Multilateralisme, Upaya untuk Menyelesaikan Masalah

Gedung PBB di New York, rumah bagi setiap negara. (Foto: Ardhike I)
AMERIKA SERIKAT, KRJOGJA.com - Selain Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla yang mempromosikan multilateralism atau kerja sama antarberbagai negara di General Debate Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (SU PBB) di New York beberapa waktu lalu, sejumlah kepala negara ASEAN juga melakukan hal yang sama. Sebagian besar dari mereka menyetujui apa yang disampaikan Jusuf Kalla.
Seperti yang dikatakan Deputi Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Vietnam Pham Binh Minh dalam pidato di PBB, Sabtu (30/9/2019). Minh mengatakan, multilateralisme adalah kebutuhan penting untuk komunitas internasional menghadapi tantangan saat ini. Ia memaparkan, tantangan tersebut bisa berupa kekuatan politik hingga kebutuhan sumber daya. Ditambahkan Minh, multilateralisme mendapatkan tempat tersendiri di kebijakan luar negeri Vietnam.
Senada, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong juga mengungkapkan hal yang relatif sama. Dalam pidato di depan anggota PBB, Jumat (27/9/2019), Lee meminta kepala negara lainnya untuk mempererat hubungan kerja sama saat ini. Dengan begitu, banyak permasalahan yang bisa diselesaikan secara bersama-sama, seperti perubahan iklim.
Sekretaris Holy See Kardinal Pietro Parolin mengucapkan hal senada. Mewakili Pope Francis, ia meminta setiap negara juga peduli dan mencari cara untuk mengakhiri penderitaan, khususnya di Timur Tengah, Syria dan Yaman.
Menanggapi hal tersebut, Presiden SU PBB ke-74 Tijjani Muhammad-Bande mengatakan, multilateralisme adalah cara untuk menjaga perdamaian, keamanan hingga kestabilan perkembangan suatu negara. "Meski kita terkadang tidak setuju dengan bagaimana dunia diatur, tapi seharusnya kita bisa mengandalkan multilateralisme berdasarkan permintaan internasional," ucapnya dalam penutupan SU PBB ke-74, Senin (30/9/2019).
Menurutnya, semangat multilateralisme adalah memberi dan mengambil. Ia menilai dalam sidang majelis umum ini multilateralisme adalah jawaban untuk permasalahan setiap negara. Debat yang dimulai Selasa itu memperlihatkan keaktifan kepala negara untuk mempromosikan kerja sama luar negeri.(M-1)
BERITA TERKAIT
Balas Dendam Anak Anusapati, Lanjutkan Perebutan Tahta Singasari
Sering Dilewati Truk Proyek Tol, Jalan di Sumberejo Klaten Rusak Parah
Kekerasan Seksual Terhadap Anak Kembali Terjadi di Wonogiri
Imigrasi Jalin Kerja Sama dengan Australia Bidang Keimigrasian
Pebalap Motor Legendaris Yogya, Irwan Ardiansyah Meninggal Dunia
Patroli Malam Polres Bantul Sikat Miras, Petasan dan Knalpot Blombongan
Satu Buku yang Sudah Ridigitalkan, Hasilkan Inovasi Pemikiran Baru
Cara Bermain Saham dengan Modal Rp 100 Ribu
Sarasehan 'SiBakul', Wujud Dukungan UMKM
Empat Penjual Petasan di Demak Ditangkap, 40 Kilogram Obat Mercon Disita
Tinggalkan Messi, Cristiano Ronaldo Pertajam Rekor Gol
Jadi Khatib Tarawih, Danramil 04 Ingatkan Umat Jaga Toleransi
Surga Tersembunyi di Gunung Kendil, Moyo Bening Wisata Alam Ala Ubud Bali
Shin Tae-yong Galau usai Drawing Piala Dunia U-20 2023 Batal
JJLS dan Ringroad Jadi Sasaran Operasi Cipkon Malam Hari
Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Cek Pengumuman SNBP 2023 Beserta Linknya
Janda Tanpa Suami Melahirkan, Bayi Dibuang
Langgar Netralitas Pemilu, Okum ASN di Banyumas Terancam Sanksi Berat,
Usai Bebas dari Penjara, Putra dari Koki Marco Pierre White Masuk Islam
Utah Mulai Batasi Remaja Akses Media Sosial
Indonesia Darurat Kesehatan Mental