Kemenkominfo dan Kemendikbudristek Gelar Training of Trainers Literasi Digital

user
Danar W 29 November 2022, 23:53 WIB
untitled

Krjogja.com - JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Kementerian Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI (Kemendikbudristek) gelar kegiatan Training of Trainers (ToT) Literasi Digital segmen pemerintahan bagi 30 Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemendikbudristek.

Demikian diungkapkan Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo yang diwakili oleh Ketua Tim Literasi Digital Segmen Pemerintahan, Niki Maradona, berharap kegiatan ToT dapat meningkatkan kompetensi ASN mengenai literasi digital. “Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan trainer literasi digital di lingkungan Kemendikbudristek yang nantinya diharapkan dapat mendorong ASN mengadopsi teknologi digital untuk meningkatkan pelayanan publik,” ujarnya di Jakarta, Selasa (29/11/2022).

Sedang Hanjar Basuki, Analis Kebijakan Ahli Madya mewakili Plt. Kepala Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Kemendikbudristek mengapresiasi Kemenkominfo yang memfasilitasi kegiatan ToT. “Diharapkan nantinya para trainer dapat menyalurkan ilmu mengenai literasi digital kepada seluruh pegawai Kemendikbudristek demi mengawal program-program Kementerian/Lembaga untuk mendukung visi misi Presiden,” jelasnya.

Sesi pertama membahas Keterampilan dan Keselamatan Digital yang dibawakan oleh Teddy Sukardi dan Mohammad Iqbal selaku praktisi literasi digital. Teddy Sukardi menyampaikan mengenai perangkat keras dan perangkat lunak teknologi digital. Para ASN diharapkan dapat memahami mengenai perangkat-perangkat tersebut sehingga dapat digunakan dalam memudahkan pekerjaan. “ASN harus memahami penggunaan perangkat dan aplikasi. Itu dapat digunakan untuk mengembangkan konten digital dalam konteks bidang pekerjaan,” tutur Teddy.

Setelah penyampaian materi mengenai perangkat dan keamanan digital, Mohammad Iqbal melanjutkan dengan pengenalan aplikasi yang dapat digunakan untuk menunjang pekerjaan serta praktek dalam menggunakannya.

Pemateri berikutnya adalah Cahyo Edhi yang membawakan materi mengenai pentingnya peran ASN dalam penyampaian etika digital kepada masyarakat. “Etika digital merupakan jenis soft skill yang menjadi tantangan bagi Bapak dan Ibu sebagai ASN karena (berperan) membantu menyadarkan netizen bahwa dunia maya juga membutuhkan etika,” tuturnya.

Cahyo juga menyampaikan pada para peserta mengenai situs lapor.go.id dan layanan.kominfo.go.id sebagai medium pengaduan public.

Materi dilanjutkan oleh Tri Hadiyanto Sasongko yang menyampaikan mengenai peran media sosial bagi sektor pemerintahan. Menurut Tri, ASN harus memahami hal-hal yang boleh dan dilarang untuk dilakukan. “Dunia virtual juga membutuhkan kehati-hatian. Terdapat sanksi bagi ASN yang menyampaikan pendapat [berisi] ujaran kebencian di sosmed. Hal tersebut dikategorikan pelanggaran berat,” tutur Tri.

Andri Johandri, pemateri berikutnya menjelaskan mengenai maraknya kebocoran dan pencurian data di era pesatnya teknologi informasi seperti sekarang ini. “Dunia internet itu rawan diretas. Tidak ada yang bisa menjamin keamanan data. Bahkan sekarang ini kita bisa lihat bahwa banyak domain universitas (.ac.id) yang diretas oleh hacker,” jelasnya.

Andri juga menambahkan bahwa, setiap orang harus membekali diri dengan kemampuan digital sehingga bisa mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Hari Singgihnugroho melanjutkan materi mengenai Keamanan Digital dalam konteks pentingnya privasi data dan informasi. Kedaulatan informasi terkadang dianggap tidak terlalu penting untuk dipertahankan, padahal informasi merupakan aset yang sangat penting. “Informasi harus dilindungi karena sebetulnya target pencurian [dari peretasan] adalah informasi yang kita miliki,” jelasnya.(Ati)

Kredit

Bagikan