Mendes PDTT Dukung Prukades Kopi, Ini Alasannya

user
tomi 21 Juli 2018, 03:43 WIB
untitled

JAKARTA, KRJOGJA.com - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi bersama beberapa kementerian/lembaga terkait telah memilih kopi untuk bersama-sama dikembangkan sebagai produk unggulan desa.

 

"Indonesia adalah negara berkembang dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang terus mengalami peningkatan. Tak tanggung-tanggung, UMP Indonesia mampu naik hingga dua kali lipat per lima tahun," ungkapMenteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo saat membuka Festival Kopi Nusantara, Jakarta, Kamis (19/07/2018) malam.

Eko menjelaskan Kenaikan UMP Indonesia tersebut akan berdampak pada berkurangnya penyerapan jumlah tenaga kerja di bidang pertanian yang lokusnya ada di desa. Hal ini tentu menjadi ancaman bagi peningkatan angka pengangguran di desa.

Jadi kalau sekarang UMP Rp3,5 juta, lanjut Mendes Eko, lima tahun lagi pasti Rp7 juta, sepuluh tahun lagi akan  jadi 14 juta, dan 15 tahun lagi akan naik Rp28 juta. "Nah kalau ini terjadi, sektor pertanian pasti tidak ekonomis lagi kalau tidak melakukan intensifikasi. Jadi meskipun jumlah produksinya naik,tapi penyerapan tenaga kerjanya pasti akan berkurang," terangnya.

Guna mengantisipasi pengurangan tenaga kerja di sektor pertanian tersebut, pemerintah melakukan inovasi dengan mengembangkan ekonomi melalui sektor pariwisata. Di sektor inilah komoditi kopi dapat dikembangkan.

"Bicara soal sektor pariwisata tentu dibutuhkan kafe-kafe, dan kafe-kafe ini butuh kopi. Salah satu yang sukses membuat kafe-kafe itu Desa Pujon Kidul," ungkapnya.

Menteri Eko mengatakan, seiring dengan semakin meningkat dan melekatnya kopi dengan gaya hidup masyarakat Indonesia, maka kopi menjadi pilihan tepat untuk dikembangkan melalui program Prukades (Produk Unggulan Kawasan Perdesaan).

Menurutnya, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi bersama beberapa kementerian/lembaga terkait telah memilih kopi untuk bersama-sama dikembangkan sebagai produk unggulan desa. "Semakin banyak yang minum kopi, petani kopi di desa juga akan semakin sejahtera," ujarnya. (Ati)

Kredit

Bagikan