Kemendikbud: Angka Putus Sekolah di Indonesia Terus Turun

ilustrasi
JAKARTA, KRJOGJA.com - Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad mengatakan bahwa angka drop out atau putus sekolah angkanya semakin menurun. Hal itu ia sampaikan usai menghadiri pertemuan dengan para delegasi dari Nigeria yang membahas mengenai sistem pendidikan dasar dan menengah antara kedua negara.
"Ya itu masih banyak ya. Walaupun di SD ke SMP kan sudah berkurang banyak dibandingkan beberapa tahun sebelumnya," kata Hamid di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Senin (25/3/2019) petang.
Tatkala ditanya mengenai angka pastinya, Hamid mengatakan bahwa dirinya tidak terlalu paham terkait hal itu.
"Nggak terlalu paham itu, ada itu di bahan presentasi saya. Tapi nggak sebanyak yang dulu, kalau dulu memang cukup banyak," jelas Hamid.
Menurut bahan presentasi yang dimaksud Hamid, angka partisipasi murni (APM) atau net enrollment ratio, yakni proporsi penduduk pada kelompok umur jenjang pendidikan tertentu yang masih bersekolah terhadap penduduk pada kelompok umur tersebut, di Indonesia pada periode tahun 2017/2018 masing-masing sebagai berikut: 1. SD (93,0 persen); 2. SMP (77,0 persen); 3. SMA (63,7 persen).
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa loncatan tertinggi berada di jenjang SD ke SMP yang awalnya 93 persen tatkalah berganti ke jenjang yang selanjutnya (SMP) angka partisipasinya menjadi 77 persen.
Kendati begitu, Hamid menganggap bahwa yang tidak masuk ke SMP atau SMA bukan berarti mereka sama sekali tidak sekolah. Ia melihat bahwa masih ada kemungkinan anak-anak tersebut melanjutkan ke pondok pesantren atau home schooling.
"Walaupun ini tidak masuk ke sekolah kita belum tentu mereka enggak sekolah. Bisa jadi mereka home schooling, (atau) paket A, B, C. Bisa jadi ke pondok pesanteren," kata Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah itu.
Hamid sendiri tidak mengetahui secara pasti kemana anak-anak tersebut pasca-keluar dari jenjang pendidikan sebelumnya. Namun ia melihat bahwa mereka banyak yang melanjutkan ke MTS/MA, sedangkan MTS/MA sendiri di bawah naungan Kementerian Agama bukan Kemendikbud.
"Kita tidak tahu ya. Itu hal-hal yang kita lihat. Kalau lihat data kan SMP itu menurun, itu sebenarnya tidak menurun karena banyak anak-anak peserta didik kita yang melanjutkan ke MTS. Kan (angka) di MTS-nya naik, SMP-nya menurun. Tetapi secara nasional itu naik," tandas Hamid.(*)
BERITA TERKAIT
Sleman Lagi, Sleman Lagi... Kini Juara Umum Kejuaraan Atletik Jogja Open
BCA Life Kembali Raih Penghargaan Indonesia WOW Brand 2023
Kampung Billiard Ambarawa Dikenal Hingga Rusia
Sebanyak 1.899 Jemaah Haji Indonesia Akan Diberangkatkan ke Miqat Bir Ali Pada 1 Juni
Macapat Tatag Teteg Tutug Mulai Digelar Hari Ini
Jemaah Haji Indonesia yang Meninggal Dunia di Arab Saudi Bertambah Jadi 4 Orang
Kalah, Kilicdaroglu Klaim Pemilu Turki Tidak Adil
SMKN 1 Kasihan Luluskan 190 Manggala Budaya
Usut Dugaan Korupsi BTS 4G BAKTI, Muhammadiyah Dukung Langkah Kejaksaan Agung
Gelar Karya dan Open School SDN Minomartani 1, Cetak Siswa Berkarakter, Inovatif
BPR Berubah Nama Jadi Bank Perekonomian Rakyat, Perbarindo DIY Lakukan Sosialisasi
Bikin Kejutan, Persis Solo Masih Rahasiakan Pemain Asing Mereka
Gelar Potensi Wirausaha Kreatif dan Inklusif DIY, Semangat Agar UMKM Naik Kelas
Jemaah Indonesia Mulai Berburu Oleh-oleh di Madinah
Sebuah Helikopter Latih Jatuh di Ciwidey
Mario Dandy Pakai Kabel Ties Sendiri Viral, Kapolda Metro Jaya Minta Maaf
Langsung Datangi Hotel Jemaah Haji, Tim Promkes Beri Penyuluhan Kesehatan
PLN Bagikan Al Quran Braille dan Santunan pada Santri
PSIM Kirim Dua Wakil Berbeda di Kongres PSSI, Soroti Lisensi Klub Liga 2
Misi Promosi Pariwisata, Dispar Kulonprogo Pentaskan Wayang Wisata Istimewa di TMII
Pemda Perlu Mendorong Kalangan Swasta Berinovasi Bikin Destinasi Wisata Baru