AS Buka Lebih Banyak Beasiswa untuk WNI

user
danar 23 September 2019, 06:10 WIB
untitled

JAKARTA, KRJOGJA.com - EducationUSA Indonesia dan Kedutaan Besar Amerika Serikat menggelar pameran pendidikan bertajuk "U.S. Graduate Fairs 2019" di tiga kota besar di Indonesia, yaitu Yogyakarta, Malang, dan Jakarta.

Pameran pendidikan ini merupakan bagian dari serangkaian tur EducationUSA ke negara-negara se-Asia Tenggara.

Selain memperkenalkan universitas-universitas top di Negeri Paman Sam, acara tahunan tersebut pun merupakan waktu yang pas untuk mengulik informasi tentang dunia perkuliahan di AS bagi mahasiswa S1 yang berniat melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi.

Menurut Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph R. Donovan Jr., prioritas tertingginya sebagai dubes adalah memperkuat kemitraan antara AS dan Indonesia terutama sebagai bentuk peringatan 70 tahun hubungan dua negara ini.

"Salah satu cara paling produktif adalah melalui perukaran pendidikan internasional, karena pendidikan dapat mentransformasi kehidupan, menyiapkan kita memasuki Abad ke-21," tuturnya saat memberikan pidato pembukaaan "U.S. Graduate Fairs 2019" di Hotel Sheraton, Jakarta, Sabtu (21/9/2019).

Ia menambahkan, pameran pendidikan AS ini adalah program rutin yang pihaknya lakukan untuk mendorong lebih banyak lagi pelajar-pelajar dan mahasiswa Indonesia yang mengenyam bangku sekolah di Amerika Serikat.

"Saya melihat program ini adalah bagian dari pengembangan sumber daya manusia di Indoensia yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia bekerja sama dengan AS. Ini merupakan bagian yang integral dari hubungan Indonesia dan AS," ujarnya.

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Akademik Ristekdikti, Paulina Pannen, menyampaikan pembangunan sumber daya manusia (SDM) dalam 5 tahun ke depan merupakan fokus utama pemerintah Indonesia.

"Siapa pun yang akan bersekolah dalam lima tahun mendatang adalah mereka yang akan menjadi pemimpin Indonesia pada 2045, ketika Indonesia 100 tahun merdeka," ucapnya saat memberi sambutan.

Dia juga mengaharapkan pemerintah AS bisa terus berkolaborasi untuk mempersiapkan pemimpin masa depan dari Indonesia dalam 30 atau 40 tahun lagi, sebab ada satu karakterisitik pemimpin masa depan Indonesia yang perlu diperhatikan atau membedakan dengan generasi masa lalu, menurut lulusan Syracuse University, New York itu.

"Mereka akan menjadi game changer, karena sekarang perubahan amat luar biasa dengan adanya revolusi 4.0," tegasnya.(*)

Kredit

Bagikan