Defortasi, Indonesia-Malaysia Siap Lawan Uni Eropa
Siswa PKL SMKS Perindustrian Yogyakarta Kini Dapat Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan
Jatuh 5 Februari 2023, Begini Sejarah Tradisi Cap Go Meh
Lanjutkan Kiprah di Abad ke-2 Usianya, NU Harus Semakin Berkontribusi Untuk Dunia
YIA Siap Sambut Kedatangan Delegasi ATF 2023
Cegah Kenaikan Harga Beras, Pemerintah Perlu Menyesuaikan HPP
Sepak Bola Indonesia Sudah Terlalu Lama Kotor