Dokter Maria, Jadi Obatnya Wong Cilik

Dr Maria di ruang prakteknya. (Foto: Qomarul)
TIDAK banyak dokter yang punya keinginan segera fokus menangani pasien di satu tempat praktek, seperti dokter Maria Retno Setijawati. Apalagi keinginan kuat itu sampai mendorong dirinya untuk mempercepat pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Solo.
Padahal statusnya masih sebagai kepala Puskesmas Gajahan. Tapi ia tetap mengajukan pensiun 2-3 tahun lebih awal dari tahun 2019. Karena sejak diluncurkan program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), pasien terus bertambah banyak. Setiap sore hampir 70 pasien.
"Kalau saya tidak pensiun capek melayani. Apalagi masih ada pasien umum yang tidak bisa terlayani. Kan kasihan mereka," kata dokter Maria, Selasa (23/7/2019). Alasan ini jika dijadikan dasar pengajuan pensiun dini pasti ditolak. Pasalnya di Puskesmas Gajahan, secara struktural masih dibutuhkan, begitu juga dalam hal pelayanan kepada pasien.
Akhirnya ia bisa pensiun lebih awal dengan alasan akan membantu orangtua yangĀ membuka toko alat-alat rumah tangga ternama di Pasar Gedhe Solo. Kini warga kurang mampu di tepi Bengawan Solo maupun Kali Pepe yang selalu menaruh harapan sembuh dari sakitnya semakin terbuka saat bertemu dokter Maria di Klinik Maria di jalan Untung Suropati, Kedung Lumbu, Solo.
Setiap hari (pagi-sore) sedikitnya 120 pasien yang berobat ke dokter Maria. Penyakit yang ditangani tentu bermacam-macam, termasuk 200 pasien yang masuk kategori prolanis. Para penderita penyakit kronis ini mendapat layanan medis layaknya di dokter spesialis, tapi tanpa harus berlama-lama antre. Mereka bisa duduk nyaman di ruang tunggu yang bersih sambil menunggu panggilan.
Keterbatasan fisik yang dimiliki dokter Maria tak menghalangi semangat dan komitmennya untuk menyehatkan masyarakat. Ia adalah seorang dokter yang dikenal merakyat sekaligus jadi tombone wong cilik. "Kalau ke dokter Maria penyakitnya bablas. Ia seperti tahu apa yang saya rasakan," ungkap Triyanto, pensiunan PNS yang sudah belasan tahun menjadi pasiennya.(Qomarul Hadi)
BERITA TERKAIT
Indonesia Menolak Keras Keberadaan Pulau Buatan di Laut China Selatan
Resmi Dilantik, FPTI DIY Jadikan Kelolosan PON Sebagai Target Utama
Gerindra Bantul: Prabowo Presiden 2024 Ini Harga Mati
Pertemuan Menteri ATF Dorong Pariwisata ASEAN Lebih Inovatif dan Kompetitif
SD Muhammadiyah Tegalrejo Launching Sekolah DigitalĀ
Delegasi ATF 2023 Jajal Borobudur Trail of Civilization
Hanya Dua Pelatih Lokal Tersisa di Liga 1, Begini Kata Kak Seto
Sengketa Saham Tambang, Dirut CLM Berharap Dirjen AHU Revisi Keputusan
Erik Ten Hag Buktikan MU Tidak Butuh Ronaldo
16 Tim Ramaikan Turnamen Futsal Milad RS PKU Muhammadiyah
Oh No! Bocor Identitas Perempuan Perenggut Keperjakaan Pangeran Harry
Bupati Kendal Dico Ganinduto Hadiri Acara Hari Pers Nasional 2023
JEC Sukses Jadi Tempat Event Internasional Asean Tourism Forum 2023
OK 'Sakpenake' Hibur Pengunjung ATF 2023 di JEC
Thailand Masters 2023, 'The Babbies' Persembahkan Gelar Bagi Merah Putih
Prof Gunarto : Generasi Y dan Z Dominan di Pemilu 2024
Tuntas Buyback Rp 3 T, BRI Tambah Lagi Rp 1,5 T
Sama-sama Alumni Fakultas Teknik Arsitektur UGM, Kini Bertemu di Pelaminan
PB Manunggal Dominasi Gelar PBSI Bantul Series
Bawa Sajam, Tim Pandawa Polres Sukoharjo Amankan Dua Remaja
Kahmi dan HMI Ingin Wujudkam Pemilih Berdaulat