Menpar Luncurkan CEO Message, Apa Itu?

user
tomi 17 Juni 2016, 18:09 WIB
untitled

JAKARTA (KRjogja.com) - Satu per satu jurus Menpar Arief Yahya dikeluarkan. Setelah mengeluarkan resep WIN-Way, 3S yakni Solid, Speed, Smart, sebagai corporate culture di Kementerian Pariwisata dan seluruh stakeholder Pariwisata dari pusat sampai daerah, kini makin tajam dan menusuk ke dalam.

Namanya CEO Massage, inspirasi khusus dari Arief Yahya terutama kepada orang-orang pariwisata, yang dikeluarkan setiap minggu sekali. Dia mengajarkan nilai-nilai, ide-ide besar, referensi, benchmarking, contoh sukses dari orang sukses, sikap berkorporasi, yang ujungnya membangun WIN-Way itu.

CEO Note pertama dibacakan sendiri oleh Arief Yahya sebelum membuka Rapat Pimpinan (Rapim) setiap Selasa, di Lantai 16 Gedung Sapta Pesona, Kemenpar, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakpus belum lama ini. "Catatan Mingguan, CEO Message ini terbuka, orang luar pun boleh membaca, kalian sebagai orang pariwisata harus lebih paham, dan mengimplementasikan dalam bertugas," pesan Arief Yahya pada Eselon I dan II di Kemenpar itu.

Menurut Menpar kalau spirit WIN-Way atau jurus Wonderful Indonesia Way itu ibarat rumahnya, maka CEO Note menjadi isi di rumah itu. Karena itu, orang Kemenpar tidak cukup sekedar menghafal prinsip WIN-Way dengan 3S saja, tetapi terimplementasi dengan konkret di lapangan.

"Ini juga untuk mengatasi problem komunikasi selama ini. Apa yang saya inginkan, belum tentu bisa terdeliver sampai ke bawah, eselon II-III-IV. Jadi orang Kemenpar sendiri tidak banyak yang memahami Menterinya mau apa? Mengapa kebijakannya begini, mengapa juga begitu,” ucap Arief Yahya.

Bahkan Menpar pernah menghitung, apa yang disampaikan di Rapim itu hanya 60% diserap oleh para pejabat Eselon I-nya. Lalu dari 60% itu yang bisa disampaikan ke level bawahnya juga hanya 60%-nya lagi. “Jadi bisa dibayangkan, terlalu banyak pesan yang hilang dari meja rapat ke meja rapat berikutnya. Belum lagi potensi salah persepsi, salah maksud, salah tangkap. Lebih berbahaya lagi,” jelasnya.

Menurut Menpar, baginya tugas pertama seorang pemimpin saat mulai mengemban tugasnya adalah menghadapi kenyataan, sepahit apapun kenyataan itu: facing reality and confront the brutal facts. Pemimpin yang kuat haruslah melihat kenyataan yang dihadapinya dengan clear eyes dan apa adanya, tak dikurang-kurangi, tak ditambah-tambahi. "Dengan begitu bisa menghadapi dan mencari solusi yang tepat. Seorang pemimpin tak boleh menyangkal apalagi lari dari kenyataan sepahit apapun kenyataan tersebut." (*)

Kredit

Bagikan