Belajar Budaya Indonesia, Mahasiswa Asing Pilih Kampus di Yogyakarta

user
tomi 11 April 2018, 14:10 WIB
untitled

YOGYA, KRJOGJA.com - Mahasiswa dari berbagai negara terpilih mengikuti pendidikan untuk belajar bahasa  dan budaya Indonesia. Mereka terpilih dari seleksi yang diikuti ribuan pendaftar.

"Kita mengharapkan peserta Darmasiswa menjadi duta Indonesia di negara asal mereka. Menjadi Indonesianis yang memahami Indonesia dengan baik. Ini sekaligus soft diplomacy kita dengan negara sahabat," ungkap Kepala Program Kerjasama Luar Negeri (PKLN) Kemendikbud Suharti ketika dihubungi KRJOGJA.com ,Selasa (10/04/2018)

Suharti menjelaskan perguruan tinggi yang banyak dipilih para mahasiswa  adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) ISI Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Atmajaya Yogyakarta (UAJY) dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Darmasiswa dimulai tahun 1974, program ini telah diikuti 7.852 peserta yang berasal dari 117 negara sahabat. Di periode 2017/2018 akan ada pembekalan kepulangan pada Mei dan selesai Juli mendatang.

Mahasiswa asal Vietnam Hoan Trung Kien memilih Yogyakarta karena keunikan budayanya, keramahan warganya, mau berbagi ilmu meng ajarkan bahasa dan budayanya kepada orang asing.

Begitu lulus kuliah tahun lalu, Hoang pun mencoba ikut program Darmasiswa 2017/2018. Hoang diterima di UGM,begitu juga dengan Reiko gadis Jepang,Master dari salah satu universitas Italia senang akan budaya Jawa yang mirip dengan Jepang.

"Saya akan menjadi eksportir sambal dan lalapan sayuran ke Jepang" ujarnya Budaya sopan santun dan menghormati yang lebih tua sangat kental. Makanya saya tertarik belajar bahasa Indonesia, bahasa Jawa, dan budaya Yogjakarta.

Chanakamol Kongyok asal Thailand juga punya misi khusus ikut program Darmasiswa. Dia ingin menyelesaikan disertasi S3-nya tentang budaya Asia.

"Dalam disertasi, budaya yang saya angkat adalah batik. Makanya di sini saya belajar budaya membatik, wayang kulit, dan gamelan," tutur Chanakamol.

Wakil Kepala Kerjasama dan Promosi UAJY Lucia Dwi Rini Harjanti mengatakan, sebagai kampus yang ditunjuk pemerintah, pihaknya selalu menjalankan program ini dengan maksimal dan mengajarkan mahasiswa asing dengan sepenuh hati.

“Sasarannya harus tepat. Mereka bisa lancar berbahasa Indonesia dan mengerti tentang kebudayaan di sini. Kami mempunyai kantor pelatihan bahasa dan budaya yang dijadikan tempat belajar mereka. Tingkatan belajarnya juga kami sesuaikan dengan kemampuan," jelas Rini didampingi Jerry pria asal Thailand dan Merry dari Cekoslovakia,

Di Kampus ISI Yogyakarta paling banyak diminati para Darmasiswa dari negara tetangga. Tiap tahun jumlah mahasiswa asing program Darmasiswa di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta terus bertambah.

"Tahun depan kami menargetkan 42 peserta Darmasiswa yang akan belajar di sini," ujar Heri Abi Burachman Hakim, pengelola Darmasiswa ISI Yogjakarta.

Bahkan ISI mempunyai salah satu alumni Darmasiswa 2010 bernama Miguel ,kini kembali ke ISI untuk mendalami karawitan,dan kini Miguel sudah sangat fasih dan terampil memainkan alat musik karawitan ,dan kembali mengajarkan di negaranya.

Di UNY, setiap peserta darmasiswa diberikan praktik berkomunikasi di pasar tradisional. Setiap mahasiswa diberikan uang Rp 10 ribu dan diminta membelanjakannya.

"Kami ingin tahu apakah materi yang diajarkan dosen-dosen BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) tersertifikasi ini diserap dengan baik atau tidak. Dengan berinteraksi di pasar tradisional bisa diketahui kemampuan masing-masing mahasiwa," beber Yansri. (Ati)

Kredit

Bagikan