Pembentukan Mahasiswa Tangguh Sebagai Generasi Anti Narkoba

HIMPUNAN Mahasiswa Farmasi (HIMAFA) Program Studi Sarjana Farmasi Universitas Alma Ata (UAA) mengadakan webinar yang bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pembentukan mahasiswa tangguh sebagai generasi anti narkoba.
"Penyalahgunaan narkotika membuat anak bangsa kehilangan masa depannya. Hal ini terjadi karena geografis yang terbuka sehingga akses narkoba menjadi mudah untuk masuk di seluruh wilayah Indonesia, peredaran gelap narkoba yang mulai menyasar kepada anak-anak, dan terus berkembangnya variasi dari jenis narkoba yang beredar menjadi fokus yang perlu diperhatikan agar dapat meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba," ujar Penyuluh Narkoba Bidang P2M-BNNP DIY, Dyah Wulandari Setyarini, SIP.
Berdasarkan data yang ada, usia seseorang pertama kali menggunakan narkoba bekisar antara 17-19 tahun. Data ini yang menjadi dasar bahwasannya mahasiswa sebagai sosok intelektual yang tangguh memiliki peran yang sangat besar dalam menolak tawaran penyalahgunaan narkoba dari lingkungannya. Salah satu cara untuk bisa menolak penyalahgunaan narkoba adalah dengan belajar dan mengetahui aturan-aturan yang berlaku dalam penyalahgunaan dan pemberantasan narkoba, karena ilmu pengetahuan merupakan aspek penting dalam pembentukan pola pikir yang rasional.
"Bagi mahasiswa kesehatan, khususnya di bidang farmasi, peran yang sangat penting dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba adalah mulai dari mengetahui penggolongan obat-obat yang berpotensi disalahgunakan, indikasi terapi utama dari obat-obat yang berpotensi disalahgunakan, pengenalan jenis-jenis narkoba, dan memahami jalur distibusi legal obat-obat tersebut dari produsen hingga konsumen yang membutuhkan untuk terapi klinis suatu pengobatan," terangnya.
Kegiatan ini menjadi awal pembentukan Mahasiswa Tangguh Anti Narkoba HIMAFA UAA dalam rangka meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, sesuai dengan bidang farmasi untuk benar-benar memahami penggunaan rasional dari obat-obat yang berpotensi disalahgunakan.(*)
BERITA TERKAIT
Datangkan 8 Pemain Baru, Chelsea Habiskan Rp 4,8 Triliun
Candi Borobudur Kini Tak Masuk Daftar 7 Keajaiban Dunia
Beri Kontribusi Nyata dalam Kelola Sampah untuk Capai Target Zero Emisi
Wajah Teddy Bear Tergambar di Planet Mars
Ferry Irawan Mengaku Pasrah
Ratusan Pohon Ganja Tertanam di Obyek Wisata
Mantan Pelatih Timnas, Benny Dollo Meninggal Dunia
DED Pasar Kartasura, Segera Terealisasi Pembangunan
Harimau Lapar Mangsa Dua Petani
Bai Nian, Tradisi Silaturahmi Warga Tionghoa yang Terus Dilestarikan
Tetap Waspada! Sukoharjo Tingkatkan Capaian Vaksinasi Booster Kedua
Ganjar Luncurkan Program Beras untuk Ibu Hamil
Pengembangan Motor Listrik Masuk RKPD 2024
UPTD BLK Disperinaker Sukoharjo Buka Pelatihan Kerja Gelombang I
Gagal Bercinta Gara-gara Menolak Pakai Kondom, Pemuda Tikam PSK Remaja
Polres Boyolali Siap Tindak Tegas Pengguna Knalpot Blombongan
Kapolres Pastikan Isu Penculikan Anak di Purbalingga Hoaks
Rambut Kering Masalah Utama Perempuan Indonesia
Bersifat Multidimensi, Pengentasan Kemiskinan DIY Perlu Strategi ‘Cespleng’
Indonesia Siap Gelar Rangkaian ATF 2023 di DIY
Kontribusi Koperasi Terhadap PDB di Indonesia Masih Rendah