TNI Polri Kuasai Wilayah Egianus Kogoya

Ilustrasi
Krjogja.com - PAPUA - TNI Polri telah menguasai wilayah Kabupaten Nduga, wilayah tempat Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua pimpinan Egianus Kogoya yang telah menangkap pilot Susi Air Kapten Philips Max Martheins. Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander Panelewen menyampaikan bahwa saat ini situasi di Kabupaten Nguga relatif aman.
“Upaya untuk mencari keberadaan pilot masih terus dilakukan,” tutur Rio, Rabu (22/02/2023).
Menurut Rio, TNI dan Polri telah menguasai wilayah Kabupaten Nduga dan mempersempit ruang gerak Egianus Kogoya beserta kelompoknya. “TNI dan Polri telah menguasai Nduga, dan kami masih tetap mengedepankan upaya negosiasi dan pendekatan. Kembali kepada Egianus mau menyerah dan kembalikan pilot kepada kami ataukah tidak,” jelas dia.
Lebih lanjut, kata Rio, pasukan gabungan TNI Polri telah diterjunkan dan melakukan penyekatan untuk setiap jalur yang dilalui KKB. Hal itu merupakan tanda negara hadir di bumi Papua untuk menyelamatkan masyarakat dari gangguan KKB, termasuk menyelamatkan pilot Susi Air.
Baca Juga
“Negara tidak boleh kalah. Pasukan sudah insert semua, jadi terserah Egianus saja, mau menyerah atau tidak,” Rio menandaskan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md mengatakan, KKB pimpinan Kagoya meminta agar Papua Merdeka menjadi syarat pilot Susi Air itu dilepas. Tetapi, Mahfud membalas bahwa kelompok KKB Papua itu telah dikepung.
"Ini masalahnya yang disandera orang asing, dan begini pokoknya sandera ini akan kami lepas kalau Papua dilepas. Itu ancamannya. Saya katakanlah, 'loh saya sudah tahu loh tempatnya, koordinat berapa' seperti itu. 'Kamu sudah kita kepung sekarang'," kata Mahfud Md di Kemenko Polhukam, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (21/2/2023).
Namun, Mahfud menjelaskan, dalam proses evakuasi pemerintah menghindari tindak kekerasan agar tidak menjadi sorotan internasional. Maka dari itu, cara evakuasi mesti diselesaikan secara cermat.
"Tetapi begitu kita mau bergerak, kan pemerintah Selandia Baru datang ke sini dan kami memohon tidak ada tindak kekerasan karena itu warga kami agar masalah ini tidak menjadi masalah internasional. Kalau internasional itu kita yang rugi, Pak. Oleh sebab itu, kita masih tangani, ditunggu saja, mudah-mudahan ada penyelesaian," tuturnya. (*)
BERITA TERKAIT
Serial Imlie 3 Juni 2023, Liciknya Narmada Menghasut Sana-sini
Makin Kerasan di La Li Sa Dengan Spot Baru
Mandoors Tawarkan Perantara Realita dan Utopia Di Album SONE
Gerombolan Remaja Bawa Sajam Hendak Tawuran Ditangkap
Dari Jogja, Pandika Kamajaya Rilis Tembang Pulang
HUT ke-2, Mataram Utama Gelar Festival Sepakbola Piala Ketua DPRD DIY
Calon Pengantin Tewas Ditusuk Mantan Tunangan Wanita
Pelaku UMKM Minta Pemerintah Bantu Turunkan Harga Daging dan Telur Ayam
China dan Rusia Tolak Seruan Amerika
Lika-liku Juri Kontes Kicau Burung
BRI Raih 2 Penghargaan Internasional The Asset Triple A
Ayah Mertua Puan Maharani Meninggal Dunia
Menko PMK Tinjau Penginapan Jamaah
Arbi Aditama Siap Berlaga di JuniorGP Jerez
67 Persen Kebutuhan Pembangkit Listrik Berasal dari Batubara
Komisi B DPRD Grobogan Apresiasi Peran RKG Terhadap Petani
Jadi Inspirasi Juniornya, Tiga Atlet Renang DIY Dapat Beasiswa Kuliah Keluar Negeri
Pancasila Sempurna untuk Indonesia
ICS Compute Raih Penghargaan CPPO Partner
Hari Ini Wajah Baru Lokananta Diperkenalkan
Tajir! Elon Musk Kembali jadi Orang Terkaya di Dunia