Pendampingan Audit Kasus Oleh UAA dan PT Konsorsium dalam Upaya Penurunan Stunting

user
Danar W 29 Desember 2022, 17:30 WIB
untitled

Krjogja.com - AUDIT kasus stunting merupakan suatu program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang terdiri dari 4 kegiatan yaitu adanya pembentukan audit kasus stunting itu sendiri, manajemen pendamping keluarga, adanya diseminasi kasus serta tindak lanjut adanya kasus.

Upaya ini penting sekali dilakukan karena kasus stunting harus melibatkan semua pihak dan stakeholder, sehingga Universitas Alma Ata (UAA) bersama dengan BKKBN berupaya untuk menurunkan angka stunting terutama di Jawa Tengah, dengan pertimbangan beberapa data pendukung seperti kasus yang banyak, wilayah yang luas serta padatnya penduduk.

Adapun konsersium PT terdiri dari Universitas An Nuur Grobogan, Poltekkes Kemenkes Semarang, Universitas Negeri Semarang, STIKES Cendakia Utama Kudus, Universitas Muhammdiyah Semarang, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Pekalongan, Universitas Ngudi Waluyo, Universitas Sains Al Quran Wonosobo, Universitas Diponegoro, Universitas Kristen Satya Wacana, STIKES Kendal, Universitas Muhammadiyah Surakarta dan ITS PKU Muhammadiyah Surakarta. Sedangkan kabupaten yang dijadikan lokasi ada 14 kabupaten antara lain Blora, Brebes, Demak, Grobogan, Jepara, Boyolali, Klaten, Kendal, Magelang, Pekalongan, Pemalang, Sragen, Tegal dan Wonosobo.

Pelaksanan pendampingan yang dilakukan antara lain Universitas Alma Ata Yogyakarta bersama 15 Perguruan Tinggi di Jawa Tengah adalah pendampingan lapangan dan analisa data serta audit kasus stunting tingkat kabupaten pada 14 Kabupaten di Jawa Tengah. Rincian kegiatan tersebut yaitu pendampinan lapangan oleh mahasiswa yaitu suatu kegiatan pendampingan kepada TPK (Tenaga Pendamping Keluarga) di 10 desa lokus stunting pada masing-masing kabupaten berarti ada 140 desa di Jawa Tengah, yang sebelumnya mahasiswa sudah mendapatkan pelatihan. Selanjutnya kegiatan pendampingan analisa data dan audit kasus stunting dilaksankan tingkat kabupaten pada 14 kabupaten di Jawa Tengah tersebut.

Dengan adanya kegiatan tersebut, maka lebih mempermudah pendataan, mengetahui kasus stunting lebih awal dan mencegah risiko stinting lebih dini.(*)

Kredit

Bagikan