Koordinasi Implementasi Making Indonesia 4.0

user
tomi 12 April 2018, 18:43 WIB
untitled

JAKARTA, KRJOGJA.com - Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu yang lalu telah meluncurkan program Making Indonesia 4.0 dan menetapkannya sebagai agenda nasional. Program ini sebagai peta jalan dan langkah strategi Indonesia dalam implementasi memasuki era revolusi industri 4.0.

Untuk mewujudkannya, program ini melibatkan seluruh pemangku kepentingan baik kementerian/lembaga, pelaku ekonomi dan industri hingga akademisi. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menggelar Rapat Koordinasi Implementasi Program Making Indonesia 4.0 di Gedung Kemenristekdikti, Senayan, Rabu (11/04).

Rapat koordinasi ini melibatkan Menteri serta Pejabat Eselon I dan II dari 10 Kementerian dan Lembaga Negara antara lain Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Agus Widjojo dan tamu undangan lainnya.

"Sinergi antar kementerian merupakan hal penting dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Disini pentingnya sinergi antar kementerian dan segala pihak, tidak seperti selama ini berjalan sendiri-sendiri," ungkap Menristek Dikti Mohammad Nasir.

Menurut NasirIndonesia harus memanfaatkan peluang di era perubahan yang mengedepankan digitalisasi ini. "Era revolusi industri 4.0 ini harus dimanfaatkan. Jika tidak Indonesia akan tertinggal," tuturnya.

Program Making Indonesia 4.0 memiliki tujuan yang akan dicapai seperti meningkatkan ekspor, meningkatkan investasi dan mengurangi kemiskinan yang berujung pada peningkatan kesejahteraan rakyat meningkat.

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan semua pihak, baik pihak swasta, pelaku ekonomi dan pemerintah harus ikut serta melakukan perubahan ke depan dalam menghadapi digitalisasi. “Kesiapan SDM juga menjadi utama, ada 1000 peserta yang nanti akan di training. Menristekdikti dan Gubernur Lemhanas telah membuat kurikulum dan programnya," terang Airlangga.

Diharapkan kegiatan Making Indonesia 4.0 dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi kedepannya. Untuk penerapan awal program ini dimana Kementerian Perindustrian menjadi 'steering committe' telah disepakati lima sektor industri yang menjadi fokus implementasi yaitu makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronika dan kimia. "Kelima sektor itu yang akan dipacu untuk mendorong perekonomian dengan aspirasi di tahun 2030 Indonesia menjadi ekonom ekonomi terbesar 10 di dunia," kata Airlangga. (*)

Kredit

Bagikan