Budi Waseso Bongkar Modus Mafia Harga Beras

Ilustrasi
Krjogja.com - JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso membongkar cara licik oknum udalam mempermainkan harga beras. Padahal sudah ada patokan harga yang ditetapkan oleh pemerintah.
Budi Waseso menyampaikan, harga jual cadangan beras pemerintah (CBP) adalah sebesar Rp8.300 per kilogram untuk harga dari gudang. Di hilir atau tingkat konsumen, harganya dipatok harga eceran tertinggi (HET) R 9.450 per kilogram.
Dalam temuan dia, ternyata harga beras Bulog di hilir masih ditemukan lebih tinggi dari HET. Sebab, ada permainan di sisi distribusi dari gudang ke eceran. "Kalau tadi saya bilang harganya jadi mahal, gini kesalahannya bukan di Bulog. Bulog kan melepasnya Rp8.300, okelah karena itu di wilayah Jakarta," ujar dia di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Jumat (20/1).
Dia kemudian mencoba menghitung keuntungan yang bisa didapat dalam proses penjualan dari gudang hingga ke konsumen. Dengan formulasi yang sudah ditetapkan, seharusnya sudah ada keuntungan di setiap lini.
Baca juga :
Muhammad Prakosa, Duta Besar Indonesia Untuk Italia asal Bantul Meninggal Dunia
Total Lelang Selama Tahun 2022 Mencapai Rp 35 Triliun
Perangkat Desa Cangkol Hanyut di Saluran Irigasi Ditemukan Tewas
"Berapa sih biaya angkut sampai ke tempat penyebarannya? Ya paling tidak, boros-borosnya Rp200 per kilo. Berarti kan modalnya Rp8.500, ini hitung-hitungan bodohnya saya. Sekarang kalau dijual Rp8.800 katakanlah, sudah dapat untung Rp300, kan para pengecernya dapat untung lagi. Kalau kita jual Rp8.800 (per kilogram), mungkin pengecer jual ke konsumen Rp9.000 (per kilogram)," paparnya.
"Harapannya paling tinggi sesuai dengan HET dong yang Rp9.450. Nah, sekarang belinya sudah Rp9.400, Rp9.500, gimana ceritanya dia mau jual HET? Dari mana untungnya? Ya nggak mungkin, yang pasti dia jual di atas HET," sambung Buwas.
Lebih lanjut, dengan hitungan yang diungkapnya tadi, ada oknum yang memainkan harga tersebut. Dia menyebut kalau itu adalah permainan dari mafia.
Buwas juga telah mengendus adanya mafia yang bermain di tubuh Bulog. Bahkan, dia tidak segan untuk memecat oknum di tubuh Bulog yang kedapatan mempermainkan harga beras. (*)
BERITA TERKAIT
Kapolda Jateng Tinjau Ledakan Kaliangkrik, Bahan Mercon Termasuk Low Explosive
10 Spot Ngabuburit Favorit Keluarga di Sragen
Tiga Tahun Di-PHK Tanpa Pesangon, Buruh di Jogja Bawa Perusahaan ke Pengadilan
Dua Kakek dan Seorang Pemuda Bobol Rumah Kosong
Polisi Bekuk Tersangka Pembobol Kios Onderdil
OMG Yogyakarta Ajak Milenial Kreatif Ciptakan Lapangan Kerja Baru
Dua Remaja Diserang Sekelompok Pemuda Bersenjata Celurit
Kolaborasi Bersama BRI, Desa Mengulungkidul Sabet Berbagai Penghargaan
Terbongkar! Material Bangunan Dicuri Karyawan Sendiri
Polisi Tak Tutup Kemungkinan Proses Kelompok Korban Pengeroyokan
Benarkah Tiko Aryawardhana Pacar Bunga Citra Lestari?
Cegah Aksi Klithih Meluas, Kapolda DIY Buat Kebijakan Ini
Mak Ganjar Percantik Taman Wisata Embung Blubuk
Awas! Penipuan Siber Berkedok Lapor SPT Pajak via Email Meluas
Hari Ini Penukaran Uang Baru Lebaran 2023 Dibuka
Sabung Ayam Jadi Ajang Perebutan Tahta Singasari
Mengharukan, Video Anak Pelukan Sama Ayahnya di Tahanan Viral di Medsos
Gunakan dengan Bijak, Awas Krisis Air Global
Mahfud MD Tantang Balik DPR RI Terkait Transaksi Rp 349 T
Konfrontasi Amerika - China Tinggal Menunggu Waktu
Begini Kata Tetangga tentang Dampak dari Ledakan Hebat Obat Petasan di Kaliangkrik