Cerita Indah Tentang 'Konser Kodok yang Ricuh'

Dwi Indah Prasetyowati (foto: istimewa)
Krjogja.com - YOGYA - Musim hujan biasanya banyak kodok bernyanyi bersahutan. Konser kodok itu mengilhami Dwi Indah Prasetyowati (45) untuk menulis cerita anak tentang konser kodok yang ricuh.
Kebetulan disamping bisa main piano dan keyboard, Indah juga pernah ikut paduan suara, sering nonton konser orkestra dan punya pengalaman terjun di dunia sinetron.
Indah sendiri lulusan D3 Akademi Seni Drama & Film (Asdrafi) Yogyakarta yang kemudian belok jalur S1 Pendidikan Sejarah di Universitas PGRI Yogyakarta. Karena menjadi guru di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta, maka nama lengkapnya menjadi Nyi Dwi Indah Prasetyowati SPd.
"Saya mengamati jika kodok-kodok berbunyi bersahutan bagaikan konser orkestra atau paduan suara," kata Indah, di tempat tinggalnya Sewon Bantul, Minggu (1/1/2022).
Konon jika ada seekor kodok yang salah bunyi, maka akan dimarahi kodok lainnya. Sebagai orang yang pernah aktif di dunia sinetron, dan ikut paduan suara, menurut Indah, bisa membidik mana yang dijadikan konflik agar cerita menarik.
Bumbu-bumbu karakter kodok yang bermuatan pendidikan diangkat oleh Indah. Ambisi dan ego manusia digambarkan pada tokoh kodok dalam cerita itu. Judulnya "Konser Kodok yang Ricuh".
Indah sengaja membuat jalinan cerita mudah diubah menjadi skenario untuk FTV. Konser kodok itu, bersama dengan empat cerita anak lainnya, diterbitkan dalam buku kumpulan cerita anak yang berjudul "Balas Budi Ikan Hiu Kecil".
Menurut Indah pengalaman menjadi sekretaris di Production House Gardu Seni Jakarta, pengalaman jadi pemain, pengalaman sebagai guru, mewarnai karya fiksi yang ditulisnya. Indah mengatakan juga tertarik dengan dunia jurnalistik, aktif menulis di Majalah Siswa Nusantara (Sinus) terbitan Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa.
Kumpulan cerita yang ada dalam buku itu semua berisi pendidikan karakter, disamping bisa digarap menjadi FTV. Masing-masing ceritanya berjudul Balas Budi Ikan Hiu Kecil, Konser Kodok yang Ricuh, Patung Ajaib, Sidang Ayam dan Kambing, Perjanjian Tikus dan Mak Ciwet.
Semua berisi pendidikan karakter bagi siswa dan berupaya membangkitkan kesukaan membaca buku bagi anak-anak. (War)
BERITA TERKAIT
Ramadan, Lansia di Juwangi Belajar Mengaji
Waduh! Mahasiswa UNS Solo Jatuh ke Goa Beraholo yang Dalamnya Ratusan Meter
Ini Dia Cara Bikin Cendol Dawet Tanpa Cetakan
Puluhan Lansia Isi Waktu Puasa dengan Belajar Mengaji
FPB Sukoharjo Pantau Persiapan Pembayaran THR 2023
Cara Menyelesaikan Problem Matematika dengan Computational Thingking
BPKPAD Sukoharjo Imbau Percepat Pelunasan PBB
Unik, Indra Utami Tamsir Rilis Lagu Religi Keroncong 'Bulan Ampunan'
Polres Sukoharjo Gencarkan Patroli Ramadan
Ramadan di Karanganyar, Operasional Tempat Hiburan dan Warung Makan Dibatasi
KPU Rampungkan Regulasi Alokasi Kursi Dapil
RI Punya CoE Terbesar untuk Kelistrikan dan Otomasi industri
Divonis Kanker Payudara Nunung Srimulat Jalani Kemoterapi, Begini Kesehatannya
Pria Tak Dikenal Tewas Tertabrak KA Bima
Sedang Marak 'Perang Sarung' Polisi Gagalkan Tawuran Antar Pelajar Karanganyar
Usai Menikahi Ken Umang dan Anusapati, Ken Arok Menuai Karma?
Apri-Fadia Mundur Gregoria Kalah, Indonesia Tanpa Gelar di Swiss Open 2023
Suzuki GSX-8S Resmi Meluncur, Performanya Siap Tantang Pencinta Adrenalin
PPY Bantul Adakan Pembekalan Anggota Baru, Upaya Jaga Mutu dan Standarisasi
Gantikan Martial, United Kejar Dembele
Fakta Menarik Lagu Lingsir Wengi, Benarkah untuk Memanggil Makhluk Halus?