PKM UMY Dampingi Budidaya Tanaman di Kelompok Tani Sri Mulyo

user
agung 28 Desember 2020, 03:44 WIB
untitled

SLEMAN, KRJOGJA.com- Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta melakukan pendampingan kepada Kelompok Tani Sri Mulyo, di Bakungan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Kegiatan dalam bentuk penyuluhan tersebut berlangsung Juli-Agustus 2020 dengan diikuti 19 peserta.

Ketua Pengabdian Masyarakat Dr Ir Sudarja MT dengan anggota Dr Ir Gatot Supangkat MP IPM, dan Dr Ir Wahyudi ST MT dari Fakultas Teknik UMY mengatakan tujuan program pengabdian bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengurus Kelompok Tani Srimulyo dalam hal manajemen organisasi. Juga meningkatkan kemampuan pengurus dalam hal pembukuan, budidaya pertanian serta peningkatan kemampuan anggota dalam hal mekanisasi pertanian.

"Dalam hal pengelolaan organisasi, tim pengabdian menandaskan pentingnya aspek transparansi, tanggung jawab, dan kebersamaan baik bagi pengurus maupun seluruh anggota," kata Sudarja dalam siaran pers yang diterima KRjogja.com.

Dalam pengambilan keputusan yang fundamental, disarankan agar dilakukan perumusan konsep oleh tim kecil dan selanjutnya dibahas pada rapat pleno anggota. Pengambilan keputusan diusahakan secara musyawarah mufakat. Dalam hal pembukuan, tim pengabdian memberikan pelatihan dan pendampingan cara penggunaan program Microsoft Excel.

Tim pengabdian menyampaikan teori budi daya pertanian, yang lebih dititik beratkan pada tanaman padi dan cabai yang merupakan tanaman primadona kelompok tani ini.  Organisme pengganggu tanaman (OPT) terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok hama dan penyakit tanaman.  OPT harus dikendalikan karena dapat menurunkan produktivitas tanaman secara signifikan.

Dalam hal mekanisasi pertanian, tim pengabdian menyampaikan bahwa sudah saatnya para petani mulai mengenal dan beralih ke penggunaan teknologi dan mekanisasi. Hal ini karena saat ini sangat sedikit warga yang berprofesi sebagai tenaga buruh tani (mencangkul, menyiangi rumput, dan memanen). Di samping itu keberadaan hewan ternak untuk menggarap sawah (sapi dan kerbau) juga sangat sedikit populasinya.

Tim pengabdian menjelaskan secara detail tentang kultivator, yaitu tentang prinsip kerja, fungsi, penggunaan dan perawatan. Mitra dan para anggotanya merasa sangat puas terhadap pelaksanaan kegiatan pengabdian ini. Hal ini terlihat pada hasil survei kepuasan. Hasilnya, seluruh rencana aktivitas dalam pengabdian dapat dilaksanakan dengan baik, walaupun mengalami penundaan waktu, akibat adanya pandemic covid-19. Terjadi transfer of knowledge dalam hal pengelolaan organisasi, budi daya pertanian, dan mekanisasi pertanian. Mitra merasa puas atas rancangan, pelaksanaan, dan hasil kegiatan pengabdian. Hal ini terlihat dari isian kuisioner mitra yang mayoritas mengatakan sangat puas. Mitra mengharapkan ada program lanjutan berupa pendampingan di lapangan. (*)

Kredit

Bagikan