Pemanfaatan Bambu Bisa Jadi Solusi Perubahan Iklim

istimewa
JAKARTA, KRJOGJA.com -Pemanfaatan tanaman bambu di Indonesia bisa menjadi salah satu solusi dari pengendalian perubahan iklim. Tanaman bambu sangat efektif untuk merehabilitasi lahan terdegradasi, mampu menyerap dan menyimpan karbon, dan bisa diolah menjadi berbagai jenis produk berkualitas.
Pemanfaatan bambu juga bisa memberi kesempatan bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya. Demikian terungkap pada salah satu sesi diskusi panel di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim (COP UNFCCC) ke-23 di Bonn, Jerman, Selasa (7/11/2017), yang dipimpin oleh Penasihat Senior Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wahjudi Wardojo.
Pendiri Yayasan Bambu Lestari, Arief Rabik menyatakan, tanaman bambu bisa ditanam di berbagai kondisi lahan. Ini menjadikannya unggul jika dimanfaatkan untuk merehabilitasi hutan dan lahan. āBambu adalah tanaman juara untuk memperbaiki kondisi lahan,ā tutur Arief.
Menurut Arief, satu rumpun tanaman bambu bisa menyimpan hingga 5.000 liter air, yang menjadikannya sangat baik sebagai tanaman pengatur tata air. Sementara 1 hektar tanaman bambu bisa menyerap 50 ton gas rumah kaca setara karbondioksida setiap tahunnya.
Produktivitas spesies bambu Indonesia juga lebih tinggi hingga 4 kali lipat jika dibandingkan dengan spesiesĀ bambu dari Negara beriklim subtropis. āProduktivitas bambu juga sangat tinggi mencapai 50 ton per hektar per tahun,ā tambahnya.
Budidaya bambu pun tidak sulit dan bisa dilakukan oleh masyarakat. Sayangnya, nilai keekonomian bambu saat ini masih rendah. Padahal, kebutuhan industri akan bambu terus berkembang. Berbagai jenis produk berkualitas bisa dihasilkan dari tanaman bambu mulai dari serat tekstil hingga panel untuk keperluan konstruksi. "Jarak nilai keekonomian di masyarakat dan industri ini yang perlu dipangkas,ā lanjut Arief. (*)
BERITA TERKAIT
Masyarakat Penghayat Kepercayaan Gelar Ruwatan Popo Sakkalir
Kajari Bantul Setorkan PNPB ke BRI Bantul
Lagi, Kakek Nekat Gantung Diri
Wacana Tiket Home PSS Naik, Ini Suara Hati Suporter
PKP3JH Siaga di Madinah dan Makkah untuk Bantu Jemaah
DPRD Klaten Minta Pendapatan Asli Daerah Ditingkatkan
Kelas Khusus Olahraga Kurang Prasarana, Ini Komitmen DPRD BantulĀ
BPPD DanĀ Dinpar Gunungkidul Gelar Table Top Handayani
Terulang Lagi Remaja Jadi Korban Pelecehan di Sleman, Ini 'Warning' dari Psikolog
2.870 Camaba Ikuti Ujian UM-PTKIN di UIN Sunan Kalijaga
Tantangan Sustainability Penurunan Stunting, Akankah Tercapai Zero Stunting di 2030?
Persiapan Puncak Haji, Jemaah Haji Lansia Harus Jaga Tenaga
Masih perlukah Pembukaan Fakultas Kedokteran di Pulau Jawa?
Boyolali Jadi Tuan Rumah Temu Donor Darah Sukarela Se-Jateng
Stiker Lindungi Lansia Terpampang di Setiap Sudut Hotel Jemaah Haji
Siap-Siap War! Tiket FIFA Matchday Indonesia vs Argentina Bisa Dibeli Mulai 5 Juni
Mengenal Aplikasi Penghasil Uang Sweatcoin
UGM Jadi Peraih Penghargaan Terbanyak pada Anugerah Merdeka Belajar Tahun 2023
Hanya Potong Pajak, Luhut Bantah Pemerintah Beri Insentif Mobil Listrik
SMKI Nusantara Buktikan Eksistensi Diri
Manfaatkan Lahan Sungai Kering, Polisi dan Warga Tanam Sayuran