Ekonomi Korban Tsunami Lumpuh

Direktur Umum PT BP KR HM Wirmon Samawi menyerahkan paket bantuan pembaca KR. (Luthfie)
PARA korban tsunami Selat Sunda di Dusun Karabohong Desa Labuhan Kecamatan Labuhan Kabupaten Pandeglang hingga saat ini masih tinggal di pengungsian. Selama ini pula sejak terjadi bencana pada Sabtu 22 Desember 2018 tahun lalu mereka tidak punya penghasilan lagi. Sebab mereka tidak mempunyai mata pencaharian.
"Rumah kami hancur semua, bahkan banyak yang terbawa ke laut. Kami tidak punya penghasilan sama sekali. Karena itu ekonomi kami lumpuh," kata Suradi salah korban tsunami selat Sunda didampingi sejumlah korban lainnya. "Kami di pengungsian ini menganggur. Setiap hari hanya makan dan tidur. Sedang jatah makan dikirim dari kecamatan, " tambah Zaenab.
Hal ini disampaikan saat Tim Dompet 'KR' yang dipimpin Direktur Umum PT BP Kedaulatan Rakyat HM Wirmon Samawi menyerahkan bantuan kepada mereka, Rabu (6/2) sore. Bantuan yang diserahkan berupa 85 paket yang berisi gula, minyak goreng, teh, susu cokelat maupun susu putih, beberapa macam kue-kue, kecap, sarden, kornet daging sapi, serta kornet daging ayam. Pendistribusian paket sumbangan dibantu relawan PMI Pandeglang dan PMI Bantul.
Suradi yang sebelum terjadi bencana menjadi nelayan dan berjualan ikan menjelaskan, banyak nelayan menjadi korban karena saat itu baru saja mendarat setelah melaut atau sedang merawat perahunya. "Waktu datang tsunami perahu-perahu nelayan seperti digiling sehingga rusak semua, " kata Suradi yang saat itu berada di rumah.
Sedang warga yang menjadi korban, menurut Suradi karena saat itu di rumah sudah tidur. Sedang yang belum tidur umumnya bisa lari menyelamatkan diri setelah air datang untuk kedua kalinya. "Air tsunami datang tiga kali. Pertama kecil sehingga seolah seperti peringatan dan selanjutnya warga berlarian menyelamatkan diri ke tempat lebih tinggi. Baru saat air datang kedua kali besar sekali dan menghancurkan rumah-rumah. Tinggi air di daratan mencapai pohon kelapa, " paparnya.
Agustian dan istrinya Zaenab kehilangan adik beserta anaknya yang berusia sekitar 1,5 tahun yang saat itu sudah tidur di rumah. Saat itu pasangan ini sedang berjualan ikan. "Saya dan istri bisa lari menyelamatkan diri. Tapi setelah air surut dan dinyatakan sudah aman, saya pulang tapi rumah sudah tidak ada. Begitu juga rumah-rumah sekitarnya habis semua. Sedang jenazah adik dan keponakan saya siangnya, tapi jauh dari rumah semula, " kata Zaenab.
Jumlah pengungsi di lokasi ini sebanyak 85 KK yang terdiri 325 jiwa. "Korban tsunami lainnya di Karabohong yang rumahnya hancur, tinggal di tempat saudara atau mengontrak rumah, " kata Ikhwan, rekawan PMI. (Fie)
BERITA TERKAIT
Visa Transit 4 Hari Tak Bisa untuk Haji
ATF 2023 Jadi Kebangkitan Pariwisata Indonesia
CIMB Niaga dan Cathay Pacific Wujudkan Wisata ke Destinasi Impian Dunia
Bawaslu Magelang Kawal KPU Sempurnakan Data Kematian Warga
Begini Kesiapan Telkom dalam Menyukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
Gandeng Empat Lini Bisnis, Nagita Slavina Bawa RANS ke Kuliner dan Gaya Hidup
PT Piaggio Indonesia Buka Cabang di Mojokerto
Beragam Penyebab Wanita Harus Operasi Angkat Rahim
Bulog Jamin Beras Impor Premium Dijual Tak Sampai Rp 10 Ribu Sekilo
Ditemukan di Fosil Ikan, Ini Bentuk Otak Berusia 319 Juta Tahun
Serunya Saat Bir Plethok dan Gado-Gado Jadi Pertunjukan Teater Dokumenter
Soal Galon Guna Ulang, KPPU Duga Ada Diskriminasi
Maybank Indonesia Resmikan Kantor Cabang Kota
Cegah Investasi Bodong, Pecalang Bali Ikuti Literasi Pasar Modal
Penderita Diabetes Anak Meningkat, Ini Pesan Menkes Budi Gunadi Sadikin
Cara Top Up Game di Mocipay Pakai Pulsa
Bidik Pertumbuhan Dua Kali Lipat, Bank Muamalat Geber Pembiayaan Perumahan
Pembunuh Nomor Tiga, Kemenjes-MD Anderson Layani Pasien Kanker
Tersangka Pembunuhan Siswi Kelas 3 SMP Terancam Pasal Berlapis
Kabar Baik! 99 Persen Orang Indonesia Punya Antibodi COVID-19
Dukung Gematapas, BPN Bantul Pasang 4.000 Patok Tanah