Hasan Wirayuda: Mendesak Dilakukan Penataan Kembali Pendidikan Kebangsaan

Kepala Pusat Studi Kebangsaan Indonesia (PSKI) Universitas Prasetiya Mulya Dr. Hassan Wirajuda.
Krjogja.com - TANGERANG - Universitas Prasetiya Mulya mengadakan survei yang melibatkan 1.600 responden mahasiswa di seluruh Indonesia tentang persepsi mereka terhadap Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara.
Sebanyak 95,4 persen mahasiswa berpendapat, pengembangan seni dan budaya daerah akan memperkuat semangat kebangsaan.
Kepala Pusat Studi Kebangsaan Indonesia (PSKI) Universitas Prasetiya Mulya Dr. Hassan Wirayuda pun menyerukan dilakukan penataan kembali pendidikan kebangsaan di Indonesia, baik dari segi muatan maupun metodologinya.
Mantan Menteri Luar Negeri ini menjelaskan, secara keseluruhan kaum milenial peduli terhadap pengembangan wawasan kebangsaan.
Dari hasil survei, dia menjelaskan, mahasiswa yang memahami Pancasila dan belajar baik dari ruang kelas itu ada 28,6 persen. Tetapi ada juga yang memahami dan mempelajarinya dari media sosial sebesar 21,7 persen.
Sementara mahasiswa yang melihat pentingnya Pancasila sebagai satu-satunya ideologi negara sebesar 93, 8 persen. Sedangkan mahasiswa yang tidak setuju jika diganti dengan ideologi lain sebesar 86,1 persen.
Selain itu, survei juga melihat keikutsertaan mahasiswa pada wajib militer. Yakni yang bersedia ikut wajib militer jika negara memerlukan sebesar 59,5 persen yang didominasi oleh pria sebesar 68,0 persen.
"Dari segi metodologi mereka menuntut sistem pembelajaran di kelas yang interaktif, bukan indoktrinasi, menilai penting tugas praktik ke masyarakat sebesar 98,9 persen seperti community development dan mahasiswa mengajar," kata Hassan, saat berbincang bersama wartawan, di Kampus Prasetiya Mulya, BSD, Tangerang, Selasa (17/1/2023).
Menurutnya, ada data yang menarik, yakni 95,4 persen mahasiswa berpendapat pengembangan seni dan budaya daerah akan memperkuat semangat kebangsaan.
Dalam kerangka itu, katanya, kampusnya melakukan pengadaan alat-alat musik tradisional seperti angklung dan seperangkat gamelan Jawa, dan merekrut tenaga pelatih seni dan budaya lulusan Institut Seni dan Budaya.
"Upaya ini dilakukan untuk memperkuat pengembangan kelompok-kelompok seni dan budaya yang sudah ada seperti kelompok tarian daerah, paduan suara, dan grup musik," ungkapnya.
Dari hasil survei itu dia meminta mahasiswa tidak berpuas diri atas yang dimiliki sekarang. Sebab, tantangan terus meningkat.
Perlu melakukan fundamental resetting terhadap agenda pendidikan kebangsaan ke arah pengembangan kurikulum dan metodologi pendidikan kebangsaan yang tepat bagi kaum milenial dan Gen Z.
"Juga kelengkapan bahan ajar dan peningkatan kemampuan para pengajarnya. Sementara cara-cara indoktrinasi dinilai sudah usang, perlu dicari metoda baru dengan memanfaatkan teknologi digital seperti metaverse dalam penyampaian bahan ajar kebangsaan," terangnya.
Dia menambahkan, pelajaran sejarah Nusantara dan sejarah pergerakan kemerdekaan, dan konsensus fundamental para pendiri bangsa tentang pondasi NKRI, termasuk Pancasila dan UUD 1945, dan pendidikan lapangan.
Seperti, tugas praktek masyarakat (community development) serta mahasiswa mengajar merupakan elemen-elemen penting dalam pengembangan wawasan kebangsaan.
"Tetapi mahasiswa juga berkewajiban mengikuti perkembangan dunia seperti pergeseran geopolitik dunia, perubahan iklim, serta transformasi digital yang berkembang pesat di Indonesia dan di dunia. Termasuk dampak negatifnya yang dapat menjadi ancaman eksistensial bagi keberlangsungan negara-bangsa (nation-state) Indonesia," pungkasnya. (Ati)
BERITA TERKAIT
Bulutangkis Vietnam Challenge 2023: Jafar/Aisyah Bawa Pulang Gelar Untuk Merah Putih
PBNU Apresiasi Meningkatnya Kepercayaan Publik Kepada Polri
Pingin Buka Puasa dengan Menu Beragam? ke Masjid Syuhada Yuk..
BRI Boyong 7 Penghargaan di Ajang PR Indonesia Awards (PRIA) 2023
Sinergi Telkom dan BPKP Hadirkan Solusi untuk Mudahkan Pemantauan Gangguan Jaringan
Realisasikan Pembangunan JLT, Sukoharjo Butuh Rp 360 M
Seleksi Sekolah Kedinasan 2023 Dibuka, Pemerintah Sediakan Ribuan Kebutuhan
Kekerasan Jalanan Masih Terjadi, Sultan Minta Ortu Tanggung Jawab
Record Store Day Yogyakarta Bakal Digelar di Bengkel Kopi
MenKopUKM dan Mendag Sepakat Berantas Impor Pakaian Bekas Ilegal, Berikut Langkahnya!
Gospeng dan Pak Tan Sambut Ramadan Lewat Lagu 'Selak Imsyak' Ingatkan Sahur
Kapolda Jateng Tinjau Ledakan Kaliangkrik, Bahan Mercon Termasuk Low Explosive
10 Spot Ngabuburit Favorit Keluarga di Sragen
Tiga Tahun Di-PHK Tanpa Pesangon, Buruh di Jogja Bawa Perusahaan ke Pengadilan
Dua Kakek dan Seorang Pemuda Bobol Rumah Kosong
Polisi Bekuk Tersangka Pembobol Kios Onderdil
OMG Yogyakarta Ajak Milenial Kreatif Ciptakan Lapangan Kerja Baru
Dua Remaja Diserang Sekelompok Pemuda Bersenjata Celurit
Kolaborasi Bersama BRI, Desa Mengulungkidul Sabet Berbagai Penghargaan
Terbongkar! Material Bangunan Dicuri Karyawan Sendiri
Polisi Tak Tutup Kemungkinan Proses Kelompok Korban Pengeroyokan