Soal Ceramah Cak Nun, Wamenag : Kritik Boleh Sarkastik Jangan

Emha Ainun Nadjib
Krjogja.com - JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI PusatPusat, yang juga Wakil Menteri Agama RI Zainut Tauhid Sa'adi memberi tanggapan mengenai ceramah Emha Ainun Nadjib atau akrab disapa Cak Nun.
Menurutnya, Kebebasan menyampaikan pendapat apakah itu bentuknya kritik maupun saran hendaknya dilakukan dengan cara yang santun, bijak dan menghormati etika, tidak dengan cara yang sarkastik dan melanggar norma susila, hukum dan agama.
"Saya mengimbau kepada siapa pun khususnya penceramah agama untuk tidak menyerang kehormatan atau harkat dan martabat diri presiden dan/atau wakil presiden di depan umum. Apa pun alasannya tindakan tersebut tidak dibenarkan menurut ajaran agama dan ketentuan hukum," ungkap Wamenag melalui keterangan persnya, Kamis (19/1/2023).
Wamenag juga mengimbau kepada para penceramah agama/pendakwah dan tokoh agama hendaknya menjadikan mimbar ceramah sebagai ruang edukasi publik yang mencerahkan dan inspiratif. Setiap tokoh agama, ulama, dan penceramah agama mengemban tugas mulia sebagai pewaris para nabi (waratsatul ambiya) untuk melaksanakan tugas amar ma'ruf nahi munkar yakni mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran melalui jalan dakwah.
BACA JUGA :
Tolak Revisi PP 109/2012, Ini Alasan Pelaku dan Pemerhati Industri Tembakau
Sambil Menunggu Rehab, Siswa Mengungsi Dulu
Karenanya dalam melaksanakan tugas dakwah harus dengan cara-cara yang diajarkan oleh Rasulullah SAW yaitu yakni dengan hikmah penuh kebijaksanaan, mau'idhah hasanah dengan pesan-pesan yang baik, dan mujadalah hasanah yakni berdiskusi atau bertukar pikiran dengan cara yang santun dan bijak.
"Saya kira ketiga hal tersebut bersifat umum yang semua penceramah agama sudah sangat memahaminya, hanya penerapannya saja yang dibutuhkan kesadaran dan tanggung jawab."
Tidak boleh atas nama melaksanakan tugas dakwah yang mulia dengan mengungkapkan kata-kata yang kasar, menebarkan ujaran kebencian, hoax, fitnah, adu domba, bersikap subyektif dan berlaku tidak adil.
Setiap penceramah agama hendaknya bersikap adil dan obyektif dalam menilai seseorang, jangan sampai karena kebencian atau ketidaksukaannya terhadap orang lain menjadikan tidak bisa berbuat adil. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Quran surat Al Ma'idah ayat 8.
"Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan"," pungkas Zainut Tauhid. (Ati)
BERITA TERKAIT
Gak Jauh dari Candi Borobudur, Destinasi Wisata Ini Layak Dikunjungi
Bos BRI Ungkap 6 Faktor Penentu Keberlanjutan Industri Bank
Jokowi: ASEAN Berperan Penting bagi Rakyat, Kawasan dan Dunia
Sinergitas Desa Wisata dan UMKM Dalam Pengembangan Potensi Wilayah
Resmi Dilantik, APSI DIY Percepat Transparasi Pendidikan
Rakernas AFPI 2023 Wujudkan Penguatan Ekonomi Digital
Bus Persis Solo Dilempari Batu, Polisi Ringkus 2 Terduga Pelaku
Brigade Nasional Dukung Jokowi Memberantas Radikalisme dan Intoleransi
20 Bangunan Sekolah Berhasil Direnovasi
Remaja Palestina Tembak Warga Israel
Mahasiswa Diingatkan tentang Tujuan Kemerdekaan, Hindari Keinginan Ganti Pancasila
Jerman Optimisi Lolos Resesi
Generasi Muda Jangan Terjebak Investasi Tak Jelas, Bernadus Wijaya Berikan Tipsnya
Tuban Heboh, Air Sumur Warga Mendadak Berubah Warna Seperti Darah
Akhirnya Surya Paloh dan Jokowi Bertemu
PSSI dan China Berencana Kerjasama Sepakbola
Enam Parpol Buka Pintu untuk Kaesang
Pesan Megawati, Perjuangkan Inggit Garnasih Diangkat Pahlawan Nasional
Citilink Operasikan Lagi Rute Halim - Cepu
Sinergi PT Pos dan Instansi Terkait Launching Digitalisasi Pasar Rakyat Angkruksari
Beri Peluang Berkarir, Mayora Group Gelar Career Exhibition