'Sirkus Jurnalistik' Tandai Gelar Empu Ageng Oscar Motuloh

user
danar 18 September 2019, 13:50 WIB
untitled

BANTUL, KRJOGJA.com - Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta resmi memberikan gelar Empu Ageng pada fotografer senior Oscar Imanuel Motuloh, Rabu (18/9/2019). Oscar menjadi fotograger pertama di Indonesia yang mendapatkan gelar setara Honoris Causa dari kampus yang berpusat di kawasan Sewon Bantul tersebut.

Baca Juga: 'Nyelenehnya' Wisuda di ISI Yogyakarta Hari Ini

Dalam sidang senat terbuka, Oscar menyampaikan kuliah terbuka dengan tema Sirkus Jurnalistik ‘Dari Penyusup Berita Sampai Hanya Satu Kata : Lawan!’. Dalam tema tersebut Oscar menceritakan sejarah fotografi jurnalistik termasuk pengalaman yang dia lalui selama menjadi pewarta foto di kantor berita Antara.

Oscar yang menginisiasi redaksi foto Antara termasuk rancangan kurikulum seorang fotografer jurnalistik. Kurikulum inilah yang kemudian menjadi acuan dan kiblat pendidikan foto jurnalistik Indonesia hingga saat ini.

Rektor ISI Yogyakarta, Prof M Agus Burhan mengatakan pemberian gelar Empu Ageng pada Oscar Motuloh sebelumnya telah melewati berbagai tahapan mulai fakultas hingga senat universitas. Pengaruh di dunia fotografi Indonesia yang begitu kentara akhirnya membuat ISI Yogyakarta yakin memberikan gelar tertinggi tersebut pada Oscar.

“Beliau punya dedikasi dan karya signifikan bagi fotografi jurnalistik Indonesia. Dia mengembangkan gaya baru perpaduan gaya langsung dan feature yang membuat foto jadi catatan sejarah otentik sekaligus artistik yang punya makna dari sebuah peristiwa. Apa yang dia lakukan bisa mempengaruhi dunia fotografi Indonesia termasuk kiprah dia di dunia pendidikan juga sangat layak dipertimbangkan. Setelah semua disetujui dengan alasan kuat akhirnya diberikan penghargaan ini,” ungkap Agus Burhan usai penganugerahan.

Sementara bagi Oscar Motuloh, anugerah Empu Ageng dari ISI Yogyakarta merupakan penghargaan terbesar bagi dirinya namun sekaligus tanggung jawab berat. Kini ia harus lebih mendedikasikan hidup untuk terus mengembangkan fotografi jurnalistik Indonesia di tengah maraknya Sirkus Jurnalistik.

“Dalam abad informatika yang berkembang lebih cepat dari cahaya, Jurnalisme tengah megap-megap menghadapi peradaban yang sedang memutar arah baliknya. Jaman post-truth merupakan tantangan bagi industri pers untuk ikut memecahkan masalah yang juga tengah menggerogoti peradaban yang penat dan penuh kontroversi. Tak ada lagi batas antara timur dan barat atau utara dan selatan.

Baca Juga: 1500 Maba ISI Yogyakarta Ucap Janji Setia Pancasila

Post truth menjadi tantangan terbesar jurnalisme masa kini. Benarkah insan manusia melepaskan tanggung jawab individu mereka kepada para penguasa moral, sehingga realita dan akal sehat tak lagi berdaya membendung air bah bernama hoax yang tercipta untuk segolongan sekepentingan. Mereka-mereka adalah sutradara yang mampu memelintir demokrasi, untuk memberangus demokrasi seraya membinasakan kemerdekaan,” ungkap Oscar.

Oscar sendiri menghadiahi ISI Yogyakarta 52 buku jurnalistik fotografi karyanya selama ini. Selama ini buku-buku karya Oscar memang menjadi rujukan mahasiswa fotografi untuk mencari referensi akademis. (Fxh)

Kredit

Bagikan