Krjogja.com - YOGYA - Sebanyak 18 siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta (Padmanaba) mengikuti program pertukaran pelajar (student exchange) ke negeri Belanda, 6-23 Mei 2023. Para siswa juga menyempatkan mengunjungi sejumlah negara di Eropa seperti Jerman, Italia dan Prancis.
Kepala SMAN 3 Yogya, Kusworo yang ikut mendampingi para siswa saat di Eropa menuturkan, SMAN 3 Yogya telah menjalin kerja sama pertukaran pelajar dengan Stedelijk College Eindhoven, The Netherlands, sejak 2014.
"Ini menjadi kunjungan keenam yang telah dilakukan kedua sekolah, sepanjang ini," terang Kusworo di dampingi Wakil Kepala Sekolah Didik Purwaka, Rabu (31/5/2023).
Menurut Kusworo, sebelumnya pada Februari 2022, para pelajar dari Stedelijk College Eindhoven telah berkunjung ke Indonesia (SMAN 3 Yogya), sehingga kunjungan kali ini adalah kunjungan balasan. Saat di Belanda, para siswa tinggal bersama host family, sehingga bisa mengenal langsung tradisi dan kehidupan sehari-hari warga Belanda. "Para siswa di Belanda selama seminggu," ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskan Kusworo, selain berkunjung di Stedelijk College Eindhoven dan mempelajari budaya masyarakat Belanda, para siswa juga mengenalkan budaya Indonesia dalam sebuah cultural event dengan menampilkan tarian, nyanyian dan permainan tradisional.
"Diharapkan warga Belanda juga mengenal budaya Indonesia, syukur-syukur mau mempelajarinya," katanya.
Para siswa juga menyempatkan mengunjungi sejumlah sekolah dan perguruan tinggi di Belanda yaitu Eindhoven University of Technology. Begitu pula saat mengunjungi Berlin Jerman, para siswa menyempatkan mengunjungi The Free University of Berlin.
"Ini sangat penting untuk memotivasi siswa belajar ke luar negeri, dan ternyata banyak juga mahasiwa Indonesia yang belajar di sana," tutur Kusworo.
Menurut Kusworo, program pertukaran pelajar termasuk kunjungan ke negara-negara Eropa sangat kuat muatan pendidikannya dan sangat berkesan. Para siswa mempelajari banyak hal positif, terutama budaya disiplin, tepat waktu, lingkunganya yang bersih, masyarakatnya yang tertib dan lain sebagainya. "Ini sangat menginspirasi siswa untuk diterapkan di Tanah Air," katanya.
Kusworo juga kagum dengan persahabatan yang terjalin antara siswanya dengan siswa Belanda. Persahabatan mereka terlihat sangat akrab, tulus, dan tidak ada jarak (gap). "Anak muda sekarang sangat mudah bergaul secara global, hampir tidak ada halangan dalam berkomunikasi dan ini sangat positif," katanya.
Kusworo berharap persahabatan mereka terus terjalin sampai mereka dewasa saat menjadi pemimpin bangsa. Sehingga konflik/perang antarnegara bisa dihindari, karena pemimpinnya telah bersahabat sejak masih muda.
"Cita-cita jangka panjangnya dari program ini adalah perdamaian dunia. Kalau semua bersahabat tentu konflik bisa dihindari," pungkasnya. (Dev)