Bioteknologi UKDW Gelar Workshop Pengelolaan Air di DIY

Foto: UKDW
YOGYA (KRjogja.com) - Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) bekerja sama dengan Groundwater Working Group (GWWG), Global Water Partnership Southeast Asia (GWP SEA) menyelenggarakan workshop multistakeholder pengelola air di DIY, Senin (2/4) di Fakultas Bioteknologi UKDW.
Workshop bertema “Sinergi dan Kolaborasi Aksi Konservasi untuk Keberlanjutan Sumberdaya Air” dihadiri Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) DI Yogyakarta, Ir. Bambang Sugiarto MT yang membahas Kelembagaan dan Pengelolaan Sumber Daya Air di D.I. Yogyakarta. Dilanjutkan oleh Ketua GWWG Fakultas Geologi Universitas Gajah Mada (UGM) Dr. Heru Hendrayana, yang membawakan materi Peta Sumber Air Baku di DIY dan Strategi Konservasinya.
Workshop yang difasilitasi oleh Fany Wedahudiutama, dari GWP Southeast Asia ini bertujuan mencari solusi krisis air di DIY, merumuskan multi stakeholder platform perlindungan dan pengelolaan air terintegrasi dan berkelanjutan beserta kelembagaannya.
Secara nasional pemerintah melalui PDAM di seluruh Indonesia belum mampu meningkatkan prosentase layanan air bersih secara signifikan karena beberapa faktor seperti minimnya ketersediaan air baku, rumitnya regulasi, kewenangan (antara kabupaten/kota dan propinsi, antar sektor), banyaknya jumlah PDAM yang kondisinya tidak sehat dan lain-lain. Hal yang sama juga dialami oleh Kota Yogyakarta, bahkan semenjak awal tahun 2000 sudah mengalami defisit air dan sampai saat ini masih belum ada gambaran solusi untuk mensiasati krisis air bersih tersebut.
Proyek ambisius pengadaaan air bersih “Kartamantul” pun juga belum menampakan hasil mengatasi defisit air bersih. Kondisi krisis dan defisit air yang berkepanjangan akan berdampak secara luas dalam berbagai aspek kehidupan.
Ketua pelaksana Workshop yang juga dosen Fakultas Bioteknoligi UKDW, Djoko Rahardjo, menyampaikan bahwa kolaborasi multistakeholder pengelola air merupakan modal penting untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya air yang terintegrasi dan berkelanjutan. “Semua pemangku kepentingan perlu menyusun agenda bersama untuk mempelajari dan mengidentifikasi permasalahan dan tantangan pengadaan air, mempelajari kandungan air tanah dan kondisinya serta membangun kolaborasi yang berdampak secara luas pada keamanan air dan komitmen terhadap masa depan air”, jelas Djoko dalam rilisnya. (*)
BERITA TERKAIT
Hotman Paris Jual Tanahnya Dekat Pantai Bali Rp 485 M
Lestarikan Budaya, Unnes Pentaskan Wayang Kulit Peringati Dies Natalis ke-58
Gandeng Tim Ahli, Pemkot Yogya Sukses Luncurkan Prangko Seri Malioboro
Jika Jadi Menkominfo Ini yang Bakal Dilakukan Aldi Taher
KBRI di AS Full Support Putri Ariani di Ajang America's Got Talent
Kesal Lantaran Jarang Pulang, Anak Bunuh Ayah Kandung
BNPB Respon Positif Usulan Bantuan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana
Najwa Shihab Balas Kritik Amien Rais
Jamaah Haji Kloter 22 dan 11 Mulai Menuju Makah
IKPI Cabang Sleman Akan Menggelar Seminar Perpajakan
Jambore Relawan Kabupaten Boyolali Dipusatkan di Wonosamodro
Bayar PDAM di Yogyakarta Kini Bisa Lewat SpeedCash
Siswanya Dapat Pujian di AGT 2023, Ini Harapan Kepala Sekolah Putri Ariani
Setelah Muktamar Muhammadiyah, PTM Lakukan Gerakan Internasionalisasi
Polda Jateng Periksa Psikologi Tersangka Pencabulan di Wonogiri
Negara Tak Boleh Tunduk dengan Obilgator BLBI
Hadirnya Perpustakaan di Masjid Lahirkan Ide Cemerlang
Muhammadiyah Minta Tambahan Libur Idul Adha
Mulai 10 Juni 2023, Ekspor Bauksit Dilarang
Gugatan Praperadilan Korupsi Tanah Kas Desa Gugur, Jaksa Fokus Buktikan Adanya Mafia
'Nyala Api' Yoes Wibowo Visualisasikan Relief Candi