Taman Madya Ibu Pawiyatan Yogya Kenalkan Prosesi Pernikahan ala Adat Jawa

Gedung SMA Taman Madya Ibu Pawiyatan Yogyakarta (foto: istimewa)
Krjogja.com - YOGYA - Implementasi materi pembelajaran kedalam project, SMA Taman Madya Ibu Pawiyatan (IP) Yogyakarta menyelenggarakan Gelar Budaya, Sabtu (25/2/2023). Topik yang dipilih adalah pernikahan adat jawa Yogyakarta.
Berpijak pada Ambuka Raras Angesti Wiji, kesenian adalah pepucuk pendidikan maka SMA Taman Madya IP akan terus berkesenian ,berkebudayaan dalam pelaksanaan pendidikanya.
Terutama karena ada pelaku-pelaku seni Seperti Nyi TrI Yuli Setyasari dan Nyi Hapsari Setya Lestari yang selalu menghidup-hidupkan kesenian di Tamansiswa.
Baca Juga
Demikian penjelasan salah seorang panitia Nyi Nunung Widiastuti, Jumat (24/2/2023) Kepala SMA Taman Madya IP Ki Drs. Amin Priyanta menyatakan ini adalah langkah awal Taman Madya Ibu Pawiyatan menapaki abad kedua Tamansiswa dengan semangat berkemajuan.
Kegiatan gelar budaya ini dimaksudkan agar para siswa tidak hanya mengenal budaya Jawa dalam prosesi penikahan, akan tetapi juga berperan sebagai pelaku dan pelaksana project, mulai dari dari prosesi seserahan, hantaran seserahan hingga ijab kabul dan panggih pengantin yang kesemuanya mengandung ajaran dan filosofi yang tinggi.
Dalam kegiatan ini semua peran dijalankan oleh siswa. Berperan sebagai model pengantin wanita adalah Fiana Oktarina klas XI IPS sedangkan untuk pengantin pria diperankan oleh Androu Piere Muhamad kelas XII IPA.
Untuk para orang tua pengantin juga diperankan oleh para siswa. Ayah dari pengantin wanita oleh Hafidh Rafif dan sebagai Ibu diperankan oleh Maida Arundaya kelas X IP yang menjadi model Untuk ayah pengantin Pria adalah Milzam Rayhan P. dan Tri Widyastuti sebagai Ibu.
Kegiatan ini akan dilaksanakan dengan MC menggunakan 4 bahasa, yang akan dibawakan Oleh Siska Mayasari klas XII IPS dalam Bahasa Indonesia, Putri Yuliantik Kelas XII IPA dalam Bahasa Jawa, Farah kelas XII IPA dalam Bahasa Jepang ,dan Alikha Dwi Cintyamurti dalam bahasa Inggris.
Sebagai penghulu,saksi pernikahan dan penasihat atau pemberi ular-ular juga dilakukan oleh siswa. Rayendra Pratama Putra sebagai Penghulu, dan Ular-ular di perankan oleh Gerardus Botun Langobelen siswa perantau dari Indonesia Timur NTT.
Semula Nyi Tri Yuli setyasari S.Sn hanya ingin berkolaborasi dengan mata pelajaran bahasa dan seni dalam menerapkan project ini, baik itu bahasa jawa,bahasa Indonesia maupun bahasa jepang yang menjadi mata pelajaran di SMA Taman Madya Ibu Pawiyatan.
Namun pada akhirnya semua mata pelajaran terutama IPS turut bergabung dalam project ini untuk berkolaborasi. (War)
BERITA TERKAIT
Jikustik Formasi Lama Rilis Lagu Lawas 'Teman Seperjuangan'
Setelah Icha, Pongki Barata Kembali ke Jikustik?
Indonesia Peringkat Kedua Kematian TBC di Dunia Setelah India
All New Honda Civic Type R Mengaspal di Indonesia
Disposal Bahan Petasan, Polres Purbalingga Datangkan Jibom
Indonesia Masuk dalam 10 Negara Penyumbang Sampah Plastik Terbanyak di Lautan
Ditangkap! Seorang WNI Mengemis di Kuala Lumpur
Promosi dan Publikasi WBTb Melalui Pengenalan Wayang Animasi
Lunpia Semarang Jadi Legenda Oleh-oleh Mudik Lebaran
Setelah Daging Busuk, Giliran Makanan Berformalin Ditemukan di Pasar Ini
Inilah 3 Kampus Swasta Terbaik di Jateng Versi Unirank, Buruan Daftar!
Pencuri Laptop Jamaah Masjid Ditangkap
Purbalingga Fokus Enam Prioritas Pembangunan Tahun Depan
Biomedis Jadi Ilmu Favorit di Masa Depan
Lurah Sriharjo Kesal, Jalan Ambles di Wunut Belum Diperbaiki
Berbagi Senyum Berkah di Ramadan 2023, JNE Hadirkan Beragam Program
Ramadhan Keliling Dunia Bersama Unissula
Hari Film Nasional: Insan Perfilman Terus Bergerak Wujudkan Merdeka Berbudaya
Disperinaker Sukoharjo Pantau Pembayaran THR Idul Fitri 2023
Innalillahi..Bocah Kembar Terseret Arus Anak Sungai Serang, Begini Kondisinya
1.000 Anak Yatim di Salatiga Terima Santunan Ramadhan