Belajar dari Pandemi, Indonesia Perlu Sistem Ketahanan Layanan Kesehatan yang Tangguh

user
Danar W 07 Maret 2023, 09:20 WIB
untitled

Krjogja.com - YOGYA - Kagama Kedokteran bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, RSUP Dr Sardjito, RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro dan RSA UGM menggelar Annual Scientific Meeting (ASM) di Auditorium FK-KMK UGM, Sabtu (4/3/2023) diikuti peserta secara luring maupun daring dari seluruh Indonesia.

ASM bertema 'Inovasi Pengembangan Obat, Produk Biologis, dan Alat Kesehatan untuk Mendukung Ketahanan Pelayanan Kesehatan' ini diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis ke-77 FK-KMK UGM, HUT ke-11 RSA UGM, HUT ke-41 RSUP Dr Sardjito dan HUT ke-95 RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten.

ASM menghadirkan pembicara kunci Dr Dra Lucia Rizka Andalucia Apt MPharm MARS (Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI) dan Dr Eng Agus Haryono (Deputi Kepala Bidang Fasilitiasi Riset dan Inovasi BRIN) dipandu moderator Prof dr Laksono Trisnantoro MSc PhD (Staf Khusus Menteri Kesehatan). Turut memberi sambutan, Ketua ASM 2023 Prof Dr dr Eti Nurwening Sholikhah MKes MMedEd dan dr Budiono Santoso PhD SpFK (mewakili Kagama kedokteran).

Dekan FK-KMK UGM, dr Yodi Mahendradhata MSc PhD FRSPH menuturkan, saat ini kita hidup di era di mana krisis dan disrupsi merupakan normalitas dan keniscayaan yang harus dihadapai dan dikelola. Salah satu pembelajaran dari pandemi Covid-19 adalah perlunya membangun ketangguhan untuk menghadapi berbagai krisis yang kemungkinan terjadi di masa depan.

Menurut Yodi, masalah utama dalam pelayanan kesehatan di Indonesia salah satunya adalah dominasi impor produk dan teknologi kesehatan. Selain itu tidak tersedianya/lengkapnya infrastruktur riset di berbagai spektrum, terbatasnya kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia atau expert di Indonesia dan kurangnya pemahaman model bisnis yang mampu membawa riset ke ranah industri.

"Oleh karena itu ASM 2023 berfokus untuk membahas tantangan, peluang, penguatan jejaring, dan pengembangan sumber daya dalam inovasi pengembangan obat, produk biologis, dan alat kesehatan untuk mendukung ketahanan pelayanan kesehatan di Indonesia," katanya.

Budiono Santoso menuturkan, belajar dari pandemi Covid-19, Indonesia memerlukan sistem ketahanan pelayanan kesehatan yang tangguh dan responsif menghadapi kemungkinan bencana pandemi di masa yang akan datang.

Menurutnya, kerja sama pemangku kepentingan, pemerintah, swasta, industri, lembaga penelitian dan universitas mutlak diperlukan dalam upaya pengembagnan produk obat, biologi maupun alat kesehatan. "Masing-masing pemangku kepentingan di tingkat nasional maupun institusi perlu membuat action plan, yang bisa diukur capaiannya," katanya. (Dev)

Kredit

Bagikan