BANTUL, KRJOGJA.com - Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, Pemerintah Desa berkewajiban untuk memanfaatkan Sistem Informasi Desa (SID) yang telah disediakan oleh Pemerintah Daerah. Tujuan dari SID sebagaimana yang diharapkan oleh desa, antara lain adalah ketersediaan data, peningkatan kualitas pelayanan publik, pengelolaan seluruh potensi desa, mendorong partisipasi, transparansi dan akuntabilitas, serta memperkuat modal sosial.
Amanat tersebut telah dilaksanakan oleh Desa Poncosari yang terletak di Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul. Namun demikian, dalam pengelolaan SID yang nampak dalam Web Desa Poncosari belumlah optimal akibat dari kurangnya updating data maupun informasi.
Bertolak dari fenomena tersebut, maka Sugito S.I.P., M.Si. bersama dengan Muhammad Zahrul Anam, S.Ag., M,Si melakukan program pengabdian masyarakat dalam skema program KKN PPM (Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2020 yang bekerja sama dengan Kelompok KKN Mahasiswa 074 dan 088 Desa Poncosari.
Salah satu kegiatan yang telah dilaksanakan adalah “Pelatihan Jurnalistik Warga dan Fotografi†yang diperuntukkan bagi pemuda dari 24 Dusun yang ada di Poncosari pada Senin (25/1/2021).
"Tujaun dari pelatihan ini adalah untuk memberikan bekal keterampilan jurnalistik dan fotografi bagi calon wartawan desa yang akan mengisi konten web site Desa Poncosari," ujar Sugito.
Kegiatan yang dihadiri oleh 31 pemuda dan kepada dusun ini menghadirkan 3 nara sumber. Pada sesi pembukaan, Sugito selaku ketua Tim KKN PPM UMY menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian dari pengabdian dosen yang tujuan utamanya adalah meningkatkan tata kelola administrasi dan mengoptimalkan web desa Poncosari.
“KKN PPM di Desa Poncosari terdiri dari kegiatan-kegiatan penyuluhan tertib administrasi kependudukan, pelatihan jurnalistik warga dan fotografi, pelatihan administrasi dan penyusunan proposal bagi karang taruna, serta pendampingan pembuatan web site bagi Pokdarwis Pantai Baru. Secara spesifik, setelah pelatihan ini diharapkan akan terbentuk semacam komunitas wartawan desa di tingkat dusun,†lanjut sugito.
Pelatihan jurnalistik dan fotografi yang berlangsung satu hari dan bertempat di Balai Desa Poncosasri ini dapat berjalan lancar berkat dukungan pemerintah Desa setempat. Agus Heri Kurniawan, ST selaku Kepala Urusan Umum Desa, dalam materi mengulas tentang arah pengembangan SID Desa Poncosari.
“SID Desa Poncosari diharapakan dapat mempermudah pelayanan kepada masyarakat sekaligus memberikan informasi up to date tentang Desa Poncosari kepada warganya dan masyarakat umum lainnya. Oleh karena itu dukungan pemuda untuk menjadi wartawan-wartawan desa sangat dibutuhkan,†kata Agus Heri.
Pada materi selanjutnya tentang jurnalistik warga, Ade Marup Wirasenjaya, M.A, menyampaikan tentang kemudahan akses informasi yang dapat dimanfaatkan oleh warga masyarakat untuk menyampaikan informasi yang baik tentang Desanya. Oleh karena itu, Ade memberikan keterampilan tentang penulisan jurnalistik terutama penulisan berita dan feature.
“Dalam penulisan berita perlu di sampaikan 5 W 1 H yaitu apa peristiwanya (what), siapa pelakunya (who), kapan kejadiannya (when), dimana (where), mengapa terjadi (why), dan bagaimana kejadiannya (how). Sementara untuk feature ditujukan untuk menggambarkaan suasana, sisi manusiawi, cerita dibalik peristiwa yang itu cocok untuk untuk menulis profile dusun maupun desa," jelas Ade Marup.
Akbar Nur Aziz selaku nara sumber terakhir memberikan materi dasar fotografi jurnalistik. Akbar menekankan pada beberapa teknik fotografi dan etika dalam fotografi jurnalistik. Menurut dia foto dalam jurnalitik harus dapat bernilai artistik sekaligus dapat menggambarkan berita tanpa harus melanggar norma dan etika di masyarakat.
