• Sabtu, 23 September 2023

Pemkab Boyolali Gelar Festival Thek Thek 2022 untuk Mentradisikan Tradisi

- Minggu, 20 November 2022 | 12:37 WIB
Festival Thek Thek berlangsung di Gelanggang Anuraga Boyolali  (foto: mulyawan)
Festival Thek Thek berlangsung di Gelanggang Anuraga Boyolali (foto: mulyawan)

 

BOYOLALI - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) menggelar Festival Thek Thek Tahun 2022.

 

Acara digelar selama dua hari yakni Sabtu-Minggu (19-20/11/2022) bertempat di Gelanggang Anuraga Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali. Bekerja sama dengan Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Boyolali, Festival tersebut diikuti oleh 22 kecamatan di Kabupaten Boyolali.


 

Kepala Diskominfo Kabupaten Boyolali, Bony Facio Bandung mengungkapkan festival yang bertema Mentradisikan Tradisi ini digelar untuk melestarikan budaya dan komunikasi tradisional yang ada di Kabupaten Boyolali.

 

"Tugas kami sebagai pemerintah merangkul FK Metra untuk melestarikan budaya-budaya tradisional, yang didalam era informasi itu akan tergilas oleh budaya modern," kata Bony di sela kegiatan, Minggu (20/11/2022).

 

Dilanjutkan olehnya, derasnya arus digitalisasi bisa mengancam eksistensi tadisi dan alat komunikasi lokal. Maka tugas pemerintah harus hadir untuk menyelamatkan tradisi-tradisi yang ada.

 

"Sekarang dengan adanya era digitalisasi, [tradisi dan alat komunikasi tradisional] sudah sedikit terbengkalai. Maka kami bekerja sama dengan FK Metra untuk melestarikan budaya itu agar tidak tergilas oleh budaya modern," ujar Bony.

 

Sementara, Ketua FK Metra Boyolali, Ribut Budi Santoso, mengatakan festival ini menjadi salah satu upaya untuk mentradisikan tradisi yang hampir punah. FK Metra, kata Ribut, punya agenda rutin untuk mengangkat kembali media tradisional agar tetap lestari dengan menggunakan media kentongan.

 

Menurutnya, kentongan menjadi warisan budaya yang sangat luhur, media keamanan pada era dulu dan kentongan bisa menjadi sebuah kesenian hingga sebagai filosofi di nusantara. 

 

"Konsep kami mentradisikan tradisi, legenda-legenda yang ada di kecamatan monggo bisa ditampilkan disini, tapi kami membuat frame terkait dengan boyolali metal," terangnya.

 

Durasi waktu penampilan masing-masing peserta dibatasi antara 15 menit sampai 20 menit. Sementara jumlah peserta maksimal yang tampil sebanyak 15 orang.

 

Hari pertama diikuti oleh delapan peserta, yakni dari Kecamatan Wonosegoro, Tamansari, Cepogo, Boyolali, Mojosongo, Gladagsari, Banyudono dan Sawit.

 

Salah satu peserta, Sujiyo mengatakan senang bisa mengikuti festival rutin setiap tahun ini.

 

"Harapan yang diinginkan supaya bisa mengembangkan seni budaya," ungkapnya yang berasal dari kelompok Segoro Muncar, Kecamatan Wonosegoro ini. (R-3)

Editor: Ary B Prass

Tags

Terkini

Go Digital, Bupati Sukoharjo Luncurkan Kompas UMKM

Jumat, 22 September 2023 | 17:30 WIB

Sembilan Tersangka Pembacok Warga Ditangkap

Jumat, 22 September 2023 | 06:10 WIB

Sri Mulyani Serahkan Jadup untuk Rizki di Bowan

Rabu, 20 September 2023 | 14:50 WIB

Kurikulum Merdeka Cocok Diterapkan untuk Anak TKI

Rabu, 20 September 2023 | 14:00 WIB

50 Tangki Air Bersih Dikirim ke 3 Kecamatan di Boyolali

Selasa, 19 September 2023 | 20:05 WIB

Bupati Klaten Serahkan Bantuan Renovasi 686 Unit RTLH

Selasa, 19 September 2023 | 11:10 WIB

Mahasiswa Baru Unwidha Klaten Ikuti Kuliah Perdana

Senin, 18 September 2023 | 13:55 WIB

Pemkab Sukoharjo Baru Miliki Dua Lokasi CFD

Senin, 18 September 2023 | 13:30 WIB

Honorer Wajib Ikuti Tahapan Seleksi PPPK 2023

Sabtu, 16 September 2023 | 23:10 WIB
X