Inflasi Bulan Februari Sebesar 0,16 Persen

user
Ivan Aditya 02 Maret 2023, 00:01 WIB
untitled

Krjogja.com - JAKARTA - Tingkat inflasi pada Februari 2023 sebesar 0,16 persen. Inflasi ini lebih rendah dari bulan Januari 2023 yang mencapai 0,34 persen.

“Tingkat inflasi pada Februari 2023 sebesar 0,16 persen. Inflasi ini lebih rendah dari bulan Januari 2023 yang mencapai 0,34 persen. Tetapi tingkat inflasi bulan Februarib2023 lebih tinggi bila dibanding dengan Februari tahun 2022, karena pada waktu utu terjadi deflasi sebesar 0,02 persen,” kata Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini di Jakarta, Rabu (01/03/2023).

Sementara inflasi secara tahunan sebesar 5,47 persen secara year on year (yoy) serta tingkat inflasi year to date (yyd) Februari 2023 sebesar 0,50 persen. “Sementara inflasi secara tahunan sebesar 5,47 persen, dibanding inflasi tahunan Februari 2022 yang mencapai 2 06 persen,” tegasnya.

penyumbang utama inflasi tahunan diantaranya komoditas bensin, beras, bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter dan tarif angkutan udara. Dengan andil masing masing sebesar 1,07 persen, 0,32 persen, 0,22 persen, 0,20 persen dan 0,17 persen.

Lebih lanjut dikatakan Pundji, inflasi pada bulan Februari 2023 ini, dari 90 kota yang disurvei, 63 kota mengalami inflasi dan 27 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ternate sebesar 1 85 persen dan deflasi terdalam terjadi di Gunungsitoli sebesar -0,98 persen.

Sementara inflasi tertinggi secara tahunan terjadi di Kotabaru sebesar 7,88 persen dan terendah terjadi di Waingapu sebesar 3,57 persen. Tingkat inflasi yoy komponen inti Februari 2023 sebesar inflasi yoy sebesar 3,09 persen, inflasi m-to-m sebesar 0,13 persen, dan inflasi ytd sebesar 0,47 persen.

Ditambahkan, inflasi tahunan terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,23 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,18 persen; kelompok, perumahan udara, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 3,43 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 4,02 persen; kelompok kesehatan sebesar 2,94 persen; kelompok transportasi sebesar 13,59 persen.

Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,60 persen; kelompok pendidikan sebesar 2,76 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,08 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,63 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi.

Pudji juga mengatakan, menjelang bulan ramadan, perlu diwaspadai kenaikan harga. Adapun komoditas yang perlu diwaspadai yang dominan menyumbang inflasi yakni bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, daging, ayam ras dan beberapa komoditas lainya.

“Berdasarkan pengalaman setiap pada bulan ramadan, komoditas tersebut penyumbang inflasi. Jadi itu perlu diwaspadai kenaikan harganya,” tegasnya. (Lmg)

Kredit

Bagikan