Wasit C1 DIY Ikuti Penyegaran

user
ivan 04 April 2019, 02:49 WIB
untitled

YOGYA, KRJOGJA.com - Menjadi wasit sepakbola itu tidak mudah, banyak godaan dan tekanan saat memimpin suatu pertandingan. Terlebih saat ini seluruh mata pecinta sepakbola seolah menyorot kinerja sang pengadil yang dianggap membuat sebuah laga berjalan seimbang tanpa menguntungkan salah satu pihak, pasca penangkapan mafia pengaturan skor di Indonesia.

Kondisi ini yang berupaya direspon secara positif oleh Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI DIY dengan menggelar kegiatan refreshment bagi wasit lisensi C1, Rabu (04/04/2019). Sebanyak 14 wasit dan 30 asisten wasit menjalani latihan fisik dan serta sesi kelas yang berlangsung di Monumen PSSI.

Mantan wasit legendaris tanah air asal Kediri, Purwanto yang juga Komisi Wasit PSSI pun didatangkan sebagai pembicara. Para peserta yang sebagian besar telah memimpin partai skala nasional secara langsung berdiskusi mengupgrade pengetahuan dan kemampuan.

Ketua Umum (Ketum) Asprov PSSI DIY, Syauqi Soeratno mengungkap saat ini sepakbola Indonesia sedang mendapat sorotan dengan terkuaknya insiden pengaturan pertandingan. Beberapa wasit pun masuk dalam lingkaran tersebut yang kemudian hanya bisa dikonter dengan pembenahan kualitas secara menyeluruh dari para pengadil pertandingan.

"Yang disoroti dari sepakbola kita adalah integritas, itu kesatuan pikiran, ucapan dan perbuatan. Terus terang, susah mencari sosok wasit yang berintegritas ini. Tapi, setidaknya, Pak Purwanto bisa menjadi salah satu contoh dan paling tidak wasit-wasit DIY yang saat ini ikut penyegaran punya integritas itu,” ungkap Syauqi.

Diakui Syauqi, menjadi wasit berintegritas sangat sulit karena banyak godaan akan melintas saat perjalanan memimpin pertandingan. “Saya merasakan sendiri bagaimana sulitnya, namun dari teman-teman wasit di DIY ini harapan besar disematkan. Paling tidak muncul Purwanto baru dari sini,” tegasnya.

Ketua umum yang terpilih dari Kongres Luar Biasa (KLB) ini berencana menghidupkan kembali kejuaraan Piala Asprov PSSI DIY yang mati suri sejak beberapa tahun lalu. Hal tersebut selain menggiatkan kembali iklim kompetisi pembibitan pemain juga diharapkan menjadi jam terbang bagi para wasit DIY.

"Kalau Asprov berjalan nantii akan ada semacam Liga Champion DIY. Artinya, juara kompetisi di tingkat Askab, atau Askot, kita tandingkan kembali di level provinsi. Semua punya kesempatan baik pemain maupun pengadil untuk mengasah pengalaman,” tandasnya. (Fxh)

Kredit

Bagikan