Krjogja.com - JAKARTA - Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) sekaligus Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Rudi Kamdani mengatakan, berdasarkan data ASEAN Insurance Surveillance Report, pada tahun 2022 penetrasi asuransi di Indonesia apabila dibandingkan dengan PDB ada di angka 1,4 persen, angka ini masih di bawah negara-negara ASEAN lainnya, seperti Singapura di angka 12,5 persen, Malaysia di angka 3,8 persen, dan Thailand di angka 4,6 persen.
"Penetrasi asuransi di Indonesia baru 1,4 persen, masih di bawah negara negara ASEAN,” kata Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) sekaligus Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Rudi Kamdani, pada acara Insurance Award 2023, yang diselenggarakan Media Asuransi di Jakarta, Senin (18/09/2023).
Sementara dari perspektif lini usaha, asuransi jiwa mencatatkan kenaikan aset yang konsisten selama 5 tahun terakhir, yaitu sebesar 5 persen secara CAGR, dengan posisi sebesar Rp 585 triliun. Pendapatan premi pun cenderung stabil dalam 5 tahun terakhir dengan perolehan sebesar Rp 169 triliun pada akhir tahun 2022.
Dikatakan, untuk aset asuransi umum bertumbuh sebesar 8 persen secara CAGR menjadi Rp 197 triliun dan jumlah premi tumbuh sebesar 7 persen menjadi Rp 78 triliun. “Apabila dilihat secara gabungan maka asuransi jiwa dan asuransi umum tumbuh sebesar 4 persen,” tegasnya.
Sementara itu, perusahaan Reasuransi juga mengalami pertumbuhan aset yang cukup baik sebesar 12 persen secara tahunan dalam 5 tahun terakhir dengan posisi pada akhir 2022 sebesar Rp.34 triliun. Sejak peluncurannya, Asuransi Syariah terus mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Dalam hal Aset Asuransi Jiwa Syariah, pada tahun 2022 mempunyai porsi sebesar 5,6 persen dibandingkan total aset Asuransi Jiwa secara umum. Sedangkan Asuransi Umum Syariah memiliki market share sebesar 3,7 persen.
Hal ini didukung oleh 15 perusahaan Asuransi Syariah dan Reasuransi Syariah Full Pledged dan 43 Asuransi Syariah dan Reasuransi Syariah berbentuk Unit Usaha Syariah (UUS). Sejalan dengan berbagai indikasi positif industri asuransi, tentunya masih ada berbagai tantangan agar industri ini terus tumbuh secara sehat dan berkembang.
Sementara itu, Pimpinan Lembaga Riset Media Asuransi LRMA, Mucharor Djalil mengatakan, di tengah tekanan dan tantangan yang berat semasa pandemi covid-19, para perusahaan asuransi dan reasuransi di Indonesia terus berusaha menampilkan kinerja terbaiknya di sepanjang 2022. Berdasarkan hasil riset LRMA, untuk industri asuransi jiwa, kontraksi yang terjadi pada tahun 2022 jauh lebih kuat dibandingkan tahun sebelumnya. (Lmg