FK UNS Luncurkan Buku untuk Tangani Tuberkulosis Laten

user
Ary B Prass 19 Maret 2023, 14:47 WIB
untitled

SOLO - Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo melaunching buku Tuberkulosis berjudul "Sitokin dan Kemokin Biomarker Tuberkulosis Laten" di UNS Inn, Minggu (19/3/2023). Buku ditulis Dr dr Bobby Singh Sp.P, MKes, FISR, FAPSR dan Prof Dr Reviono dr SpP(K), FISR.

Melalui buku ini penulis ingin mengenalkan kepada praktisi kesehatan mengenai biomarker sitokin dan kemokin yang dapat digunakan untuk mendiagnosis Infeksi laten tuberkulosis (ILTB). "Jadi selain masih ada tuberkulosis (TB) aktif ada tuberkulosis (TB) laten yang juga harus ditangani," jelas Prof Reviono, Dekan Fakultas Kedokteran.

Dengan diterbitkannya buku di atas diharapkan dapat membantu dalam penanganan dan pengobatan yang tepat dan mensukseskan program WHO dan nasional dalam pemberantasan tuberkulosis di Indonesia dan Dunia. Peluncuran buku diantaranya dihadiri ketua tim kerja tuberkulosis kemenkes dr Tiffani Tiara Pakasi MA, Perwakilan Perhimpunan Pemberanyasan Tuberkulosis Indonesia dr Lily Sri Wahyuni S MM.

Dijelaskan, ILTB adalah keadaan dimana sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi tidak mampu mengeliminasi bakteri Mycobacterium tuberculosis dari tubuh secara sempurna tetapi mampu mengendalikan bakteri Mycobacterium tuberculosis sehingga tidak timbul gejala sakit.

Orang dengan ILTB apabila dilakukan tuberculin skin test (TST) atau pemeriksaan interferon gamma-release assay (IGRA) hasilnya akan positif tetapi hasil pemeriksaan rontgen thorax normal serta hasil pemeriksaan dahak tes cepat molekuler (TCM) negatif. Beberapa hasil studi menunjukkan sekitar 5-10 persen orang dengan ILTB akan berkembang menjadi TB aktif dalam 5 tahun pertama sejak pertama kali terinfeksi.

Diagnosis dan pengobatan ILTB merupakan salah satu strategi world health organization (WHO) untuk mengontrol dan mengeliminasi TB dan merupakan salah satu elemen WHO End TB strategy.

Tuberkulosis atau TBC, salah satu penyakit infeksi tertua dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia termasuk di Indonesia. Covid 19 bisa diatasi dalam waktu 3 tahun, sementara TB sudah 141 tahun belum berhasil diberantas. Bahkan sekarang Indonesia berada di peringkat 2 setelah India dengan beban kasus 312/100.000 penduduk sedangkan angka kematian mencapai 34/100.000 penduduk.-(Qom)

Kredit

Bagikan