Bioteknologi UKDW Gelar Workshop Pengelolaan Air di DIY

user
agus 03 April 2018, 16:31 WIB
untitled

YOGYA (KRjogja.com) - Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) bekerja sama dengan Groundwater Working Group (GWWG), Global Water Partnership Southeast Asia (GWP SEA) menyelenggarakan workshop multistakeholder pengelola air di DIY, Senin (2/4) di Fakultas Bioteknologi UKDW.

Workshop bertema “Sinergi dan Kolaborasi Aksi Konservasi untuk Keberlanjutan Sumberdaya Air” dihadiri Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) DI Yogyakarta, Ir. Bambang Sugiarto MT yang membahas Kelembagaan dan Pengelolaan Sumber Daya Air di D.I. Yogyakarta. Dilanjutkan oleh Ketua GWWG Fakultas Geologi Universitas Gajah Mada (UGM) Dr. Heru Hendrayana, yang membawakan materi Peta Sumber Air Baku di DIY dan Strategi Konservasinya.

Workshop yang difasilitasi oleh Fany Wedahudiutama, dari GWP Southeast Asia ini bertujuan mencari solusi krisis air di DIY, merumuskan multi stakeholder platform perlindungan dan pengelolaan air terintegrasi dan berkelanjutan beserta kelembagaannya.

Secara nasional pemerintah melalui PDAM di seluruh Indonesia belum mampu meningkatkan prosentase layanan air bersih secara signifikan karena beberapa faktor seperti minimnya ketersediaan air baku, rumitnya regulasi, kewenangan (antara kabupaten/kota dan propinsi, antar sektor), banyaknya jumlah PDAM yang kondisinya tidak sehat dan lain-lain. Hal yang sama juga dialami oleh Kota Yogyakarta, bahkan semenjak awal tahun 2000 sudah mengalami defisit air dan sampai saat ini masih belum ada gambaran solusi untuk mensiasati krisis air bersih tersebut.

Proyek ambisius pengadaaan air bersih “Kartamantul” pun juga belum menampakan hasil mengatasi defisit air bersih. Kondisi krisis dan defisit air yang berkepanjangan akan berdampak secara luas dalam berbagai aspek kehidupan.

Ketua pelaksana Workshop yang juga dosen Fakultas Bioteknoligi UKDW, Djoko Rahardjo, menyampaikan bahwa kolaborasi multistakeholder pengelola air merupakan modal penting untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya air yang terintegrasi dan berkelanjutan. “Semua pemangku kepentingan perlu menyusun agenda bersama untuk mempelajari dan mengidentifikasi permasalahan dan tantangan pengadaan air, mempelajari kandungan air tanah dan kondisinya serta membangun kolaborasi yang berdampak secara luas pada keamanan air dan komitmen terhadap masa depan air”, jelas Djoko dalam rilisnya. (*)

Kredit

Bagikan