Penangkaran Burung Kokoan, Warga Petulu Pakai Dana Desa

istimewa
GIANYAR, KRJOGJA.com - Guna mengantisipasi wisatawan yang datang ke kampung Petulu untuk melihat burung Kokokan, warga Petulu bangun penangkaran burung,dengan menggunakan dana desa.
"Ini untuk memberdayakan masyarakat dan kembangkan desa wisata. Besarnya dana desa sebesar Rp259 jut, " kata Kepala Desa petulu Tjokorda Agung Setia Dharma yang didampingi Kepala Banjar Petulu Gunung Made Rawo di Lokasi penangkaran di Desa Petulu,Gianyar Bali Sabtu (07/07/2018)
“Penggunaan dana desa ini atas kesepakatan warga, karena tujuannya juga untuk pemberdayaan masyarakat desa Petulu melalui program padat karya tunai (PKT), ” jelas Tjokorda.
BACA JUGA :
Mendes PDTT: Dana Desa bisa untuk Beasiswa
Pemanfaatan Dana Desa Harus Bermanfaat
Ide penangkaran ini awalnya untuk menyelamatkan anak-anak burung Kokohan yang ditinggalkan induknya, juga untuk memuaskan para turis yang ingin melihat burung Kokohan yang hanya muncul pada bulan Oktober hingga Maret.
Sebenarnya burung Kokokan ,banyak berkeliaran di bulan Oktober serta Maret,untuk mengantisipasi,kecewa nya wisatawan yang ke lokasi dan tidak bertemu Kokokan ketika datang ke Desa Petulu,maka dibuatlah penangkaran ini.
Kokokan banyak berkeliaran di jalan-jalan desa Petulu, sehingga menarik perhatian wisatawan. Sementara dibulan lainnya sepi.
"Makanya penangkaran ini dibuat untuk memuaskan wisatawan yang ingin melihat burung Kokohan diluar musimnya, ” ujar Tjokorda.
Upaya ini, lanjutnya, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan daerah dari restribusi yang dipungut dari turis atau wisatawan yang datang. Wisata burung Kokohan ini sudah ada sejak tahun 1965. Berkat pengembangan wisata Kokohan ini, Desa Petulu menerima penghargaan Kalpataru dari Presiden Suharto dan Presiden SBY pada tahun 2005.
Di desa Petulu sendiri, selain hasil dari wisata burung Kokohan juga, pendapatan desa juga diperoleh dari hasil kerajinan ukiran, patung dan lukisan. “Pengelolaan penghasilan dari pengembangan dana desa ini kerjasama dengan Badan Usaha milik Desa (BumDes)," Pungkas Tjokorda.(ati)
BERITA TERKAIT
Alamnya Tetap Asli, 5 Destinasi DIY Ini Wajib dikunjungi
Bensin Sumbang Inflasi Kota Yogya 4,72 Persen Pada Mei 2023
Memperebutkan Trofi GKR Hemas, Lomba Design Batik Jogokariyan
Pimpinan PSHT dan Brajamusti Sepakat Damai
Banyak Keluhan Masyarakat, Polres Sukoharjo Tertibkan Motor Berknalpot Brong
Hasil Jemput Bola, 15.000 Warga Sukoharjo Sudah Ber-KTP Digital
Bimbo Risih Masalah Korupsi Indonesia, Dituangkan Lewat Lagu 'Jokowi dan Mahfud MD'
Bentrok Massa di Jogja, Begini Kronologisnya Menurut Polda DIY
Berbusana Jawa, ASN Boyolali Khidmat Ikuti Upacara Hari Jadi Boyolali ke-176
Padukan Unsur Budaya Jawa, Peluru Karet Luncurkan EP Berjudul 'Urban'
IRT Tewas Tertabrak di Perlintasan KA Gedung Kesenian Wates
Zlatan Ibrahimovic Gantung Sepatu, Sampaikan Pidato Haru di San Siro
Pejabat Utama Polres Karanganyar Dimutasi
Tahu Pemilik Sedang Mandi, Wely Embat Scoopy
Terkait Bentrok di Jogja, 9 Luka dan 352 Orang Dievakuasi Polda DIY
Update KA Bandara YIA Mulai Juni 2023 Keberangkatan Akhir dari Stasiun Tugu 20.35 WIB
Mandi Usai Main Bola, Pemuda Warga Sedayu Tenggelam di Sungai Progo
Perang Spanduk Jelang Pemilu, Jaga Kondusivitas Pro Kontra Jangan Berkelanjutan
Perkuat Kapasitas Hadapi Bencana, BRI dan BNPB Gelar Pelatihan Kedaruratan Bencana
Konsultan Ibadah Daker Makkah Siapkan Layanan Online dan Offline untuk Jemaah
Bela Beli Yogya Bergaung Lagi dari Monjali