Indonesia Darurat Kesehatan Mental

Ilustrasi
Krjogja.com - KITA pasti pernah melihat dan mendengar berita tentang seseorang yang putus asa, depresi, sampai mengakhiri hidupnya. Semua orang pasti pernah mengalami masalah serta rintangan yang berat di hidupnya. Jika seseorang mudah putus harapan, serta tidak kuat menghadapi masalah hidupnya, orang tersebut bisa mengalami depresi. Belum diketahui dengan pasti mengapa depresi bisa terjadi, depresi biasanya muncul akibat gangguan emosional atau suasana hati yang buruk ditandai dengan kesedihan yang berkepanjangan, putus harapan, perasaan bersalah dan tidak berarti. Depresi bisa berujung pada tindak bunuh diri, tetapi hal ini bisa dicegah dengan dukungan yang tepat.
Salah satu ciri depresi adalah stres dan kecemasan berkepanjangan yang menyebabkan terhambatnya aktivitas dan menurunnya kualitas fisik. Depresi bisa saja terjadi sebagai reaksi terhadap suatu peristiwa, misalnya penganiayaan, kekerasan disekolah, kematian orang terdekat, atau masalah keluarga seperti kekerasan di dalam rumah tangga ataupun perpisahan orang tua. Seseorang bisa mengalami depresi
setelah merasa stres untuk waktu yang lama. Depresi juga bisa diturunkan di dalam keluarga. Selain itu, ada kalanya kita tidak tahu mengapa depresi timbul.
Masa sekarang ini, tidak sedikit orang yang mengalami depresi terutama pada usia remaja atau menuju dewasa. Mulai dari pelajar yang duduk di bangku SMP atau SMA sampai mahasiswa. Depresi pada anak dan remaja dapat timbul dalam bentuk ketidakbahagiaan atau kondisi mudah tersinggung yang berlangsung lama. Bagi sebagian orang, perasaan ini dapat diekspresikan sebagai perasaan 'tidak bahagia' atau 'sedih'. Ada pula yang mengaku ingin melukai diri, bahkan mengakhiri hidupnya. Anak dan remaja rentan mengalami depresi, sehinggalebih berisiko menyakiti diri sendiri, sehingga ujaran-ujaran seperti ini harus selalu ditanggapi dengan serius.
Baca Juga
WHO menyatakan bahwa depresi berada pada urutan nomor 4 penyakit di dunia, dan diprediksikan akan menjadi masalah gangguan kesehatan yang utama. Bunuh diri menjadi isu kesehatan masyarakat yang serius saat ini. Menurut WHO, pada tahun 2019 sekitar 800.000 orang meninggal akibat bunuh diri per tahun, di dunia. Angka bunuh diri lebih tinggi pada usia muda. Di Asia Tenggara, angka bunuh diri tertinggi terdapat di Thailand yaitu 12.9 (per 100.000 populasi), Singapura (7,9), Vietnam (7.0), Malaysia (6.2), Indonesia (3.7), dan Filipina (3.7). Perilaku bunuh diri (ide bunuh diri, rencana bunuh diri, dan tindakan bunuh diri) dikaitkan dengan berbagai gangguan jiwa, misalnya gangguan depresi.
Kalangan mahasiswa mungkin paling sering mengalami depresi, karena mereka sedang mengalami perubahan dari masa remaja menuju dewasa. Mahasiswa akan menghadapi tekanan dan tantangan yang mungkin bersamaan dengan rasa cemas ketika berhubungan dengan beban belajar apalagi jika ditanya mengenai skripsi atau kapan lulus. Hal ini dapat menyebabkan orang tersebut merasa kewalahan dan berkembang menjadi perasaan stres dan depresi. Selain itu, depresisering terjadi pada seseorang yang jauh dari rumah, sehingga ia merasa bertarung sendirian. Apakah seorang dari kalian pernah mencari di google, bagaimana cara terbaik mengakhiri hidup dan bunuh diri adalah
jawabannya, bukan?
Bunuh diri sebagai usaha seseorang untuk mengakhiri hidupnya dengan cara suka rela atau dengan sengaja, berawal dari sesuatu hal yang menurut kita hanya hal sepele ternyata, kesepelean itu bisa berdampak besar bagi orang lain. Kamu mungkin merasa sangat sendirian saat
ini, namun penting untuk ditekankan banyak orang lain pernah berada dalam situasi atau perasaan seperti kamu saat ini. Orang lain mungkin juga pernah memikirkan untuk bunuh diri, sama seperti kamu juga. Seberapa buruknya situasi yang kamu lalui saat ini, kamu tidak sendirian. Pasti selalu ada bantuan dan pertolongan untukmu. Seberat apapun masalahmu yang ada hingga membuat depresi, bunuh diri bukanlah jawaban akhir dari segala masalahmu. Dalam ajaran semua agama, bunuh diri sangat tidak baik dan dilarang karena bisa menjadi malapetaka baru bagi keluarga yang ditinggalkan oleh pelaku bunuh diri. Oleh karena itu, pengelolaan gejala depresi perlu dioptimalkan,
untuk mengurangi risiko bunuh diri dan mencegah bunuh diri pada orang dengan depresi.
Pencegahan terhadap depresi dapat dilakukan dengan pengelolaan stress. Pengelolaan strestiap orang pasti berbeda, ada yang mengelola stres dengan melakukan kegiatan seperti melakukan hobinya, melakukan kegiatan refreshing, mendekatkan diri dalam konteksspiritual keagamaan,hingga bercerita kepada orang lain untuk mengurangi beban stres. Terlepas dari stigma masyarakat, keberanian untuk
terbuka terhadap orang lain dan berobat merupakan salah satu langkah yang tepat. Di era digital seperti sekarang banyak platfrorm menyediakan layanan konsultasi secara daring dengan berbayar ataupun gratis. Beberapa puskesmas juga menyediakan layanan konsultasi psikologi dengan biaya gratis maupun berbayar dengan harga terjangkau. Pemahaman masyarakat Indonesia tentang kesehatan mental juga masih rendah.
Masyarakat cenderung memberi stigma negatif terhadap orang dengan gangguan mental atau jiwa yaitu dengan mencela dan menganggapnya sebagai aib, anggapan akan orang gila. Selain itu masyarakat kurang paham akan adanya tanda ā tanda gangguan mental
seperti depresi, yang mana depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang paling sering ditemukan. Hal ini menyebabkan orang dengan kesehatan mental yang terganggu cenderung susah terbuka akan pengobatan dan malah merasa lebih tertekan akan stigma masyarakat. Hendaknya masyarakat lebih terbuka dan peka akan gangguan kesehatan mental disekitarnya. Masyarakat bisa menjadi pendengar bagi orang yang mengalami depresi maupun stres sebagai upaya meringankan beban mental. (Niko Hasyanto, Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta)
BERITA TERKAIT
Desa Lunas PBB BPKPAD Sukoharjo Tingkatkan Kesadaran Wajib Pajak
Sandiaga Uno Apresiasi Perkembangan Pariwisata Gunungkidul
Auto Dilirik! Ini 9 Pekerjaan yang Paling Dibutuhkan Perusahaan Saat Ini
Polres Bantul Proses Penganiayaan pada Anggota PSHT di Parangtritis, Ini Hasilnya
Tampil Dominan, Pebalap Astra Honda Raih Double Podium TTC 2023
Sandiaga Berharap Desa Sidowarno Jadi World Class Tourism
8 Orang Terluka Akibat Minibus Terguling di Jalan Tol Solo - Semarang
Bentrok Massa Meletus di Yogya, Polisi Amankan Titik-Titik Rawan
Muswil Pemuda Muhammadiyah DIY Pilih 11 Calon Formatur
Ekspor Tanah-Air
Peringati Waisak 2567BE/2023, Wamenag Ajak Umat Buddha Jaga Sikap Toleransi
Indonesia Dukung Penuh dan Aktif bagi Terbentuknya 'Plastic Treaty'
Saudi Tutup Izin Visa Umrah
Di Pelataran Barat Candi Borobudur Ribuan Umat Ikuti Detik-detik Waisak
Hindari Jalan Kenari, Ada Tawuran!
Pemohon SIM Wajib Cek Kesehatan dan Tes Psikologi
Milad ke-3, Yayasan 'Al Maun' Santuni Yatim Piatu dan Dhuafa
Ditlantas Polda DIY, Sosialisasikan Tiblantas ke Sopir Ambulans
Bulutangkis Polytron Walikota Solo Cup Diikuti 1.283 Peserta
Fadil Imran Lantik Pengda PBSI DIY
Konsolidasi Kader Perempuan, Sekjen PDIP DIY: Tidak Pintar, Duit Hilang Begitu Saja