Bantu Petani Nira, Janabadra Ciptakan Alat Pemanjat Pohon Kelapa

Alat pemanjat pohon kelapa kreasi akademisi Janabadra. (Foto: Harminanto)
YOGYA, KRJOGJA.com - Petani nira saat ini memiliki prospek cukup menjanjikan. Namun, pekerjaan tersebut memiliki resiko besar lantaran penyadapan nira kelapa harus dilakukan di atas pohon tinggi dan biasanya dilakukan tanpa alat keselamatan oleh para petani.
Hal ini membuat resiko petani nira menjadi cukup besar. Terlebih pada musim penghujan yang sebentar lagi dimulai, para petani tak berani memanjat karena pohon yang menjadi licin dan akibatnya pada produktivitas yang menurun.
Tim Pengabdi Universitas Janabadra Yogyakarta lantas berusaha mengurai permasalahan yang dialami petani nira. Tim yang beranggotakan Agus Mulyono, Siti Rochmah Ika dan Ismanto ini menciptakan alat bantu pemanjat pohon kelapa.
Alat berwarna merah ini terbilang cukup sederhana, namun memiliki tingkat keamanan jauh lebih tinggi untuk petani sekaligus bisa difungsikan saat hujan dan pohon menjadi licin. “Dengan alat ini, tingkat keamanan petani penderes kelapa juga baik dan dapat digunakan meskipun pada saat hujan, tujuan kami sejak awal memang ingin membantu petani nira agar lebih produktif,” ungkap Agus Mulyono, Ketua Tim Pengabdi Universitas Janabdra Yogyakarta Rabu (13/11/2019).
Petani nira sendiri banyak dijumpai di kawasan Kulon Progo dan rerata usianya sudah cukup tua. Nira menjadi bahan baku pembuatan gula jawa dan gula semut yang kini nilai jualnya cukup tinggi di pasaran.
“Selama ini kalau penghujan mereka kurang produktif, harapannya setelah ada alat ini bisa meningkatkan produktivitas. Bobot alat ini hanya 3 kilogram saja, jadi bisa ditenteng dan tidak menyulitkan kerja petani. Sekarang sudah kami produksi 40 unit alat,” ungkapnya lagi.
Rektor Universitas Janabadra Yogyakarta, Edi Sriyono menambahkan alat-alat yang sudah diproduksi akan diserahkan ke dua kelompok tani yakni Kelompok Tani Ngudi Rejeki dan Nuju Makmur. Kedua Kelompok Tani tersebut berada di desa Hargorejo Kokap Kulon Progo yang memang dikenal sebagai penghasil nira.
"Kami juga memberikan pelatihan kepada para anggota Kelompok tani yang mendapatkan alat ini, agar semakin mudah mengoperasikan. Selain itu kami akan membuat buku ajar atau buku panduan cara menggunakan alat. Kami juga sampaikan apresiasi pada anggota DPR RI Komisi VII Gandung Pardiman yang serius membantu realisasi alat ini,” ungkap Edy. (Fxh)
BERITA TERKAIT
Tujuh Bulan Buron Pelaku Pembacokan Ditangkap
KR Menarik Minat Mahasiswa Asing Belajar Bahasa Indonesia
Periksa PCR Berkurang, BLKK DIY Tetap Kedepankan Kualitas Layanan
Unik, Patung Kuda Lumping ini Terbuat dari Kanalpot Hasil Razia
Di Pati 300 Kilometer Jalan Rusak, Warga Iuran Sukarela untuk Perbaikan
Aktif di Yayasan Panti Rapih, T Hani Handoko Dipanggil Tuhan
Tersangka Mutilasi Pakem Mengeksekusi Korban Tanpa Terburu-buru
SD Negeri Caturtunggal 3 Adakan 'Panen Karya P5'
Tetapkan 1 Tersangka, Kejari Sukoharjo Tangani Kasus Dugaan Korupsi PD BKK Bulu
Berkedok 'Valet Parking' Hotel Bawa Kabur Mobil HRV
Sambut Ramadan, Komunitas Guru Gugus 8 Depok Gelar Bazar
Perdebatan Hisab dan Rukyat Sudah terjadi di Zaman Belanda
Padusan di Telaga Kusuma, Pengunjung Disambut Live Music
AMI Bertekad Implementasikan Sapta Karsa
Sadisnya Pelaku Mutilasi Pakem, Usai Membunuh Mampir Makan di Warmindo
Suasana Puasa Zaman Kolonial Belanda, Satu Bulan Sekolah Libur
Organisasi Berbasis Digital, Jadilah Kupu-kupu
Lulusan STPMD 'APMD' Dituntut Proaktif dan Aplikasikan Ilmu di Masyarakat
Pelaku Mutilasi Sempat Tulis Surat, Kita Bisa Bertemu di Penjara atau Akhirat
Berangkat Mijit Pelanggan, Malah Curi Motor
BRI Terkoneksi SIPD, Mudahkan Pengelolaan Transaksi Keuangan