Dari Jual Jenang, Ibu Ngajinem Bisa Umrah

Ibu Ngajinem saat melayani para pembeli. (Foto: Evi N)
PERJALANAN hidup seseorang memang sulit diterka. Hal itu pula yang terjadi pada Ibu Ngajinem, warga Dusun Papringan, Kelurahan Catur Tunggal, Kecamatan Depok Kabupaten Sleman. Berkat usahanya jual jenang keliling, ibu Ngajinem bisa pergi umrah.
Mengawali usahanya jual jenang sejak tahun 1990 hingga saat ini, ibu Ngajinem enggan untuk beristirahat dirumah. Karena menurutnya, berjualan adalah cara untuk tetap bertahan hidup tanpa melibatkan anaknya yang sudah sukses.
"Saya masih sehat, masih pengen jalan-jalan pake uang sendiri," tutur ibu Ngajinem.
Mulanya berjualan, ibu Ngajinem harus menggendong daganganya seberat 1 kg berkeliling ke komplek Colombo, Karang Malang, Samirono, hingga Kuningan. Dua tahun setelahnya, ibu Ngajinem mulai menggunakan sepeda onthel tua miliknya hingga saat ini.
Selama dua tahun terakhir, Ibu Ngajinem memutuskan untuk memarkir daganganya di Jalan Demangan. Meskipun demikian, pelanggan ibu Ngajimen tidak pernah sepi bahkan semakin ramai dicari.
"Berkat berkeliling dulu, jadi punya banyak pelanggan, ada juga yang dari godean jauh-jauh kesini pake ojek online," kata ibu Najinem, Rabu (27/02/19).
Berkat usaha dan kerja kerasnya, pada tahun 2017 ibu Najinem juga bisa pergi umroh dari hasil dagangannya selama bertahun-tahun. "Saya nabung buat beli sapi, terus sapinya dijual buat daftar pergi umroh, alhamdulilah kesampaian," kata wanita berjilbab tersebut.
Tidak hanya umroh, peralatan rumah tangga seperti mesin cuci, kulkas bahkan mobil bisa dibeli sendiri dengan jerih payahnya menjual jenang.
Jenang yang dijual ibu Najinem ternyata sudah melegendaris di Yogya. Ada jenang sumsum, mutiara, candil, dan ketan hitam dengan harga Rp 5000 rupiah per porsi.
Dari pantauan KRJOGJA.com, sejak sore hari para pelanggan silih berganti berdatangan membeli jenang. "Baru mangkal juga udah ramai pembeli, waktu itu ada pelangan jauh-jauh dari bandara kesini cuma mau beli jenangnya ibu," kata ibu Suprih sahabat Ibu Ngajinem.
Meskipun demikian, Ibu Ngajinem tetap menggunaka sepeda onteh tua miliknya untuk berjualan karena menurutnya lebih nyaman menggunakan sepeda. Dalam sehari Ibu Ngajimem bisa meraih omset sekitar Rp 400 ribu rupiah.
Dibuat menggunakan gula jawa asli dan pembuatan jenang juga tanpa campur tangan orang lain membuat jenang ini sangat khas. "Enggak matep kalau enggak dimasak sendiri," katanya. Jenang ibu Ngajinem biasa mangkal di jalan Demangan baru, depan SD Kanisius dari pukul 16.00 wib hingga habis. (Evi Nur Afiah)
BERITA TERKAIT
Tak Hanya Berkah, Puasa Arafah Jadi Ibadah Sunnah Penghapus Dosa
Data BPS Tunjukkan Jumlah Perokok Anak Turun di 2022
James Cameron Buka Suara, Jack Dawson Bisa Selamat di Film Titanic
Mau Tau Isi Goodie Bag Grammy Awards 2023? Ternyata Ada Gift Card Sedot Lemak
Curah Hujan Tinggi, BPBD Pantau Wilayah Rawan Bencana Alam
Lempeng Anatolia Picu Gempa Turki yang Sudah Renggut 1.600 Nyawa
Satu Abad NU, Wapres Ma’ruf Amin Ajak Ulama Dunia Responsif Hadapi Isu Global
Setoran Dividen & Pajak BRI ke Negara Capai Rp136,5 Triliun
Wapres Minta AAL Adakan Pendidikan Terbaik untuk Taruna
Jika Diizinkan, Elon Musk Kirim Starlink ke Turki
Travex ATF Jadi Kesempatan Emas Kebangkitan Pariwisata DIY
BKKBN dan BPS Bentuk Desa Cantik
5 Imbauan KBRI Ankara untuk WNI di Turki
Pesan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nasir di Harlah 1 Abad NU
Diungkap Bea Cukai, Pengiriman Rokok Ilegal Pakai Mobil Pribadi
Sama Seperti Indonesia, Malaysia Juga akan Mengalami Cuaca Ekstrem
Airlangga Resmikan Kawasan Sains dan Teknologi
Gus Miftah Raih Sarjana di Unissula, Sidang Skripsi Bikin Rekor
Warganet Gaungkan Tagar Pray for Turkey di Twitter
Sukseskan Pelaksanaan MBKM, UTY Gandeng 25 Perusahaan
Bapak Tega 'Garap' Putri Kandung Sendiri