Koordinasi Implementasi Making Indonesia 4.0

Istimewa
JAKARTA, KRJOGJA.com - Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu yang lalu telah meluncurkan program Making Indonesia 4.0 dan menetapkannya sebagai agenda nasional. Program ini sebagai peta jalan dan langkah strategi Indonesia dalam implementasi memasuki era revolusi industri 4.0.
Untuk mewujudkannya, program ini melibatkan seluruh pemangku kepentingan baik kementerian/lembaga, pelaku ekonomi dan industri hingga akademisi. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menggelar Rapat Koordinasi Implementasi Program Making Indonesia 4.0 di Gedung Kemenristekdikti, Senayan, Rabu (11/04).
Rapat koordinasi ini melibatkan Menteri serta Pejabat Eselon I dan II dari 10 Kementerian dan Lembaga Negara antara lain Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Agus Widjojo dan tamu undangan lainnya.
"Sinergi antar kementerian merupakan hal penting dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Disini pentingnya sinergi antar kementerian dan segala pihak, tidak seperti selama ini berjalan sendiri-sendiri," ungkap Menristek Dikti Mohammad Nasir.
Menurut NasirIndonesia harus memanfaatkan peluang di era perubahan yang mengedepankan digitalisasi ini. "Era revolusi industri 4.0 ini harus dimanfaatkan. Jika tidak Indonesia akan tertinggal," tuturnya.
Program Making Indonesia 4.0 memiliki tujuan yang akan dicapai seperti meningkatkan ekspor, meningkatkan investasi dan mengurangi kemiskinan yang berujung pada peningkatan kesejahteraan rakyat meningkat.
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan semua pihak, baik pihak swasta, pelaku ekonomi dan pemerintah harus ikut serta melakukan perubahan ke depan dalam menghadapi digitalisasi. “Kesiapan SDM juga menjadi utama, ada 1000 peserta yang nanti akan di training. Menristekdikti dan Gubernur Lemhanas telah membuat kurikulum dan programnya," terang Airlangga.
Diharapkan kegiatan Making Indonesia 4.0 dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi kedepannya. Untuk penerapan awal program ini dimana Kementerian Perindustrian menjadi 'steering committe' telah disepakati lima sektor industri yang menjadi fokus implementasi yaitu makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronika dan kimia. "Kelima sektor itu yang akan dipacu untuk mendorong perekonomian dengan aspirasi di tahun 2030 Indonesia menjadi ekonom ekonomi terbesar 10 di dunia," kata Airlangga. (*)
BERITA TERKAIT
Cek, Ini Deretan Pasar Ramadan di Jogja yang Sediakan Aneka Takjil Murah Meriah
Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Peranan APBN Masih Dibutuhkan di DIY
Politik Licik dan Kejam Ala Ken Arok, Tega Korbankan Sahabat Sendiri
Ditinggal Santap Bancakan Rumah Turyati Dilalap Api
Gandeng REI DIY, PLN Group Pasarkan Layanan Listrik dan Internet
Pemkab Sukoharjo Keluarkan SE Operasional Tempat Usaha Selama Ramadan
PPB UIN SUKA Gelar Pasar Ramadhan
Dana Inpres Rp 80 M Sasar Perbaikan Jalan Karanganyar, Target Selesai Sebelum Lebaran
Soal Penutupan Patung Bunda Maria di Lendah, Begini Kata Pemda DIY
Awal Puasa, Pelayanan di Dukcapil dan MPP Kota Yogya Ramai
Kemenag Cairkan Rp381 Miliar BOP untuk 28 Ribu Raudlatul Athfal
Tingkatkan Kapabilitas UMKM, BRI Berkontribusi 65,4% Inklusi Keuangan Indonesia
Aismoli Percepat Realisasi Ekosistem Kendaraan Listrik
SSB AA FC Juara KU-12 di Gunungkidul
Wow, Anak Kim Jong Un Pakai Jaket Dior Senilai Rp28 Juta
Inilah Besaran UKT yang Harus Dibayar Mahasiswa UNY
Astra Motor Berikan Servis Gratis untuk Warga Terdampak Erupsi Merapi
Gandeng Pinhome, Bank Muamalat Tingkatkan Portofolio KPR
KPK Minta Kepala Daerah Tidak Korupsi, Apa Kata Sultan?
Kementerian BUMN Tunjuk Dua Direksi Baru IFG
Demi Anak Pakai Busana Dior, Ibu Ini Rela Makan Mie Instan