KRjogja.com - SEMARANG – Program Kepala Sekolah Inovator yang digagas Tanoto Foundation sebagai upaya meningkatkan kualitas Pendidikan dalam penerapan kurikulum merdeka oleh pemerintah disambut positif oleh sekolah-sekolah di Jateng maupun DIY. Di Semarang hingg akini terdapat 28 SD dan SMP memanfaatkan program ini.
“Dalam program ini ada tiga pilihan program yakni perpustakaan hibrida, project penguatan profil pelajar Pancasila (P5), dan penerapan pembelajaran terdiferensiasi,” ungkap Sasmoyo, Training Spesialist Tanoto Foundation, di Semarang, Senin (23/10/2023).
Sasmoyo mengatakan, program ini diharapkan bisa mendukung Kepala Sekolah untuk berinovasi sesuai dengan tujuan kurikulum merdeka. “Program ini sendiri telah dimulai pendaftarannya sejak bulan februari lalu dan diimplementasikan hingga bulan oktober ini. Harapannya setelah adanya program ini, kepala sekolah dan guru nantinya terbiasa untuk berinovasi secara mandiri,” ujarnya.
Baca Juga: The New BMW X5 ‘Super Canggih’ Mengaspal di Jateng dan DIY
Sementara Kasi Kurikulum SD Dinas Pendidikan Kota Semarang, Agus Sutrisno mengatakan, program Kepala Sekolah Inovator ini mendapat sambutan positif seluruh operator pendidikan di Kota Semarang.
Menurut Agus Sutrisno, akan sangat membantu Kepala Sekolah dan guru agar lebih memahami penerapan kurikulum merdeka. Disamping itu juga untuk meningkatkan kepahamanan sekolah yang ikut program ini terhadap kurikulum merdeka menjadi lebih intens, dibandingkan yang belum mengikuti program ini.
SD Negeri 02 Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang Kota Semarang yang menjadi salah satu sekolah pendampingan Tanoto Foundation kini menerapkan program untuk menurunkan kasus perundungan yang ada di sekolah tersebut.
Kepala SD Negeri 02 Sendangmulyo, Dasimah mengaku menerapkan kiat khusus yang melibatkan langsung siswa-siswi dengan memberikan catatan terkait kasus perundungan yang dialami, atau sebagai pelaku perundungan. Catatan tersebut dibuat dan dimasukkan ke dalam gallon untuk dimonitoring.
“Cara ini akan lebih efektif untuk mengetahui akar masalah dan menentukan cara penanganan yang tepat untuk menurunkan angka perundungan,” ujar Dasimah.
Baca Juga: Walikota Semarang Bersama PGN Resmikan Pemugaran Heritage Menara Syahbandar Semarang
Ia mencatat, tingkat keamanan di sekolahnya yang menurun dari 82,7 persen di tahun 2022, menjadi 80,68 persen di 2023.
“Masing – masing kelas berbeda – beda catatannya, bukan hanya tentang kasus yang dialami, tetapi juga catatan siswa sebagau pelaku perundungan juga ada,” ungkapnya
Pihaknya juga membuat program aku peduli, empati dan kasih sayang (AKU PEKA), yang diharapkan siswa – siswi nantiny menjadi duta anti perundungan.
“Anak – anak bisa menyuarakan stop perundungan, stop bullying di sekolah. Kami juga sosialisasikan kepada orang tua dan tempat tinggal mereka,” pungkasnya. (Cha)