Asing 'Memburu' Arsitektur Khas Indonesia

user
tomi 17 Oktober 2016, 16:07 WIB
untitled

SEMARANG (KRjogja.com) - Program Studi Arsitektur Fakultas Aristektur dan Desain (FAD) Unika Soegijapranata Semarang menggelar pekan pameran dan diskusi budaya Asmat dan Suroba Papua, khususnya karya arsitektur di selasar Gedung Thomas Aquinas kampus Unika selama sepekan (17-24 Oktober 2016).

Dekan FAD Unika Seogijapranata Dra Tyas Susanti PhD dan Ketua Panitia Pameran Ir Christophorus Koesmartadi MT pada pembukaan pameran Senin (17/10) menyatakan pameran hasil-hasil pengamatan, pencarian dan 'rekaman' karya arsitektur dua suku Papua merupakan karya para mahasiswa angkatan 2014 yang selama beberapa bulan melakukan pendalam dan penelitian karya arsitektur khas Indonesia termasuk suku Asmat dan Suku Suroba.


C. Koesmartadi yang juga wakil dekan 3 FAD Unika menyampaikan keprihatinannya semakin banyak arsitektur asli Indonesia dan diburu asing sebagai kajian penelitian, rekam karya dan lain-lain. Padahal arsitek atau pakar asing sangat minim pengetahuan tentang Indonesia (budaya maupun bahasa daerah) sehingga dikawatirkan hasil mereka jauh dari sempurna seperti kalau diteliti, direkam jejak dan disampaikan oleh arsitek asal Indonesia.

"Arsitektur Indonesia, misal bangunan rumah bukan hanya bicara soal fungsi seperti kebanyakan arsitektur Barat. Tetapi arsitektur Indonesia jelas pula kalau tidak sekedar fungsi, juga menyangkut budaya, yang masalah budaya ini orang Indoensia jauh lebih baik memahaminya dibanding orang asing." (Sgi)

Kredit

Bagikan