SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Droping air bersih masih dilakukan Pemkab Sukoharjo untuk warga terdampak kekeringan di wilayah selatan meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu. Pengiriman tahun ini lebih panjang karena hingga pertengahan November masih dilakukan petugas disebabkan karena dampak kemarau panjang. Sedangkan 2018 lalu droping air bersih selesai pada akhir Oktober.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Sri Maryanto, Kamis (21/11/2019) mengatakan, belum ada penghentian dan droping air bersih masih terus dilakukan dengan sasaran warga terdampak kekeringan di tiga kecamatan di wilayah selatan Sukoharjo. Petugas mengirimkan bantuan air bersih sebanyak 12-15 truk tangki air di distribusikan di Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu.
Air bersih dibagikan secara gratis kepada warga yang membutuhkan bantuan dari Pemkab Sukoharjo. Air bersih juga datang dari berbagai pihak terkait yang peduli terhadap kondisi warga terdampak kekeringan.
“Droping air bersih masih terus kami lakukan khususnya di Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu. Tahun 2019 ini merupakan droping terlama karena hingga pertengahan November pengiriman air bersih masih dilakukan. Pada tahun 2018 lalu droping air bersih selesai pada akhir Oktober,†ujarnya.
BPBD Sukoharjo tidak bisa memastikan kapan droping air bersih akan dihentikan. Sebab kebutuhan warga harus dipenuhi semua mengingat mereka sekarang tidak memiliki stok air bersih. Penyebabnya karena dampak kemarau panjang membuat sumur mengering.
“Posisi sekarang intensitas hujan masih rendah. Apalagi di tiga kecamatan terdampak kekeringan itu baru sekali hujan. Itupun sangat rendah,†lanjutnya.
Dengan kondisi demikian maka sumur warga belum terisi dan sepenuhnya menggantungkan kebutuhan dari droping air bersih. Pemkab Sukoharjo menjamin sepenuhnya kebutuhan air bersih warga dengan pengiriman setiap hari.
“Intensitas hujan sekalipun sudah tinggi apabila sumur warga belum terisi maka droping masih terus dilakukan,†lanjutnya.