Presiden Ingin Program Padat Karya Tunai Berkelanjutan

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo (kiri) dan Kepala Desa Citarik, Moch Ledi Nurlaedi (Nugrah/Kemendesa)
SUKABUMI, KRJOGJA.com - Presiden Joko Widodo meninjau pelaksanaan program Padat Karya Tunai (PKT) dana desa di Desa Citarik, Kecamatan Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (8/3).
Pelaksanaan proyek dana desa termin pertama tersebut digunakan untuk pembangunan tembok penahan tanah penunjang embung desa dan pembangunan pondok wisata.
Melalui Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, Presiden Jokowi berpesan agar pembangunan dengan dana desa melalui program PKT ini terus dilanjutkan.
"Pak Jokowi kagum, kok biayanya bisa murah, padahal swakelola. Program ini harus benar-benar berkelanjutan jangan sampai putus, pesannya (Jokowi)," ujar Menteri Eko.
Menteri Eko melanjutkan, Presiden meminta program PKT terus dilanjutkan karena program tersebut dapat meningkatkan konsumsi dan daya beli masyarakat. Selain itu, program dengan skema tersebut juga dapat menyerap langsung tenaga kerja dari desa.
"Model seperti ini, yakni padat karya tunai, 30 persen dari nilai pekerjaannya wajib untuk membayar upah pekerja," sambungnya.
Ke depan, lanjut Menteri Eko, Desa Citarik akan dikembangkan menjadi desa wisata yang ramah lingkungan. Dengan adanya rumah pengolahan limbah yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bina Sejahtera, kawasan desa yang awalnya kumuh dan mengganggu kesehatan masyarakat, kini semakin berbenah dan bersih.
"Citarik jalannya diperbaiki. Ada tempat pengelolaan sampah, dibangun resapan air, saung-saung supaya dikembangkan daerah wisata atau Geopark. Yang tadinya dari daerah kumuh, bisa jadi tempat wisata dengan pengembangan embungnya dan lain-lain," ujarnya.
Pengerjaan proyek dana desa di Desa Citarik, Kecamatan Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi yang dikunjungi Presiden Joko Widodo tersebut terdiri dari pembangunan tembok penahan tanah (penunjang embung) dengan panjang 92 meter dan pembangunan pondok wisata. Untuk tembok penahan tanah, masyarakat desa menggunakan anggaran dana desa 2018 tahap I sebesar Rp 51.237.750.
Dari jumlah tersebut dialokasikan untuk upah tenaga kerja sebesar Rp 18.265.000 atau 30 persen dari nilai pekerjaan. Dengan upah harian Rp80 ribu – Rp 100 ribu, waktu pengerjaan ditargetkan selama 25 hari. Sedangkan untuk pembangunan pondok wisata 6 unit menghabiskan anggaran Rp. 89.060.000 dengan upah tenaga kerja Rp.28.299.000. Lama waktu pengerjaan pun ditargetkan 25 hari kerja. (*)
BERITA TERKAIT
Di Pati 300 Kilometer Jalan Rusak, Warga Iuran Sukarela untuk Perbaikan
Aktif di Yayasan Panti Rapih, T Hani Handoko Dipanggil Tuhan
Tersangka Mutilasi Pakem Mengeksekusi Korban Tanpa Terburu-buru
SD Negeri Caturtunggal 3 Adakan 'Panen Karya P5'
Tetapkan 1 Tersangka, Kejari Sukoharjo Tangani Kasus Dugaan Korupsi PD BKK Bulu
Berkedok 'Valet Parking' Hotel Bawa Kabur Mobil HRV
Sambut Ramadan, Komunitas Guru Gugus 8 Depok Gelar Bazar
Perdebatan Hisab dan Rukyat Sudah terjadi di Zaman Belanda
Padusan di Telaga Kusuma, Pengunjung Disambut Live Music
AMI Bertekad Implementasikan Sapta Karsa
Sadisnya Pelaku Mutilasi Pakem, Usai Membunuh Mampir Makan di Warmindo
Suasana Puasa Zaman Kolonial Belanda, Satu Bulan Sekolah Libur
Organisasi Berbasis Digital, Jadilah Kupu-kupu
Lulusan STPMD 'APMD' Dituntut Proaktif dan Aplikasikan Ilmu di Masyarakat
Pelaku Mutilasi Sempat Tulis Surat, Kita Bisa Bertemu di Penjara atau Akhirat
Berangkat Mijit Pelanggan, Malah Curi Motor
BRI Terkoneksi SIPD, Mudahkan Pengelolaan Transaksi Keuangan
Imam Sudjarwo Terpilih Ketum Ketiga kalinya
Oknum Kepsek dan Korwil Disdik di Wonogiri Bikin Foto Asusila
497 ASN Pemkab Sukoharjo Terima SK Kenaikan Pangkat
Sosialisasi Dan FGD Menyikapi Erupsi Merapi Terkini