Pejuang Keanekaragaman Hayati Muda Perlu Menguasai Dasar Navigasi Darat

Dalam navigasi darat kemampuan dalam membaca peta dan menggunakan kompas wajib dikuasai. Pada pelatihan navigasi darat, peserta diajarkan lebih dalam komponen yang dapat dilihat dan dipelajari dalam peta, antara lain judul peta, nomor peta, koordinat
Krjogja.com - JAKARTA - Pejuang keanekaragaman hayati muda perlu menguasai dasar navigasi darat. Demikian diungkapkan Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan KEHATI Rika Anggraini dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (27/9/2022).
“Ke depannya, pelestarian keanekaragaman hayati akan menghadapi tantangan yang semakin berat dan kompleks. Pelatihan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan para pejuang keanekaragaman hayati muda KEHATI,” ujarnya.
Pelatihan navigasi darat tersebut dapat menjadi bekal bagi peserta dalam kegiatan sosial lain seperti penyelamatan korban bencana alam dan lainnya.
Dalam navigasi darat kemampuan dalam membaca peta dan menggunakan kompas wajib dikuasai. Pada pelatihan navigasi darat, peserta diajarkan lebih dalam komponen yang dapat dilihat dan dipelajari dalam peta, antara lain judul peta, nomor peta, koordinat peta, kontur, skala peta, dan legenda peta.
Kemudian, peserta mempelajari teknik navigasi darat menggunakan kompas dan diajarkan untuk arah utara, selatan, barat, dan timur. Sudut utara adalah arah yang penting, karena menjadi acuan utama yang ditunjukkan melalui jarum merah. Di bagian rumah kompas terdapat skala angka 0–360 serta huruf N, S, W, E yang merupakan petunjuk arah.
“Apa yang penting adalah bagaimana peserta dapat mengetahui cara mengambil arah yang benar sesuai arah yang ditunjukkan oleh jarum kompas. Pastikan tidak ada benda yang mengandung besi di dekat kompas, karena hal tersebut dapat mengganggu pergerakan jarum kompas,” katanya.
Selain peta dan kompas, terdapat beberapa alat navigasi darat lain yang perlu diketahui, yaitu roamer adalah salah satu alat bantu yang diperuntukkan untuk membantu membaca koordinat suatu titik yang telah diplot pada peta. Berikutnya douglas protractor, yaitu sebuah busur derajat berbentuk kotak yang berfungsi menentukan arah sudut.
Selanjutnya, Global Positioning System (GPS), yaitu sistem navigasi berbasis satelit yang terdiri dari setidaknya 24 satelit. Fungsi GPS ini adalah untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan sinkronisasi sinyal satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke bumi, sehingga dapat digunakan untuk menentukan kecepatan, arah, letak, dan juga waktu.
Berikutnya, Google Earth, yaitu sebuah program globe virtual yang memetakan bumi dari superimposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara, dan juga globe GIS 3D.(Ati)
BERITA TERKAIT
Kemenag Siapkan Hotel di Makkah-Madinah, Ada Lift Khusus Lansia
Tiru Indonesia, Filipina Ikut Larang Ekspor Mineral Indonesia
Jelang Ramadan, PBNU Harap Ketegangan Politik Mereda
Yaqut Qoumas Minta Jangan Gunakan Agama Untuk Berpolitik
DPRD Purworejo - FH UAD 'Susun' Raperda Pemberdayaan Ekonomi Kreatif
Terbagi Dalam 3 Dapil, Jumlah Anggota DPRD Kota Magelang 25
Gerakan Bunda Literasi Dongkrak SDM Keseluruhan
Ramadan Djoewara #2 di THE 1O1 Yogyakarta Tugu
Kirab Mata Air, Bupati Klaten Sebar Udik- Udik
Siswa SMP N 1 Pleret Ukir Prestasi di Popda DIY
Donor Darah di Plaza Malioboro
Rilis Kinerja dan Pemusnahan BB, Polresta Jaga Keamanan Kondusif Jelang Ramadan
8 Pendaftar Bersaing Ketat Seleksi Direktur PDAM Sukoharjo
Bandara dan Navigasi Penerbangan Siap Layani Peningkatan Trafik Mudik Lebaran 2023
Awal Puasa Ramadan 2023 Versi Pemerintah, Muhammadiyah Hingga NU
Kawal Perbaikan Jalan Dlingo, ADB Audiensi ke PU PESDM DIY
Gunakan Kunci Magnet, 3 Tersangka Curanmor Dibekuk
Nguri-uri Budaya, Padusan Boyolali Kembali Digelar Meriah
YKI Sosialisasi Cegah Kanker Secara Dini dan Mandiri
Beban Utang Tinggi, RI Bakal Kehilangan Generasi Terbaik
Peringati Hari Hutan Internasional, 28.800 Pohon Ditanam di Purbalingga