Tumbuhkan Minat Mahasiswa Produksi Game

user
agus 26 Februari 2018, 14:45 WIB
untitled

YOGYA (KRjogja.com) - Game menjadi salah satu industri kreatif di era teknologi digital yang mampu menopang perekonomian. Sebuah game berkualitas yang disukai konsumen, mampu mendatangkan keuntungan sangat fantastis hingga miliaran rupiah.

Game berkualitas tidak harus diproduksi oleh perusahaan besar. Perusahaan perorangan dengan tim yang solid juga bisa menciptakannya. Salah satu game lokal yang cukup fenomenal adalah game 'Tahu Bulat' yang telah diunduh 6,5 juta orang dan mumuncaki chart Play Store di Indonesia.

Dari fakta tersebut, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Janabadra (UJB) Yogyakarta mulai mengarahkan mahasiswanya untuk memproduksi game. Menggandeng perusahaan game ternama PT Gameloft Indonesia, Universitas Janabadra mendatangkan narasumber kompeten di bidangnya untuk berbagi ilmu dan menumbuhkan minat mahasiswa mendalami industri kreatif 'game'.

Ketua Prodi Teknik Informatika UJB Yogyakarta Ryan Ari Setiawan SKom MEng mengatakan, untuk menumbuhkan minat mahasiswa, pihaknya memasukkan game sebagai salah satu mata kuliah. Kegiatan mentoring dari Gameloft dimaksudkan memberi gambaran luas kepada mahasiswa tentang industri game.

"Para mahasiswa kalau mendengar istilah programer biasanya langsung pusing. Padahal dalam memproduksi game, tidak hanya programming saja, melainkan ada bagian game desainer, artist, game tester dan lain-lain. Sehingga butuh kerja tim yang baik," terang Ryan kepada KRjogja.com disela Workshop 'Game Development on Industries' di Kampus UJB Yogyakarta, Senin (26/2/2018). Workshop diikuti 150 mahasiswa.

Wakil Dekan Fakultas Teknik UJB Yogyakarta Dr Eng Mochamad Syamsiro mengatakan, target utama pelatihan ini supaya mahasiswa tertarik mempelajari proses pembuatan game, sehingga bisa memproduksi sendiri. Tak bisa dipungkiri, bermain game merupakan kesukaan semua kalangan tua maupun muda. "Awalnya dari suka main game, kemudian kita arahkan agar mahasiswa mampu memproduksi game sendiri," katanya. Setelah mampu memproduksi sendiri diharapkan memperluas jaringan menjadi socio-technopreneur. (Dev)

Kredit

Bagikan