Generasi Muda Jangan Terjebak Investasi Tak Jelas, Bernadus Wijaya Berikan Tipsnya

Bernadus Setya Ananda Wijaya (Foto Istiewa)
Krjogja.com - YOGYA - Generasi muda hendaknya tidak mudah terjebak dalam investasi yang tidak jelas, terlebih kemudian menjerat kehidupannya. Karena itu, pemahaman tentang investasi yang benar dan aman perlu ditanamkan di tengah semangat untuk mengelola keuangan.
"Tidak sedikit anak muda yang terjebak investasi bodong karena terpengaruh promo di informasi digital," ungkap CEO Sucor Securitas, Benadus Setya Ananda Wijaya dalam talkshow Smartfes (Smart Financial Strategies for Young Leaders) di Auditorium Driyarkarya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Sabtu (28/1/2023). Hadir Rektor Univertitas Sanata Dharma Yogyakrata, Romo Albertus Bagus Laksana SJ SS PhD. Selain Bernadus Wijaya, tampil sebagai narasumber Anggota Komisi VIII DPR RI, MY Esti Wijayati dan alumnus UGM, RA Yashinta Sekarwangi Mega.
Menurut pria kelahiran Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini, investasi dapat dijadikan sebuah gaya hidup yang kemudian terwujud dalam merdeka finansial. Untuk mewujudkan hal itu, maka dalam investasi membutuhkan sebuah perencanaan, membangun mindset dan pengetahuan tentang teknologi digital, hingga memiliki kemampuan dalam menganalisis.
Baca Juga
Masuk Forbes 30 Under 30 Asia, Siapa Bernadus Setya Ananda Wijaya?
Setelah Forbes 30 Under 30 Asia, Bernadus Wijaya Raih Penghargaan Gen.T
Menurut Bernadus Wijaya, membangun mindset dalam berinvestasi sangatlah penting. Karena akan mendorong pada upaya menyusun perencanaan keuangan, dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sehingga menyusun tahapan-tahapan ke depannya.
Disamping itu, dukungan penguasaan teknologi hingga skill yang mumpuni juga penting. "Dalam mengelola keuangan membutuhkan teknologi yang mumpuni, skill yang mumpuni. Penting sekali setiap pribadi meningkatkan skill," ujarnya.
Skill tersebut diantaranya memahami makro ekonomi global dan bagaimana dampaknya pada pasar ekonomi. Sebagai contoh di Indonesia, sudah berbulan-bulan neraca dagang Indonesia berada di zona positif. Sehingga cadangan devisa bagus terus. Ini terjadi karena adanya komoditi 'bom', di mana ada perang antara Rusia dan Ukraina, yang menyebabkan banyak negara melakukan aktivitas pemberikan sanksi terhadap produk batu bara yang dihasilkan oleh Rusia. Hal ini berdampak, pada harga batu bara yang mengalami peningkatan signifikan. Dimana suplay batu bara mengalami penurunan dan akibatnya harga batu bara mengalami peningkatan signifikan.
"Indonesia sebagai penghasil batu bara diuntungkan dengan kondisi ini. Tidak heran saat ini lapangan pekerjaan baru ada di sektor, batu bara. Serta sektor energi lainnya, seperti nikel dan lainnya," ungkap putra dari My Esti Wijayati dan Bambang Sigit Sulaksono.
Menarik lagi kata alumnus SDN Godean 1 dan SMPN 5 Yogyakarta, mengenai digitalisasi. Penguasaan terhadap teknologi informasi digital sangat penting. Karena bermain di dunia digital, ibarat bermain di dua mata pisau. Melek digitalisasi, harus. Jika tidak memahami dan mengusai pengelolaan finansial yang baik, maka bisa terjerat negatifnya, seperti investasi bodong atau pinjaman online ilegal dan lainnya.
Derasnya perkembangan digital memancing sejumlah investor masuk di sektor ini, melalui perusahaan startup. Banyak anak muda yang tertarik dan terjun. Tidak hanya ikut berinvestasi juga masuk ke lapangan kerjanya.
Bernadus Wijaya juga mengingatkan pentingnya memperhatikan fund analysis, melakukan pengecekan secara fundamental untuk perusahaan atau saham yang ingin diinvestasikan. Mulai dari laporan keuangan, neraca keuangan profit and loss, trend usaha bagus atau tidak. Seperti nikel, batu bara, dan lainnya.
Perlu memperhatikan pengelolaan manajemen keuangan perusahaan yang akan menjadi sasaran investasi. Jangan hanya satu instrumen saja yang diperhatikan. Misal investasinya instrumen emas, ternyata resesi tidak kejadian, maka harga emas turun. karena itu, modal bisa tergerus.
Karena itu, perlu melakukan diversifikasi investasi. Dengan melihat peluang lain, seperti di batu bara, nikel, atau lainnya. "Dengan demikian, resiko kita lebih terdiversifikasi," ujarnya. (Jon)
.
BERITA TERKAIT
Zahia Ingin Bertanding Hingga Luar Negeri
10 Anak Yatim di Klaten Terima Bantuan Simpanan Pelajar
Grebek Toko Miras, Satpol PP Sleman Sita Ratusan Botol
Inilah Rekomendasi Baju Anak untuk Aktivitas Selama Ramadan
Tak Ingin Klitih Muncul Lagi, DPRD DIY Usulkan Ruang Aktualisasi Remaja
Potret Nyata Pengelolaan Sampah Terpadu di Desa BRILiaN Jatihurip Tasikmalaya
Program Baru Polda DIY, Kawal Polisi Gratis No Tip!
Layani Kebutuhan Transaksi Libur Lebaran, BRI Sediakan Uang Tunai Rp 32 T
Halo Warga Jogja! Waspadai Kriminalitas Jenis Ini Jelang Lebaran
DPRD Grobogan Bentuk Pansus LKPJ Bupati
F PPP dan F Nusantara Beri Catatan Pembangunan Temanggung Tahun 2022
Alhamdulillah..Masuk Pekan Kedua Ramadan, Kejahatan Jalanan di DIY Turun
Royal Darmo Malioboro Bagikan Takjil untuk Warga di Kumetiran
Kisruh Kemenkeu, Rektor Unissula Dukung Pansus DPR dan Minta Jaksa Agung Turun Tangan
Menurut Imam Al-Ghazali, Adab Berpuasa ini Patut Dipahami
Sabtu Siang Ini, Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dimulai, Cek Lagi Cara Daftarnya
Chelsea Patok Harga Tinggi Buat Mason Mount
Kronologis Hubungan Bintang Porno Stormy Daniels dan Eks Presiden AS Donald Trump
Masjid Jami Jalaluddin Bekas Pertapaan Sunan Kalijaga
Cegah Klithih, Polda DIY Laksanakan 'Blue Light Patrol'
Ancaman Siklon Herman di Yogya, Ini yang Harus Dilakukan