• Rabu, 27 September 2023

Pendapatan Industri Asuransi Jiwa Kuartal I Tahun 2023 Turun 12,7 Persen

- Kamis, 25 Mei 2023 | 06:35 WIB
Pendapatan Industri Asuransi Jiwa Kuartal I tahun 2023 Turun 12,7 Persen
Pendapatan Industri Asuransi Jiwa Kuartal I tahun 2023 Turun 12,7 Persen

Krjogja.com - JAKARTA - Total pendapatan industri asuransi jiwa pada kuartal I tahun 2023 sebesar Rp 54,36 triliun. Pendapatan tersebut mengalami penurun sebesar 12,7 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 yang mencapai Rp 62,27 triliun.


Dikatakan, penurunan tersebut surat edaran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau SE OJK tentang pemasaran PAYDI (produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi, pada tanggal 14 Maret 2023 sudah berlaku secara penuh.


“Sebagaimana diketahui bahwa pada 14 Maret 2023 SEOJK PAYDI telah berlaku secara penuh. Sedikit banyak hal ini cukup mempengaruhi capaian pendapatan industri asuransi jiwa pada kuartal I tahun 2023. Banyak anggota AAJI yang menahan penjualan dan melakukan adaptasi terhadap perubahan tersebut. Harapannya seiring dengan berjalannya waktu, adaptasi yang dilakukan industri akan memperkuat perlindungan kepada pemegang polis dan memberikan hasil yang positif bagi pertumbuhan kinerja asuransi jiwa,” kata Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon di Jakarta, Rabu (24/05/2023).


[crosslink_1]


Dikatakan, pada kuartal I tahun 2023, industri asuransi jiwa mencatatkan jumlah tertanggung sebanyak 87,54 juta orang atau meningkat 12,48 juta orang atau 16,6 persen bila dibandingkan dengan kuartal I tahun 2022 yang mencapai 75,06 juta orang. Dengan rincian 29,74 juta tertanggung perorangan atau tumbuh 42,4 persen, dan 57,80 juta tertanggung kumpulan atau tumbuh 6,7 persen.


“Peningkatan jumlah tertanggung yang terus dicatatkan merupakan hasil yang sangat baik di tengah upaya industri untuk memperluas perlindungan asuransi jiwa bagi masyarakat Indonesia. Hasil ini menjadi modal bagi para pelaku industri untuk semakin memberikan pelayanan dan pilihan produk yang beragam guna memenuhi kebutuhan masyarakat,” paparnya.


Budi menambahkan peningkatan jumlah tertanggung juga sejalan dengan pertumbuhan jumlah uang pertanggungan. Total uang pertanggungan industri asuransi jiwa mencapai Rp 5.002,29 triliun atau meningkat 17,3 persen jika dibandingkan dengan hasil capaian pada kuartal I tahun 2022 yang mencapai 4.270 triliun.


“Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman masyarakat akan fungsi proteksi asuransi jiwa semakin bertumbuh,” ujarnya.


Sedangkan total polis asuransi jiwa sebesar 30,15 juta polis atau tumbuh 9,4 juta polis atau serata dengan 45,3 persen dibandingkan kuartal I tahun 2022 yang mencapai 20,75 juta polis. Polis perorangan tumbuh 45,1 persen menjadi 29,06 juta polis dan polis kumpulan tumbuh 48,9 persen menjadi 1,09 juta polis.


Sedangkan total premi sebesar Rp 45,6 triliun, atau turun 6,9 persen dibanding kuartal I tahun 2022 yang mencapai Rp 48,99 triliun. “Walaupun pendapatan premi mengalami penurunan, namun secara weighted mengalami pertumbuhan 2 persen menjadi Rp 28,1 triliun,” katanya.


Sedangkan total klaim Rp 45,56 triliun telah dibayarkan selama periode Januari – Maret 2023. Jumlah ini meningkat 5,1 persen jika dibandingkan dengan pembayaran klaim pada periode Januari – Maret 2022.

Sementara itu, Ketua Bidang Kanal Distribusi dan Inklusi Tenaga Pemasar AAJI, Elin Waty menyampaikan pembayaran klaim yang senantiasa meningkat membuktikan bahwa industri ini adalah industri yang likuid dan mampu menunaikan kewajibannya kepada para pemegang polis atau penerima manfaat.


“Sebanyak 3,82 juta pemegang polis dan penerima manfaat telah merasakan manfaat asuransi jiwa. Kami di industri berupaya memberikan pelayanan yang maksimal kepada nasabah dengan membayarkan klaim sesuai dengan ketentuan polis yang berlaku,” jelas Elin


Elin juga menambahkan bahwa sejak pertengahan tahun 2022 klaim kesehatan menjadi salah satu komponen klaim yang meningkat pesat. Tercatat pada periode kuartal I tahun 2023 ini klaim kesehatan mengalami peningkatan sebesar 38,6 persen. Inflasi biaya medis yang cukup tinggi menjadi indikasi atas tingginya pertumbuhan tersebut.


Adapun total aset mencapai Rp611,52 triliun. Hasil tersebut mengalami penurunan sebesar 0.9 persen jika dibandingkan dengan total aset pada Maret 2022. 87,4 persen total aset merupakan total investasi yang sampai periode tersebut mencatatkan nilai sebesar Rp 545,79 triliun.

Halaman:

Editor: Ivan Aditya

Tags

Terkini

Wilayah Kering Bakal Ditanami Pohon Beringin

Rabu, 27 September 2023 | 19:45 WIB

UUS BPD DIY Dapat Penghargaan Golden Tropy

Rabu, 27 September 2023 | 16:56 WIB

BSI Boyong Katadata Corporate Sustainability Awards

Rabu, 27 September 2023 | 15:34 WIB

Arsul Sani Jadi Hakim Konstitusi, Apa Alasannya?

Rabu, 27 September 2023 | 11:57 WIB

MK Tidak Berwewenang Ubah Batas Usia Capres-Cawapres

Rabu, 27 September 2023 | 09:52 WIB

Kades Korupsi Dana Pembangunan Desa, Siap-siap Diciduk

Rabu, 27 September 2023 | 06:30 WIB

Jadi Ketum PSI, Kaesang Bakal Sowan ke Presiden

Rabu, 27 September 2023 | 06:10 WIB

Petani Harus Dijamin Untung

Selasa, 26 September 2023 | 17:27 WIB

Indonesia Luncurkan Bursa Karbon

Selasa, 26 September 2023 | 17:06 WIB
X