Metode 'Ember Tumpuk', Solusi Cerdas Menyelamatkan Lingkungan dan Tanaman

Tim KKN Reguler-101 Unit XIII.D.2 UAD yang bertempat di Pedukuhan Gumulan mengadakan pelatihan 'Ember Tumpuk' bagi ibu-ibu KWT.
Krjogja.com - BANTUL - Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler-101 Unit XIII.D.2 Universitas Ahmad Dahlan yang bertempat di Pedukuhan Gumulan, Desa Caturharjo, Kecamatan Pandak, Bantul mengadakan pelatihan 'Ember Tumpuk' bagi ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT). Hal ini bertujuan untuk mengurangi sampah organik yang dapat menyebabkan bau yang tidak sedap di pekarangan rumah. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat (24/2/2023) di Gumulan RT 01.
Pelatihan ember tumpuk ini juga membantu program dari pemerintah Bantul yaitu Bantul Bersih Sampah 2025 (Bantul Bersama). Untuk tingkat rumah tangga, terlebih sampah organik di Pedukuhan Gumulan belum terolah dengan baik hanya dibuang begitu saja tanpa pengolahan lebih lanjut. Oleh karena itu mahasiswa tim KKN UAD memberikan sarana pengolahan sampah tersebut menggunakan metode ember tumpuk.
Ember tumpuk adalah suatu alat untuk pengolahan sampah organik dimana 2 ember disatukan dengan cara ditumpuk kemudian pengolahan sampahnya akan dibantu dengan maggot dari lalat tentara hitam (BSF). Sampah yang sudah dimasukkan ke dalam ember tumpuk akan menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga dapat mengundang lalat kemudian lalat akan menghasilkan maggot yang nantinya menguraikan sampah tersebut, sampah yang terurai akan menghasilkan air lindi yang dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair (POC).
Kegiatan ini diikuti dengan sangat antusias oleh ibu-ibu KWT, terlihat pada saat pelatihan mereka memperhatikan dan aktif mengajukan pertanyaan terkait penggunaan POC yang dihasilkan. Tidak hanya membuat media ember tumpuk saja tetapi mahasiswa KKN langsung mengaplikasikan pengolahan sampah menggunakan ember tumpuk tersebut dengan mencari sampah organik terutama sampah buah di Pasar Legi Gumulan lokasinya berdekatan dengan rumah warga.
Dengan adanya kegiatan ini ibu-ibu merasa terbantu karena masalah sampah yang ada disekitarnya perlahan teratasi dan membantu lingkungan menjadi bersih, mereka dapat mengolah sampah buah, sisa dapur, dan lainnya secara mandiri dan juga sangat bermanfaat bagi tanamannya.(*)
BERITA TERKAIT
Cara Menyelesaikan Problem Matematika dengan Computational Thingking
BPKPAD Sukoharjo Imbau Percepat Pelunasan PBB
Unik, Indra Utami Tamsir Rilis Lagu Religi Keroncong 'Bulan Ampunan'
Polres Sukoharjo Gencarkan Patroli Ramadan
Ramadan di Karanganyar, Operasional Tempat Hiburan dan Warung Makan Dibatasi
KPU Rampungkan Regulasi Alokasi Kursi Dapil
RI Punya CoE Terbesar untuk Kelistrikan dan Otomasi industri
Divonis Kanker Payudara Nunung Srimulat Jalani Kemoterapi, Begini Kesehatannya
Pria Tak Dikenal Tewas Tertabrak KA Bima
Sedang Marak 'Perang Sarung' Polisi Gagalkan Tawuran Antar Pelajar Karanganyar
Usai Menikahi Ken Umang dan Anusapati, Ken Arok Menuai Karma?
Apri-Fadia Mundur Gregoria Kalah, Indonesia Tanpa Gelar di Swiss Open 2023
Suzuki GSX-8S Resmi Meluncur, Performanya Siap Tantang Pencinta Adrenalin
PPY Bantul Adakan Pembekalan Anggota Baru, Upaya Jaga Mutu dan Standarisasi
Gantikan Martial, United Kejar Dembele
Fakta Menarik Lagu Lingsir Wengi, Benarkah untuk Memanggil Makhluk Halus?
Kemnaker Buka Peluang Kerjasama Sertifikasi Profesi
TPST Piyungan Khawatirkan Limbah Lindi Cemari Lingkungan
Memprihatinkan, Jumlah Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan Meningkat di Salatiga
Gegara Korsleting Listrik, Tivi Njebluk Bakar Rumah di Purbalingga
Agrowisata Taman Anggur, Inovasi Berbuah Juara Desa BRILian