Ingin Sukses Berkarir, Jangan Remehkan Jejaring

user
Danar W 17 Maret 2023, 12:55 WIB
untitled

Krjogja.com - YOGYA - Membangun jejaring lebih ditentukan oleh kemauan daripada bakat. Ketika usaha awal untuk membangun jejaring gagal, beberapa orang cepat menyimpulkan bahwa membangun jejaring bukan termasuk bakatnya.

“Saya bukan orang gaul”. Tetapi, membangun jejaring bukanlah bakat, juga bukan sesuatu yang membutuhkan kepribadian ekstrovet yang luar biasa. Membangun jejaring adalah ketrampilan yang perlu dilatih.

"Saya sering melihat mereka yang meluangkan waktu dan usaha untuk membangun jejaring bukan hanya dapat mempelajari bagaimana membangun jejaring tetapi juga menikmatinya. Mereka biasanya lebih sukses dalam karirnya dibanding mereka yang gagal memanfaatkan hubungan external atau ngotot mendefinisikan lingkup pekerjaannya secara sempit," ujar Diah Ayu Permatasari, mantan Executive Vice President (EVP) Komunikasi dan CSR pada PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) saat mengisi Kuliah Alumni dan Praktisi di Ruang Seminar Timur Fisipol UGM. Diah sendiri merupakan lulusan Ilmu Pemerintahan, Fisipol UGM angkatan 1999.

Dengan mengambil tema 'Strategi Membangun Jejarning Melalui Teknik Komunikasi yang Efektif', Diah ingin berbagi kisah suksesnya kepada para mahasiswa.

Menurutnya beberapa bentuk networking adalah jaringan sosial kasual, jaringan sosial yang kuat, organisasi nirlaba, asosiasi profesional, dan jaringan media online/sosial. Networking bukan hanya tentang mengenal satu sama lain, tetapi juga tentang potensi saling menguntungkan dan pertukaran informasi sehingga diperlukan pemahaman mengenai cara membangun networking.

"Setelah ada jaringan kita jangan terus diam saja. Kita perlu membinanya, caranya dengan Menjalin komunikasi secara intensif, Efektivitas evaluasi jaringan dan menggunakan sumber lain untuk membandingkan bahan yang diberikan serta Pengawasan pada jaringan yang ada. Dan perlu diingat kamu tidak akan pernah bisa memahami perspektif orang lain, jika tidak mau mendengarkan. Jangan hanya memperhatikan apa yang mereka sampaikan, tetapi untuk komunikasi internal juga penting untuk memperhatikan bahasa tubuh dan ekspresi orang yang sedang kamu ajak bicara," jelas wanita cantik yang sering disapa Pepy ini.

Diah Ayu Permatasari lahir di Bangkalan Madura Jawa Timur, dirinya merupakan akademisi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya).

Di perguruan tinggi swasta yang berada di wilayah Jakarta dan Bekasi tersebut, Pepy pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi dan terakhir Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama humas dan Pengembangan Teknologi Informasi.

Jauh sebelum itu, dirinya juga pernah menjadi presenter di stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI) Yogyakarta dan mata milenial Indonesia TV, TAC Pertamina Sukaraja, hingga menjadi finalis Puteri Indonesia 2002 asal Yogyakarta.

Ibu dua orang anak ini berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi sampai Strata 3 (S3). Gelar Sarjana Teknik (S.T.) dalam bidang Teknik Industri diraih 2003 dari Universitas Islam Indonesia. Kemudian gelar Sarjana Ilmu Politik (S.I.P.) didapat 2005 dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Selanjutnya gelar Master (M.IR.) dalam bidang Keamanan Internasional diraih 2013 dari Peoples’ Friendship University of Russia. Gelar Doktor (Dr.) di bidang Hubungan Internasional diperoleh pada 2019 dengan predikat cumlaude dari Universitas Padjajaran Bandung.

Pepy cukup aktif dalam organisasi, baik nasional maupun internasional. Organisasi yang pernah digeluti antara lain menjadi anggota Pusat Kajian Keamanan Nasional (Puskamnas), anggota Asia Pacific Women Group (APWG) Moscow-Russian Federation, anggota Ship for South East Asian Youth Program International Indonesia, Japan-Indonesia.(*)

Kredit

Bagikan