Revitalisasi Embung Pertanian Melalui Pemasangan Geomembrane

Sosialisasi hasil kegiatan Kedaireka di GOR Manahan Nawungan. (Istimewa)
Krjogja.com - YOGYA - Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (Faperta UGM) berkolaborasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak dan Kelompok Tani Lestari Mulyo Dusun Nawungan I melakukan revitalisasi embung pertanian melalui pemasangan geomembrane dan pembuatan desain jaringan long storage.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Kedaireka Matching Fund 2022 yang bertajuk 'Inovasi Teknologi Antisipasi Kekeringan di Lahan Pertanian Sebagai Implementasi Konservasi Sumber Daya Air Melalui Jaringan Embung Dan Long Storage'.
Nur Ainun HJ Pulungan PhD sebagai anggota tim peneliti dari Fakultas Pertanian UGM yang juga bertindak sebagai narasumber pada sosialisasi hasil Kedaireka menyampaikan bahwa karakteristik wilayah Desa Selopamioro, khususnya Dusun Nawungan memang rentan terhadap kekeringan.
"Tidak hanya kekeringan meteorologis melainkan juga kekeringan agronomis menjadi kendala bagi perkembangan lahan pertanian di Nawungan ini," ucapnya pada acara sosialisasi hasil kegiatan Kedaireka di GOR Manahan Nawungan, Selasa (13/12/2022).
Menurutnya, curah hujan yang sangat rendah di daerah ini menjadikan pasokan air hujan untuk kebutuhan irigasi menjadi sangat terbatas. Petani di Nawungan mengalami kesulitan mendapatkan air terutamanya saat musim kemarau. "Selain itu, air di embung-embung pertanian milik petani mengalami rembes, sehingga harus memompa air tanah dalam beberapa kali untuk mengisi embung-embung pertanian mereka," paparnya.
"Untuk itu, Fakultas Pertanian UGM bersama anggota tim dari Fakultas Teknologi Pertanian UGM dan BBWS Serayu-Opak dalam kegiatan Kedaireka ini mencoba memberikan solusi atas permasalahan air pada lahan pertanian Dusun Nawungan I melalui pemasangan geomembrane pada embung pertanian milik Kelompok Tani Lestari Mulyo," lanjut Ainun.
Beberapa tahapan kegiatan telah dilakukan bersama tim dan mahasiswa MBKM yang juga terlibat dalam kegiatan Kedaireka ini. Di antaranya pemotretan foto udara lahan pertanian Kelompok Tani Lestari Mulyo, interpretasi lokasi embung melalui foto udara, survey embung, pengukuran dimensi embung, hingga pemasangan geomembrane yang juga memberdayakan anggota kelompok tani.
"Hal ini mendapatkan respons yang sangat positif, terlihat dari besarnya antusiasme anggota kelompok tani dalam membersamai tahapan-tahapan kegiatan ini," paparnya.
Shakti Rahadiansyah ST MSc dari BBWS Serayu-Opak menjelaskan bahwa embung yang masih didasari oleh tanah dan batuan memang cenderung mengalami rembesan. Oleh karenanya, perlu direvitalisasi dengan memberi lapisan impermeable pada sisi-sisi embung melalui pemasangan geomembran, agar dapat menampung air lebih banyak.
Sementara, Chandra Setyawan PhD anggota tim dari Fakultas Teknologi Pertanian UGM menambahkan bahwa dengan dilapisi geomembran, diharapkan petani dapat terhindar dari kerugian akibat kehilangan air yang rembes tersebut, dan jumlah air yang dapat tertampung sesuai dengan ukuran volume maksimal embung tersebut, seperti yang diharapkan oleh petani.
Ketua tim pengusul, Dr Jamhari SP MP dalam kesempatan sebelumnya juga mengatakan bahwa Desa Selopamioro, khususnya dusun Nawungan I memiliki potensi pertanian yang baik. Salah satu produk unggulan daerah ini adalah bawang merah. Produktivitas bawang merah di sini mencapai 10-23 ton/ha.
"Hasil produktivitas bawang merah ini cukup baik, dan bisa mensejahterakan petani. Namun, permasalahan sumber daya air yang dihadapi oleh petani juga cukup serius. Akan terjadi penurunan produktivitas yang signifikan manakala permasalahan air ini tidak segera diatasi,“ ucapnya pada saat observasi di lahan pertanian bersama tim dan petani.
Sebagai penutup pada acara sosialisasi hasil ini, Dr Ainun menyampaikan bahwa "Petani harus mulai membiasakan memanfaatkan air hujan untuk ditampung dalam embungnya, supaya mengurangi penggunaan air tanah demi keberlanjutan sumber daya air. Penggunaan air tanah terus menerus, dapat mengancam keberlanjutan sumber daya air di masa depan. Alangkah baiknya jika kita bersama-sama menjaga kelestarian sumber daya air melalui pemanfaatan embung yang telah direvitalisasi".
Ia berserta tim berharap dengan program ini, akademisi, pemerintah, dan masyarakat dapat bersama-sama melakukan konservasi produktif yang mana tidak hanya menjaga kelestarian sumber daya alam, baik air maupun lahan, tetapi juga tetap memberikan keuntungan bagi masyarakat, dalam hal ini khususnya petani. (Dev)
BERITA TERKAIT
Siap-siap Macet, Jawa Tengah Paling Banyak Dituju Pemudik Lebaran 2023
Alhamdulillah.. Tak Ada WNI Jadi Korban Kecelakaan Bus Umrah di Arab Saudi
Afnan Hadikusumo Ingatkan Kemiskinan Jadi Sumber Munculnya Klitih
One Way dan Contra Flow Jadi Andalan Polisi Hadapi Mudik Lebaran 2023
Lepas Erick Thohir, Hokky Caraka Pimpin Doa Agar Piala Dunia U-20 Tetap di Indonesia
Usai Lukai Sopir, Begal Taksi Online Urungkan Aksinya
BKN Gelar CAT Seleksi Penerimaan 4.213 Penyuluh Keluarga Berencana untuk BKKBN
Mendikbudristek: Jangan Gunakan Test Calistung dalam Penerimaan Calon Siswa SD
Transformasi Diklat, Kemenag Luncurkan Digital Learning Center dan Smart Classroom
Alokasi Anggaran Pemerintah Terbatas untuk Membiayai KIP Kuliah
Partai Berkarya Tetap Konsisten Memberikan Pengabdian untuk Bangsa
UAD Bermitra dengan 11 PT Luar Negeri
Tambah Daya Listik Hingga 5.500 VA Kok Cuma Rp 200 Ribu?
Safari Tarawih Di Gedung DPRD Kulonprogo, Pj Bupati Imbau Pejabat Hidup Sederhana
Fatalitas Tinggi Akibat Virus Marburg, RI Waspada
Bertema Budaya, Open Call Layar Anak Indonesiana 2023 Sudah Mulai
Laga PSIS Lawan Persebaya Digelar, Aparat Keamanan Semarang Disibukkan Suporter Bonek
7 Angkringan Enak Harga Terjangkau di Sukoharjo, Cocok untuk Berburu Takjil
Erick Thohir Bertemu FIFA, Cari Solusi Soal Penolakan Timnas Israel
Pemudik Bakal Naik, Ditjen Hubla Turut Berperan Aktif Mempersiapkan Angleb 2023
Ini Bahaya yang Mengintai Jika Menyimpan Bahan Mercon, Simak Sejarahnya