Dukun Pengganda Uang Masih Dipercaya, Ini Alasan dari Kacamata Psikologis

- Rabu, 12 April 2023 | 09:55 WIB
Korban pembunuhan dukun pengganda uang Mbah Slamet. (Istimewa)
Korban pembunuhan dukun pengganda uang Mbah Slamet. (Istimewa)

Krjogja.com - SLEMAN - Aksi pembunuhan yang dilakukan dukun Slamet pengganda uang asal Banjarnegara, Jawa Tengah pada 12 pasiennya membuat gempar masyarakat beberapa hari terakhir. Aksi keji itu terkuak karena ada salah satu korban yang sempat membuat rekaman suara pada keluarga.


Lalu, mengapa pada era modern saat ini, masih ada masyarakat yang percaya pada praktek dukun pengganda uang seperti Slamet? Psikolog Sosial UGM, Prof. Koentjoro pun angkat bicara soal fenomena dukun Slamet ini.


Menurut dia, di tengah era modern saat ini masih banyak orang yang memercayai dukun dengan kemampuan luar biasa dapat mengubah hidup seseorang karena cara berpikir masyarakat Indonesia masih bersifat matrealistis. "Kalau dari perspektif korban, masyarakat kita itu konsep berpikirnya sangat matrealistis,” ungkapnya.


[crosslink_1]


Menurut Koentjoro, di tengah kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, orang bisa dengan mudahnya melihat unggahan di dunia maya lewat media sosial yang memamerkan kemewahan hidup atau flexing. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang turut memicu orang memiliki keinginan untuk tampil seperti mereka yang memperlihatkan simbol-simbol kepemilikan material.


"Untuk mewujudkannya orang akan berusaha dengan berbagai cara, termasuk dengan jalan pintas menemui dukun," sambung Koentjoro.


Perubahan relasi di komunitas masyarakat diakui Koentjoro juga mengalami perubahan dari sebelumnya dengan motif berafiliasi, berkumpul, serta bersahabat, tetapi sekarang ini mulai berubah pada motif kekuasaan maupun simbol-simbol status sosial kian menggejala. Orang cenderung memamerkan simbol status sosial agar bisa diakui dan dihormati.


“Bagi orang berpengaruh, berbakat, maupun terdidik yang jadi korban itu karena serakah, ingin mendapatkan kekayaan lebih. Mereka ingin diakui dan dihormati lewat memerkan simbol-simbol status sosial,” sambung dia.


[crosslink_2]


Guru Besar Fakultas Psikologi UGM ini menyampaikan ada dua faktor yang menyebabkan masyarakat mudah percaya dukun, pertama kemungkinan korban terkena hipnotis, gendam atau magic. Kedua, ada orang tertentu yang mampu memengaruhi, meyakinkan bahkan memikat para korban untuk memercayai iming-imingan yang disampaikan.


“Dukun ini juga mencari cara mendapat uang cepat dari korban-korbannya. Biar tidak ditagih terus penggandaan uang yang dijanjikan, korban diajak melakukan ritual yang sebenarnya untuk menghabisi nyawa korban dan mereka percaya kalau itu bagian dari ritual,” lanjutnya lagi.


Koentjoro mengatakan sudah saatnya pendidikan keluarga digaungkan kembali dengan mengajarkan ketentraman dan kesejahteraan hidup bukan berdasar dari simbol status sosial. Namun memaknai kebahagiaan dengan selalu bersyukur kepada Tuhan.


“Sebenarnya agak susah mencegahnya, selama motivasi ingin diakui masih ada. Perlu belajar sufisme untuk melawan matrealisme sehingga disini pendidikan keluarga menjadi penting dalam mengajarkan kehidupan untuk senantias bersyukur pada tuhan,” pungkasnya. (Fxh)

Editor: Danar W

Tags

Terkini

Jerat Hukum 2 Tersangka Perundungan di Cilacap

Senin, 2 Oktober 2023 | 00:10 WIB

Pelaku Pencuri Pajero Dibekuk Reskrim Polres Boyolali

Kamis, 28 September 2023 | 23:10 WIB

Tiga Pemuda Diamankan Gegara Jual Beli Obat Daftar G

Rabu, 27 September 2023 | 10:53 WIB

Gegara Tiket Blackpink, Wanita Cantik Ini Masuk Bui

Kamis, 21 September 2023 | 13:34 WIB

Istri 'Dirusuhi' Ngajak Bala Keroyok Rivalnya

Selasa, 19 September 2023 | 17:37 WIB

Pencuri Gondol Tabung Gas dan Rokok

Selasa, 19 September 2023 | 16:30 WIB

Kasus Bunuh Diri Meningkat di Tahun 2023

Minggu, 17 September 2023 | 19:25 WIB

Kasus Buang Bayi, Diduga Pelaku Karyawati Pabrik Garmen

Jumat, 15 September 2023 | 11:22 WIB

Sindikat Narkotika Internasional Ditangkap di Cilacap

Jumat, 15 September 2023 | 11:03 WIB

Berkedok Numpang Salat Ternyata Nggondol HP

Kamis, 14 September 2023 | 11:30 WIB
X