KRjogja.com - KULONPROGO - Sejumlah petani bawang merah bernaung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumber Makmur Kalurahan Srikayangan, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai menerapkan teknologi tepat guna dalam mengolah lahan pertanian mereka. Penggunaan energi listrik dirasa cukup efektif dan efisien sekaligus sangat menguntungkan.
"Saya sangat apresit semangat dan langkah-langkah para petani di Srikayangan yang menerapkan energi listrik dalam sistem pertanian, sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga. Jika seluruh petani di Kulonprogo bisa berinovasi menerapkan energi listrik maka kesejahteraan masyarakat dari sektor pertanian akan luar biasa," kata Ketua DPRD Kulonprogo Akhid Nuryati SE saat meninjau lahan pertanian bawang merah yang menggunakan tenaga listrik dalam penyiraman tanaman, di Bulak Srikayangan, Kalurahan Srikayangan, Sentolo, Senin (18/9/2023).
Baca Juga: Mendikbudristek Tinjau Keberhasilan Vokasi di SMKN 2 Kasihan, Yogyakarta
Selain mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani khususnya bawang merah, penggunaan energi listrik juga diyakini bisa mewujudkan kedaulatan pangan di Kabupaten Kulonprogo. Untuk itu pemerintah daerah hendaknya memberikan perhatian terhadap kebutuhan lain para petani dalam pengelolaan lahan pertanian.
"Kalau di sini sudah ditetapkan sebagai kawasan pertanian bawang merah maka sarana prasarana pendukungnya dilengkapi. Misalnya penyediaan demplot bibit dan tempat atau gudang penyimpanan produk hasil panen, sehingga biaya pembeliaan bibit bisa di tekan atau lebih murah. Demikian juga harga penjualan hasil pascapanen tetap bagus, karena kondisi bawang merah masih baik dan tidak mengalami pembusukan," jelas politi perempuan PDI Perjuangan tersebut.
Gudang penyimpanan hasil panen sangat dibutuhkan. Sehingga ketika harga bawang merah murah petani tidak langsung menjualnya tapi menyimpannya dulu di gudang. "Kalau ada teknologi dan tempat penyimpanan yang bisa menjaga bawang merah tetap segar tentu bisa dijual saat harga sedang bagus," tutur Akhid.
Baca Juga: Baliho Prabowo-Gibran Marak, Gerindra Mengaku Tidak Memasang
Ketua Komisi II DPRD Kulonprogo sekaligus pengusaha hasil pertanian di Srikayangan, Yuliantoro SE menegaskan, anggota Gapoktan Sumber Makmur baru menerapkanan energi listrik dalam pertanian tanaman bawang merah. Saat ini baru lima orang dengan 110 kilowatt hour (KWh) yang menggunakan energi listrik tersebut. "Penggunaan listrik dalam pembudidayaan bawang merah sangat hemat sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM), lebih efektif dan efisien," ujarnya.
Baca Juga: Mahasiswi Asal Bengkulu Ditemukan Meninggal di Kamar Kost Condongcatur
Sistem kerja energi listrik dalam penyiraman tanaman bawang merah dinilai efektif, efisien dan aman. Lantaran petani setempat sudah menggunakan remote control dalam menghidupkan dan mematikan mesin pompa air tenaga listrik. Dengan remote, petani bisa dari jarak 200 meter mematikan dan menghidupkan mesin sehingga aman tidak kesetrum. Selain itu petani juga tak perlu wira-wiri menghidupkan atau mematikan mesin tapi cukup menekan remote mesin otomatis nyala atau mati," terangnya.
Sementara itu Ketua Gapoktan Sumber Makmur Srikayangan, Sunardi menegaskan, daya 110 KWh dinilai masih sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan listrik pertanian bawang merah di sana. "Kami perkirakan masih butuh 700 KWh. Selain itu petani juga membutuhkan tiang penyangga kabel yang ditarik ke lahan-lahan jauh dari pinggi jalan," ungkapnya membenarkan penggunaan energi listrik di sektor pertanian bawang merah memang lebih murah dan irit. (Rul)
Artikel Terkait
Mahasiswi Asal Bengkulu Ditemukan Meninggal di Kamar Kost Condongcatur
Buat Kamu yang Anti Ribet, BRI Sediakan Layanan Digital Customer Service
Sukses Program Kesehatan Reproduksi, Kenya dan Bangladesh Belajar di Kota Madiun
Baliho Prabowo-Gibran Marak, Gerindra Mengaku Tidak Memasang
Mendikbudristek Tinjau Keberhasilan Vokasi di SMKN 2 Kasihan, Yogyakarta
1.502 Wisudawan USD Merdeka dan Terbang Tinggi